Jumat, 15 Maret 2013

Bimbingan Konseling


Latihan Memecahkan Masalah dengan Bimbingan Konseling

1.      DESKRIPSI PERMASALAHAN
I.I Kasus
NR adalah seorang pemuda yang berasal dari keluarga menengah ke atas di daerah Kalimantan. ia seorang anak yang cerdas di sekolahnya, rajin belajar, disiplin dan berprestasi.  Ibunya seorang pengusaha di bidang kecantikan, sedangkan ayahnya adalah seorang pengusaha batubara.
Karena kesibukan kedua orang tuanya NR merasa kurang kasih sayang. Perasaan itu semakin bertambah ketika ia dikirim ibunya untuk melanjutkan studi di salah satu Pondok Pesantren di daerah Pasuruan. Permasalahan mulai muncul ketika ia mendengar kabar bahwa kedua orang tuanya telah bercerai. Ia kecewa dan berubah menjadi sosok yang pemalas, tidak disiplin, dan prestasinya menurun.
Meskipun demikian ia bisa menyelesaikan studinya, dan bercita-cita melanjutkan studinya di salah satu Perguruan Tinggi Malang. Tetapi keinginan tersebut brtentangan dengan keinginan para ustadz yang mengingikannya untuk mengajar di pondok.  Permasalahan semakin kompleks ketika ayah tirinya yang otoriter menginginkannya menjadi seorang polisi. Di tengah-tengah kebingungannya, ia memutuskan untuk tetap melanjutkan studinya di Malang. Setelah beberapa lama di Malang, ia bertemu dengan seorang cewek yang akhirnya menjadi kekasihnya. Dari hubungannya itu ia berharap dapat melupakan masalahnya selama ini. Akan tetapi harapan itu kandas ketika kekasihnya meninggalkannya begitu saja. Kejadian tersebut menjadikannya semakin terpuruk, suka bolos kuliah dan ugal-ugalan.
Dari ilustrasi di atas dapat disimpulkan bahwa NR berubah menjadi pemalas karena kekecewaannya kepada keluarga, dan kekasihnya.   

I.2 Riwayat hidup

NR Adalah Seorang anak laki-laki pasangan dari Pak Mardi dan Bu Retno. NR memiliki sifat seperti Ibunya Pintar,Rajin, Sholeh,Baik pada siapapun dan berbakti kepada Ortu. Bahkan NR menjadi cucu kesayangan kakek dan nenek dari bapak maupun mama-Nya.
Bapak dan Ibunya Seorang Penggusaha yang cukup sukses di luar jawa. Ketika usahanya menggalami kejayaaan Pak Mardi dan Bu Retno sangat sibuk hampir tidak punya waktu senggang untuk NR anak semata wayangnya.
 Ketika berusia 9 tahun  rumah tangga ortunya menggalami ujian yang membuat kedua orang tuanya sering berantem hebat. Pada suatu hari ketika pak mardi ada di Malaysia dengan urusan bisnis datanglah seorang wanita yang cantik menawarkan untuk bekerjasama dengan beliau kebetulan waktu itu beliau sangat tertarik dengan tawaran yang diajukannya. Akhirnya Pak Mardi menyetujui kerjasama tersebut. karena Pak Mardi berfikir kerjasama ini pasti menguntungkan pagi usahanya.
Suatu hari pak mardi dan mita ( perempuan yang mengajak kerjasama) janjian di sebuah restoran ternama di kaltim untuk urursan bisnis. Hari berganti hari, minggu berganti minggu, bulan berganti bulan tidak terasa waktu mereka lalui bersama. Karena seringnya mereka bersama tidak mereka sadari mempunyai perasaan yang membuat rumah tangga yang dibangun dengan cinta hancur seketika karena kebodohannya.Tidak disadari pak mardi selingkuh dibelakang Istrinya (Bu Retno) awalnya Bu Retno tidak curiga dengan tingkah laku Suaminya. Tetapi makin hari tingkah lakunya
.Ketika NR lulus SD, NR dibawa bapaknya kejawa untuk meneruskan study-Nya.NR dimasukkan pondok dengan harapan dia bisa menjadi laki-laki yang lebih bertanggung jawab, Pintar, Sholeh, dan lebih maju dari pada orang tuanya.
NR dititipkan sama Kyai pemilik salah satu pesantren di Pasuruan. Di Pesantren diajarka segala hal.Dari Pelajara agama,Arti Sabar dalam menghadapi kehidupan ini. hidup sosial,arti hidup, kemandirian dln.karena NR pada dasarnya anak yang sangat cerdas, pinter dan ulet dalam segala hal NR menjadi murid kesayangan Kyai dan Ustad di pesatren.dia mudah bergaul pada murid-muri di pesantren walaupun usianya lebih muda dari murid-murid lainnya.tidak hanya itu di masyarakatpun NR dipandang orang-orang sana anak yang baik karena dia sering mengikuti acara sosial dan suka menolong warga yang kesusahan di sekitar pesatren.
Delapan bulan kemudian NR mendapat kabar kalau orang tuanya udah cerai, kabar itu datang dari seorang Ibu muda yang Menggaku Adik mama-Nya (Bu Retno). Perempuan itu datang ke Pesatren di Pasuruan untuk menemui NR dan mencerikan semua kejadian yang dialami oleh kedua ortunya selama NR menuntut Ilmu dijawa kepada Kyai Pesantren.
Dengan kabar yang begitu mengejutkan bagi NR, akhirnya NR sakit karena memikirkan Ortu kandung-Nya, dan kabar itu merubah diri NR: yang asalnya Rajin Sholat, Pandai, Pintar, suka belajar dln. Menjadi anak yang malas-malasan, suka berbohong, sering bolos sekolah, ngrokok, bergaul sama anak berandala, suka menyendiri. Para Kyai dan Ustad di Pesantren prihatin akan keadaan NR yang makin hari makin tidak karuan,semakin hari NR menjadi anak yang sangat nakal. Dia tidak lagi menjadi anak yang penurut kepada guru,malah membangkang kalau dinasehati beliau.
Dengan segala upaya para Kyai, Ustad, mengharapkan NR berubah menjadi anak yang seperti dulu lagi.tetapi segala upaya telah mereka lakukan untuk merubah NR menjadi anak baik, Sholeh, rajin .Nasehat demi nasehat telah diterima NR tetapi NR malah menjadikan nasehat itu seperti angin lalu,masuk telingga kanan keluar telingga kiri.hari demi hari NR tidak ada perubahan sedikitpun, Akhirnya para Ortu angkatnya bermusyawarah yang tujuan-Nya mencarikan solusi buat NR, para ortu angkat pusing karena perubahan yang sangat drastis pada NR.
Selama 7 jam mereka bermusyawarah alhammdulillah mereka menemukan titik terang dan sepakat untuk sementara NR di pulangkan asalanya kaltim. Untuk ketemu dan bersosialisasi dengan keluarga barunya. menjadi-jadi NR di pukulin habis-habisan tanpa sepengetahuan mama-Nya,tetapi tetap berdiam diri karena takut itu malah membuat NR tidak betah dirumah sendiri.
Akhirnya NR kembali ke jawa untuk meneruskan studinya di Pesantren.NR mendapat sambutan yang sangat hangat sekali ketika tiba di Pesantren teman-teman sangat bahagia melihat NR kembali kesana, dengan senyuman yang hangat,kasih sayang para ortu angkatnya NR berjanji sama ortu angkatnya akan berusaha berubah seperti dulu lagi. Sedikit demi NR menggalami perubahan yang awalnya berteman dengan berandalan, merokok NR membatasinya. Tetapi karena NR orang sangat lembut dalam berbicara,penuh kasih sayang NR berusaha keras memegang janji yang telah diucapkannya kepada ortunya.
Tetapi karena pada dasarnya anak laki-laki itu susah diatur NR tetap saja terpengaruh akan ajakan teman-temannya yang tidak benar.hari berganti hari, Minggu berganti minggu, bulan berganti bulan dan tahun berganti tahun tidak terasa telah lulusan MTS dan babak baru bagi NR dan teman-temannya untuk memasuki jenjang ya ng tinggi lagi yaitu MA.
Waktu lulus NR kembali pulang menemui mama-nya dan NR mengatakan mau meneruskan studinya yang lebih tinggi lagi mama-nya sangat bangga anak pertamanya mempunyai keinginan untuk melanjutka studinya kejenjang yang lebih tinggi.bapak tirinyapun sangat mendukung NR tetapi tidak jauh dari keingginanya NR di suruh masuk polisi yang tidak sesuai dengan bidangnya.NR menolak keras permintaan bapak tirinya.
Dari perjalanan kisah hidupnya NR tetap melanjutkan kuliah di Unisma mengambil jurusan Syariah. Tapi sifatnya menjadi berubah. Suka bolos dan terkesan asal-asalan. Kuliah seakan-akan hanya sebagai pelariannya supaya jauh dari permasalahan yang ia hadapi. Padahal di lubuk hati paling dalam NR tetap mengharapkan adanya perubahan dalam hidupnya.Merajut kehidupan baru dengan benang baru pula.
I.3 Identitas
a.            Identitas Klien
Nama                           : NR
Kelahiran                     : Kaltim (Samarinda) / 13 Juni ...
Tempat Tinggal           : Tirto Utomo Gg.04
Anak Ke                      : Pertama’ (Pasangan dari Pak Mardi & Bu Retno)
Agama                         : Islam
Kewarganegaraan       : Indonesia
Pendidikan                  : TK, SD (Kaltim) / SMP, MA (Pasuruan)
Pekerjaan / PT             : Mahasiswa / Unisma
Semester / Jurusan       : II / Syari’ah 08’
b.      Identitas Ortu Kandung :
Nama Bapak              : Bapak Mardi
Pekerjaan                     : Penggusaha Batu Bara
Alamat                                    : Kaltim (Samarinda)
Nama Ibu                   : Bu Retno’
Pekerjaan                     : Pengusaha Bahan Kecantikan
Alamat                                    : Kaltim (Samarinda)
Agama                         : Islam
Kewarganegaraan       : Indonesia
c.       Identitas Bapak Tiri :
Nama Bapak               : M. Habib Amrullah
Pekerjaan                     : PNS (Kesehatan) dan Pengusaha Mebel Barang Antik
Alamat                                    : Kalsel
Agama                         : Islam
Kewarganegaraan       : Indonesia

    II.  METODE PENGUMPULAN DATA
Dalam mencari keterangan dan pengumpulan data. Kelompok kami menggunakan metode interview, melakukan wawancara kepada klien.

 III.  LANDASAN TEORI
Setiap manusia menginginkan kehidupan yang bahagia. Mencari kebahagiaan dalam hidupnya bagi manusia merupakan hak asasi yang harus dihormati dan dihargai. Namun, dalam mengarungi kehidupan tak jarang manusia mengalami permasalahan dalam mancapai kebahagiaan. Terkadang permasalahan muncul karena keinginan yang tidak terpenuhi. Karena, bertentangan dengan keinginan orang lain terhadap diri kita. Atau tuntutan dari lingkungan yang tidak sesuai dengan keinginan. Kenyataan yang tidak sesuai keinginan itulah yang iasanya menyebabkan permasalahan dalam kehidupan sesorang. Dalam menghadapi permasalahan terkadang ada yang brhasil menyelesaikan atau tidak berhasil.untuk menyelesaikan masalah banyak jalan yang ditempuh sesorang. Diantara cara yang ditemph adalah mencari seorang pembimbing yang senantiasa memberikan nasehat dan arahan serta bimbingan dalam menyelesaikan permasalahanya.
  1. Masalah Belajar
Bnayak anak-anak yang kecewa dan mengalami hambatan di dalam belajar. Hal tersebut bukanlah merupakan persoalan yang ringan, tetapi perlu endapatkan perhatian yang serius dari pihak pendidik, orang tua dan masyarakat umumnya. Adapun faktor yang dapat menimbulkan hambatan dalam belajar peserta didik adalah:
  1. Individu anak (kesehatan fisik, inteligensi, emosi).
  2. Penyesuaian materi ajar dengan tingkat umur dan kecerdasan peserta didik.
  3. Individu pendidik (kemampuan, emosi, metode, dan sebagaianya).
  4. Keluarga
  5. Lingkungan tempat tinggal dan belajar peserta didik.
Apabila masalah-masalah di atas tidak terselesaikan, maka akan menimbulkan kesulitan belajar dan kemampuan menyesuaikan diri bagi peserta didik.
  1. Kenakalan Remaja
Salah satu masalah pendidikan yang sulit dipecahkan adalah masalah kenakalan remaja yang mayoritas masih berstatus pelajar. Masalah kenkalan remaja erat kaitanya dengan keluarga danlingkungan tempat tinggalnya. Bahkan keadaan sekolah yang tidak teratur juga menyebabkan kenakaln remaja. Untuk jelasnya maka faktor di atas dapat dijeaskan sebagai berikut:
*      Krisis Rumah Tangga
Sebagaiman diketahui bahwa kehidupan moderen telah merubah sistem kehidupan sosial masyarakat. Zaman dulu segala kebutuhan hidup keluarga diselesaikan di rumah. Membuat jala, alat-alat rumah tangga,, bisa dilakukan di rumah. Sehingga, rumah bisa disebut sebagai pusat perekonomian. Di bidang pendidikan juga demikian di mana orang tua mengajarkan berbagai macam ketrampilan di rumah. Pendidikan berlangsung di rumah tanga, dengan jalan mewariskan ilmu prang tua kepada anaknya.
Di zaman moderen pusat kegiatan ekonomi dan industri beralih keluar rumah. Demikian juga pendidikan. Suami istri telah bekerja di luar rumah, memakan waktu berjam-jam. Dengan perubahan struktur kehidupan rumah tangga, akan membawa akibat terhadap tingkah laku suami istri :
-          Timbul sikap egoistis pada diri individu.
-          Kecenderungan ke arah materialistis.
-          Terganggunya kewibawaan suami terhadap istri dan sebaliknya.
-          Kurangnya rasa tanggung jawab terhadap anak, yang berarti terlantarnya pendidikan mereka.
Hal-hal tersebut merupakan sumber krisis rumah tangga karena terlalu banyaknya problema interasi diantara suami isteri yang tidak terselesaikan. Disinilah perlunya bimbingan terhadap suami istri khusunya dan terhadap keluarga pada umunya " family guidance".
*      Kekacauan Rumah Tangga.
Rumah tangga yang kacau (Broken Home) menyebabkan tidak adanya bimbingan yang baik terhadap anak-anak. Diantara bentuk penyebab hancurnyakeharmonisan keluarga, adalah:
-          Salah seorang antara ayah dan ibu meninggal dunia.
-          Kesibukan kedua orang tua di luar rumah, ayah tidak pulang hingga berhari-hari. Ibu sibuk mengurusi organisasi dan sebagainya.
-          Sering terjadi pertengkaran antara ayah dan ibu.
Sebagai akibat dari keluarga yang tidak harmonis akan menimbulkan sikap-sikap ketidakmampuan menyesuaikan diri pada anak-anak, terhadap lingkungan dan terhadap dirinya sendiri. Sehingga, mengakibatkan salah penyesuaian bagi anak yang mana mempunyai ciri tingkah laku sebagai berikut: serba salah, tidak terarah, emosionil, bersikap tidak realistis, agresif, suka melamun dan sebagainya,. Ada tiga bentuk salah penyesuaian yang umumnya terjadi yakni:
1)      Reaksi Bertahan (defence reaction)
2)      Reaksi Menyerang (agressive reaction)
3)      Reaksi melarikan diri (escape reaction)
Khusus mengenai reaksi menyerang, erat sekali sangkut pautnya dengan kenakalan remaja. Gejala agresif itu antara lain : senang menganggu orang lain, suka merusak dan menyerang, menimbulan sikap bermusuhan secara terbuka, tindakan serampangan dan sadis (kejam, keras kepala, dan suka membalas dendam), dan sebagainya.
*                                                    Pola asuh pendidikan di sekolah.
Pendidikan sekolah yang tidak sesuai dan tidak berdasarkan aspek-aspek pendidikan dan kejiwaan anak juga dapat menyebabkan kelainan tingkah laku pada anak-anak. Tindakan pendidik yang kurang sesuai antara lain:
-          Bertindak otoriter.
-          Membiarkan sikap peserta didik yang indisipliner seperti pergaulan bebas, berkata kotor dan kasar, suka terlambat, tidak mengerjakan PR, suka menyontek dan lain-lain.
Bentuk kelainan peserta didik di sekolah dapat berupa: suka mengganggu, berkata kotor, berkelahi, mencuri, suka membolos, berani kepada gur dan lain-lain. Untuk itu perlu bimbingan dan penyuluhan di sekolah yang dipimpin oleh seorang tenaga ahli yang berpengalaman. Sebab, jika pelayanan bimbingan tidak ditangani oleh tenaga ahli maka besar kemungkinan guru pembibing itu akan ditakuti anak, atu tidak akan berwibawa sama sekali. 
*      Pengaruh Masyarakat.
Di masyarakat juga banyak sumber yang menimbulkan kelainan tingkah laku ada anak-anak. Seperti pengaruh tontonan, sikap masyrakat yang suka pergaulan bebas, kekerasan diantara anggota masyarakat, tidak toleransi dan sebagainya. Remaja dan anak-anak lebih mudah meniru hl-hal seperrti itu, daripada pendidikan yang baik. Bentuk kelainan tingkah laku yang biasa tampak adalah: bermusuhan dengan lingkungan, menganggu dan merusak ketentraman orang lain, ketergantungan pada narkotik dan ganja dan lain-lain.
Anak-anak yang kurang mendapat bimbingan orang tua, kurang mendapat perhatian dan kasih sayang, karena orang tua terlalu sibuk di luar rumah. Akhirnya mereka mencari kasih sayang dan perhatian dari kelompok teman-temanya. Remaja dalam perkembanganya sedang mencari pengakuan sosial dan menguji norma-norma orang dewasa yang dulu diterimanya tanpa kritik. Pengakuan dan penghargaan sosial tidak mereka terima dari masyarakatnya. Disamping itu mereka tidak pula dihargai dalam bentuk memberikan lapangan kerja, mengembangkan daya kreatif dan emosionilnya. Sehingga, energi mereka disalurkannya dalam bentuk kenakalan seperti ngebut, berkelahi, mencuri, mengisap ganja, kecanduan narkotik, pelanggaran susila dan sebagianya.
Anak dan remaja perlu mendapat penghargaan oleh masyarakatnya dengan menyalurkan bakat dan ketrampilanya berupa kewajiban tanggung jawab sosial, seperti pekerjaan, tugas-tugas kemasyarakatan dan kemanusiaan, dan kegiatan organisasi pemuda.
c. Kesadaran Diri
Manusia memiliki kesanggupan untuk menyadari diri yang menjadikan dirinya mampu melampaui situasi yang sedang dihadapinya. Semakin tinggi kasadarn diri seseorang, maka ia semakin hidup sebagai pribadi atau, sebagaimana dinyatakan oleh Kierkegaard, “semakin tinggi kesadaran, maka semakin utuh diri seseorang.” Tanggung jawab seseorang berlandaskan pada kesanggupan untuk sadar seseorang tersebut. Dengan kesadaran, seseorang bisa menjadi sadar atas tanggung jawabnya untuk memilih. Sebagaimana dinyatakan oleh May (1953), “manusia adalah makhluk yang bisa menyadari dan oleh karenanya, bertanggung jawab atas keberadaannya.”
dengan meningkatkan kesadaran berarti meningkatkan kesanggupan seseorang untuk mengalami hidup secara penuh sebagai manusia. Pada inti keberadaan manusia, kesadaran membukakan kepada kita bahwa:
1.      Kita adalah makhluk yang terbatas, dan kita tidak selamanya mampu mengaktualkan potensi-potensi.
2.      Kita memiliki potensi mengambil atau tidak mengambil tindakan.
3.      Kita memiliki suatu ukuran pilihan tentang tindakan-tindakan yang akan diambil, karena itu kita menciptakan sebagian dari nasib kita sendiri.
4.      Kita pada dasarnya sendirian, tetapi memiliki kebutuhan untuk berhubungan dengan orang lain; kita menyadari bahwa kita terpisah, tetapi juga terkait dengan orang lain.
5.      Makna adalah sesuatu yang tidak diperoleh begitu saja, tetapi merupakan hasil dari pencarian kita dan dari penciptaan tujuan kita yang unik.
6.      Kecemasan eksistensial adalah bagian hidup yang esensial sebab dengan meningkatnya kesadarankita atas keharusan memilih, maka kita mengalami peningkatan tanggung jawab atas konsekuensi-konsekuensi tindakan memilih.
7.      Kecemasan timbul dari penerimaan ketidakpastian masa depan
8.      Kita bisa mengalami kondisi-kondisi kesepian, ketidakbermaknaan, kekosongan, rasa berdosa, dan isolasi, sebab kesadaran adalah kesanggupan yang mendorong kita untuk mengenal kondisi-kondisi tersebut.
d.Kebebasan dan Tanggung Jawab
Manusia adalah makhluk yang menentukan diri, dalam arti bahwa ia memiliki kebebasan untuk memilih diantara alternative-alternatif. Karena manusia pada dasarnya bebas, maka ia harus bertanggung jawab atas pengarahan hidup dan penentuan nasibnya sendiri.
Kebebasan adalah kesanggupan untuk meletakkan perkembangan di tangan sendiri dan untuk memilih diantara alternative-alternatif. Seorang individu dengan putusan-putusannya, membentuk nasib dan mengukir keberadaannya sendiri. Sesorang akan menjadi apa sesuai dengan apa yang diputuskannya, dan dia harus bertanggung jawab atas jalan hidup yang ditempuhnya. Tillich memngingatkan, “manusia benar-benar menjadi manusia hanya saat menambil putusan.” Sartre mengatakan, “kita adalah pilihan kita.” Nietszche menjabarkan kebebasan sebagai “kesanggupan untuk menjadi apa yang kita alami.” Ungkapan Kierkegaard, “memilih diri sendiri”, menyiratkan bahwa seseorang bertanggung jawab atas kehidupan dan keberadaannya. Sedangkan Jaspers menyebutkan bahwa “kita adalah makhluk yang memutuskan”.
e..Perjuangan untuk Aktualisasi Diri
Manusia berjuang untuk aktualisasi diri, yakni kecenderungan untuk menjadi apa saja yang mereka mampu. Setiap orang memiliki dorongan bawaan untuk menjadi seorang pribadi, yakni mereka memiliki kecenderungan ke arah pengembangan keunikan dan ketunggalan, penemuan identitas pribadi, dan perjuangan demi aktualisasi potensi-potensinya secara ppenuh. Jika seseorang mampu mengaktualkan potensi-potensinya sebagai pribadi, maka ia akan mengalami kepuasan yang paling dalam yang bisa dicapai oleh manusia.
Beberapa cirri yang ditemukan oleh Maslow (1968, 1970) pada orang-orang yang mengaktualkan diri itu adalah: kesanggupan menoleransi dan bahkan menyambut ketidaktentuan dalam hidup mereka, penerimaan terhadap diri sendiri dan orang lain, kespontanan dan kreativitas, kebutuhan akan privacy dan kesendirian, kesanggupan menjalin hubungan interpersonal yang mendalam dan intens, perhatian yang tulus terhadap orang lain, rasa humor, keterarahan kepada diri sendiri (kebalikan dari kecenderungan untuk hidup berdasarkan pengharapan orang lain), dan tidak adanya dikotomi-dikotomi yang artificial (seperti kerja-bermain, cinta-benci, lemah-kuat). 

 IV.  SOLUSI YANG DITAWARKAN
Dari kasus tersebut dan landasan teori yang kami deskripsikan, kami mengajukan beberapa usulan solusi yang bias kami tawarkan kepada klien. Solusio yang kami tawarkan berangkat dari sebuah pendekatan berikut:

Pendekatan Terapi Eksistensial-Humanistik
Terapi eksistensial bertujuan agar klien mengalami keberadaannya secara otentik dengan menjadi sadar atas keberadaan dan potensi-potensinya serta sadar bahwa ia dapat membuka diri dan bertindak berdasarkan kemampuannya. Bugental (1965) menyebut keotentikan sebagai “urusan utama psikoterapi” dan “nilai eksistensial pokok”. Terdapat tiga karakteristik dari keberadaan otentik:
1. Menyadari sepenuhnya keadaan sekarang
2. Memilih bagaimana hidup pada saat sekarang
3. Memikul tanggung jawab untuk memilih.
Pada dasarnya, tujuan terapi eksistensial adalah meluaskan kesadaran diri klien, dan karenanya meningkatkan kesanggupan pilihannya. Penerimaan tanggung jawab itu bukan hal yang mudah, hanya orang yang takut akan beratnya tanggung jawab atas menjadi apa dia sekarang dan akan menjadi apa dia selanjutnya.
Konselor yang berorientasi eksistensial-humanistik akan mendekati NR dengan pandangan bahwa dia memiliki kesanggupan untuk memperluas kesadarannya dan memutuskan sendiri arah kehidupan masa depannya. Konselor akan meminta klien agar menyadari bahwa dia tidak perlu menjadi korban pengkondisian masa lampau, tetapi bahwa dia bisa menjadi arsitek dalam merancang ulang kehidupannya. Dia bisa membebaskan diri dari kekuatan-kekuatan internal dan menerima tanggung jawab yang datang dengan kebebasan mengarahkan kehidupannya sendiri. Pendekatan ini tidak akan menekankan teknik-teknik, akan tetapi menitik beratkan pada pemahaman konselor atas dunia klien, pertama yaitu dengan membangun hubungan otentik sebagai alat untuk memenuhkan tingkat pemahan diri.
Dari pendekatan tersebut beberapa saran dan solusi yang kami tawarkan:


1.) Pemberian Motivasi
Motivasi merupakan suatu proses member semangat, arah, dan kegigihan perilaku. Artinya, perilaku yang termotivasi adalah perilaku yang penuh energy, terarah, dan bertahan lama. Pertama yang kami lakukan adalah membei motivasi bahwasanya NR adalah sosok yang memiliki kelebihan dan keistimewaan. Kami berusaha membangkitkan kepercayaan dirinya dengan menyebutkan beberapa prestasinya selama di sekolah. NR adalah anak yang berprestasi, pandai, pintar, cerdas. Dia mampu memnjadi santri kesayangan ustadnya. Kami yakinkan bahwa setiap manusia diciptakan sempurna. Sebagaimana dalam QS At-TIIN :4 "sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya " Dengan kesempurnaanya manusia pasti mampu menyelesaikan permasalahan yang dihadapi. Selain itu NR harus yakin bahwa Allah tidak akan memberikan cobaan di luar batas kemampuan hambaNYA. QS Al- Baqoroh : 286 " Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. " . Sehingga, klien memiliki kekuatan untuk bangkit. Dan harus yakin bahwa sesuatu tidak akan berubah jika tidak usaha.

3 žcÎ) ©!$# Ÿw çŽÉitóム$tB BQöqs)Î/ 4Ó®Lym (#rçŽÉitóム$tB öNÍkŦàÿRr'Î/ 3 
“Sesungguhnya Allah tidak merubah Keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan[768] yang ada pada diri mereka sendiri”. (Q.S. ar-Ra’d:11)
 [768] Tuhan tidak akan merobah Keadaan mereka, selama mereka tidak merobah sebab-sebab kemunduran mereka.
Berusaha menyakinkan klien untuk terus berusaha dan yakin setiap kesusahan pasti dibarengi kemudahan untuk menyelesaikanya.

¨bÎ*sù yìtB ÎŽô£ãèø9$# #·Žô£ç ÇÎÈ 
“Karena Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan”, (Q.S. al-Insyirah:5)


2.) Penanaman Konsep Masa Depan kepada Klien.
Setiap kita pasti ingin bahagia. Dan yang mampu membuat hidup kita bahagia atau sedih hanya diri sendiri bukan orang lain. Konsep kesadaran diri yang telah dipaparkan diharapkan mampu membuka hati klien bahwa hanya dengan kesadaran diri, seseorang akan menyadari hakekat dan makana kehidupanya di dunia. Sehingga, kita menyadari bahwa masa depan ada di tangan kita. Jadikan masa lalu sebagai pelajaran yang sarat makna. Dan dengan masa lalu dapat mengukir masa depan yang lebih baik. Berusaha menanamkan kepada klien, jika ingin bahagia harus berubah, berusaha sekuat tenaga kembali menjadi manusia berguna penuh prestasi.
3.)    Mencoba Memperbanyak Kegiatan
Dengan mengikuti berbagai kegiatan yang bermanfaat. Baik kegiatan social atau kegiatan kemahasiswaan seseorang akan bertemu banyak orang dengan berbagai karakter. Yang mana setiap orang pasti memiliki permasalahan yang berbeda ataupun sama dengan klien. Diharapkan dengan pertemuan banyak orang lambat laun klien tidak merasa sendiri, tidak merasa paling merana di dunia. Klien diharapkan dapat melupakan masalahnya dengan menyalurkan fikiran dan energinya dalam kegiatan.sebab, permasalahan biasanya muncul disaat sendiri dan sepi. Dengan banyak kegiatan menghindari seseorang untuk melamun dan sendiri.
4.)    Tetap Menjalin Hubungan Baik dengan Orang Tua
NR adalah anak yang berprestasi, diantara masalah yang dihadapi  karena memiliki keinginan yang berbeda dengan ayahnya. Tapi sebagai seorang anak harus tetap menjalin hubungan baik dengan keluarganya.  Dengan hubungan dan terus menjalin silaturrahim biasanya orang tua luluh dan mau merestui keinginan ankanya.
5.) Menunjukkan Prestasi di Bidang Pilihan NR
Sarannya NR dapat menampakkan prestasinya di bidang yang NR pilih. Diharapakan ayahnya dapat percaya bahwa NR mampu menjadi lebih baik dengan pilihanya. Biasanya orang tua memaksa supaya anaknya mengikuti sekolah yang dipilihkan, karena mereka menganggap pilihanya menganggap yang baik dapat membawa anakanya menjadi orang sukses. Tapi sekali lagi yang dapat menjadikan hidup sukses adalah diri sendiri. NR harus dapat membuktikan bahawa pilihanya benar dan dapat mengukir prestasi di bidangnya. Dengan demikian Ayahnya diharapkan dapat merestui dengan pilihanya.
6.) Berserah Diri Pada Allah SWT (Tawakkal)
Sebagai muslim yang harus ditanamkan adalah prinsip segala sesuatu tergantung pada taqdir Allah. Tetapi, manusia diwajibkan untuk berusaha untuk mengukir taqdirnya. Maksudnya manusia hanya bias berusaha dan berencana tapi yang Kuasa yang menentukanya. Tapi, Allah akan memberikan sesuai usaha HambaNya, dengan kata lain Allah akan memberikan yang terbaik bagi HambaNya. Sebab yang paling tahu tentang hamaba adalah Tuhanya. Manusia harus menyakini bahwa hasil akhir setelah usaha kita itulah yang terbaik yang ditentukan Allah kepada hambaNyaDengan demikian manusia akan selalu menerima dengan ikhlas apa yang dia jalani. Keseihan biasanya timbul ketika keinginan tidak tercapai. Dengan banyak berdoa dan beribadah hati menjadi tenang. QS 13:28 " Ingatlaj hanya dengan mngingat Allah hati menjadi tentram".





DAFTAR PUSTAKA
Corey, Gerald. Teori dan Praktek Konseling & Psikoterapi, Refika Aditama, Bandung, 2007.
Faqih, Aunur Rahim. Bimbingan dan Konseling dalam Islam, UII Press, Yogyakarta, 1994.
Santrock, John W. Psikologi Pendidikan, Kencana, Jakarta, 2007
Willis, Sofyan S. dan August Setyawan, Membina Kebahagiaan Murid, Angkasa, Bandung, 1978.

0 komentar:

Posting Komentar