Jumat, 15 Maret 2013

Posted by Rumah Ratu On Jumat, Maret 15, 2013

1.  A. Teori Belajar Kognitif menurut Piaget
Piaget merupakan salah seorang tokoh yang disebut-sebut sebagai pelopor aliran konstruktivisme. Salah satu sumbangan pemikirannya yang banyak digunakan sebagai rujukan untuk memahami perkembangan kognitif individu yaitu teori tentang tahapan perkembangan individu. Menurut Piaget bahwa perkembangan kognitif individu meliputi empat tahap yaitu :

(1) sensory motor;
(2) pre operational;
(3) concrete operational dan
(4) formal operational.
Pemikiran lain dari Piaget tentang proses rekonstruksi pengetahuan individu yaitu asimilasi dan akomodasi. James Atherton (2005) menyebutkan bahwa asisimilasi adalah “the process by which a person takes material into their mind from the environment, which may mean changing the evidence of their senses to make it fit” dan akomodasi adalah “the difference made to one’s mind or concepts by the process of assimilation”
Dikemukakannya pula, bahwa belajar akan lebih berhasil apabila disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitif peserta didik. Peserta didik hendaknya diberi kesempatan untuk melakukan eksperimen dengan obyek fisik, yang ditunjang oleh interaksi dengan teman sebaya dan dibantu oleh pertanyaan tilikan dari guru. Guru hendaknya banyak memberikan rangsangan kepada peserta didik agar mau berinteraksi dengan lingkungan secara aktif, mencari dan menemukan berbagai hal dari lingkungan. Implikasi teori perkembangan kognitif Piaget dalam pembelajaran adalah :
1.      Bahasa dan cara berfikir anak berbeda dengan orang dewasa. Oleh karena itu guru mengajar dengan menggunakan bahasa yang sesuai dengan cara berfikir anak.
2.      Anak-anak akan belajar lebih baik apabila dapat menghadapi lingkungan dengan baik. Guru harus membantu anak agar dapat berinteraksi dengan lingkungan sebaik-baiknya.
3.      Bahan yang harus dipelajari anak hendaknya dirasakan baru tetapi tidak asing.
4.      Berikan peluang agar anak belajar sesuai tahap perkembangannya.
5.      Di dalam kelas, anak-anak hendaknya diberi peluang untuk saling berbicara dan diskusi dengan teman-temanya.

B. Macam-macam Format Sound
http://images.ngesot.multiply.com/image/1/photos/upload/300x300/RzIVVgoKCrQAAEqdbds1/mp3pro.jpeg?et=3GqtEaSQiHqc59Csb9fPtAMP3Pro. Dia saudara dekat dengan MP3 tapi bit rate-nya lebih rendah. Biasanya dia berjalan dalam bit rate 64 Kbps. Memang audio digital yang memiliki bit rate kurang dari 128 Kbps akan turun mutunya. Namun suaranya lebih nyaman jika dibandingkan dengan MP3 meski tetap kalah dengan CD. Jeleknya file MP3Pro akan memilih-milih jenis player yang digunakan. Dan karena itulah saudara sepupu MP3 ini jadi kurang diminati.
http://images.ngesot.multiply.com/image/1/photos/upload/300x300/RzIWeAoKCrQAAF-1VUY1/wav.jpeg?et=GhGgIxz1ZpAb%2BDtJW2KcKgWAV adalah kependekan dari Wave. Produk Microsoft dan menjadi standar file audio dalam komputer untuk Sistem Operasi, Game maupun file suara lain yang kualitas suaranya setara dengan CD. Tetapi ukurannya akan besar [tergantung durasi] sebab tidak mengalami proses kompresi. WAV adalah singkatan dari istilah dalam bahasa Inggris waveform audio format merupakan standar format berkas audio yang dikembangkan oleh Microsoft dan IBM. WAV merupakan varian dari format bitstream RIFF dan mirip dengan format IFF dan AIFF yang digunakan komputer Amiga dan Macintosh. Baik WAV maupun AIFF kompatibel dengan sistem operasi Windows dan Macintosh. Walaupun WAV dapat menampung audio dalam bentuk terkompresi, umumnya format WAV merupakan audio yang tidak terkompres.
http://images.ngesot.multiply.com/image/1/photos/upload/300x300/RzIW5woKCrQAAGRudlM1/wma.jpeg?et=quRlNq0boueruen50uTRAQWMA [Windows Media Audio]. File ini temuan Microsoft tapi kalah pamor dengan MP3. File ini sebenarnya sangat bagus dalam membuat kompresi. Selain itu file audio jenis ini juga dapat memberi perlindungan soal hak cipta, file ini bisa dikunci agar tidak bisa dimainkan atau dicopy dengan sembarangan.
http://images.ngesot.multiply.com/image/1/photos/upload/300x300/RzIZMAoKCrQAAHyqgxU1/aac.jpeg?et=a4FsrBzEZdgE7u%2BY3qQJOQAAC atau MP4 dilahirkan sebagai generasi penerus MP3. Diciptakan untuk kebutuhan transfer data yang lebih cepat. Sehingga lebih enak dipakai di internet, wireless dan audio streaming. Meski ukuran filenya lebih kecil, mutu suaranya lebih bagus dengan bit rate 128 Kbps. File suara jenis ini bisa ditemukan dalam handphone yang mendukung teknologi multimedia.

http://images.ngesot.multiply.com/image/1/photos/upload/300x300/RzIaZgoKCrQAABkzgR81/flac.jpeg?et=Gc%2Bg8VvmDFZEXNyQvzBZIwFLAC [Free Lossless Audio Codec] adalah sebuah produk yang bersifat open source. Bedanya FLAC tidak banyak membuang informasi dalam suara [lossless codec], sehingga ukuran filenya pun jauh lebih besar dibanding file audio lain. Kualitas suaranya boleh dibilang mendekati aslinya. Sangat jernih jika dibandingkan dengan MP3. Hasil kompresinya hanya 2/3 dari ukuran asli.
http://images.ngesot.multiply.com/image/1/photos/upload/300x300/RzIbngoKCrQAACV7FPg1/ogg.jpeg?et=lBHigsN917FBtkkIpVIjeAOgg Vorbis menghasilkan file berekstensi Ogg. Penemunya adalah Chris Montgomery di MIT [Massachussets Institute of Technology]. Produk ini bersifat open source. File ini berukuran kecil dan lebih bagus kualitasnya ketimbang MP3. Jadi kalau mau menghemat bandwith untuk sharing lagu di Multiply file jenis ini bisa dijadikan alternatif. Tapi tunggu dulu! Karena dikembangkan secara terbuka, maka kualitas Ogg selalu berubah-ubah. Mutunya berdasarkan skala 1 sampai 10. Kalau ingin setara dengan MP3 yang menggunakan bit rate 128 kbps gunakanlah skala 3.
Sebenarnya masih banyak jenis file audio lainnya. Tapi saya tak akan menulisnya lebih lengkap. Silahkan berselancar untuk mencari tahu tentang yang lainnya. Tulisan ini hanya pemicu rasa ingin tahu Anda. Semoga bermanfaat!
MPEG [Motion Pictures Expert Group]
Format  MPEG adalah standar baku untuk menyimpan data multimedia terkompresi yang sangat umum serta mudah di distribusikan. Dan karena format MPEG terdiri dari 3 lapisan [biasa disebut LAYER] yaitu: FRAME [bingkai gambar], MOTION [gambar bergerak] dan SOUND atau suara.
Nah, layer ketiga itulah yang kemudian dijadikan alasan kenapa harus bernama MP3 [MPEG Layer 3]. Karena file itu masih memiliki banyak noise maka terus dilakukan bedah sana sini. Hingga akhirnya pada sekitar tahun 1996 seorang bernama Karlheinz Brandenburg berhasil menemukan algoritma Fraunhofer. Rangkaian algoritma itu akan bekerja untuk membuang suara pada frekuensi yang tidak dapat didengar oleh telinga manusia.
2.  Multiple Intelligences
Kecerdasan merupakan salah satu faktor utama yang menentukan sukses gagalnya peserta didik belajar di sekolah. Peserta didik yang mempunyai taraf kecerdasan rendah atau di bawah normal sukar diharapkan berprestasi tinggi. Tetapi tidak ada jaminan bahwa dengan taraf kecerdasan tinggi seseorang secara otomatis akan sukses belajar di sekolah.
Berbagi ilmu dari Profesor Gardner yang telah menemukan teori kecerdasan majemuk atau Multiple Intelligences, bahwa ada banyak kecerdasan yang dimiliki setiap orang. Teori ini juga menekankan pentingnya “model” atau teladan yang sudah berhasil mengembangkan salah satu kecerdasan hingga puncak.
Dalam buku konsep dan makna pembelajaran (Sagala, 2005 : 84) memaparkan 8 kecerdasan yaitu kecerdasan verbal/bahasa, kecerdasan logika/matematika, kecerdasan spasial/visual, kecerdasan tubuh/kinestetik, kecerdasan musical/ritmik, kecerdasan interpersonal, kecerdasan intrapersonal, kecerdasan spiritual.
Mari kita bahas satu per satu kecerdasan di atas. Selain penjelasan bentuk kecerdasan, juga dikaitkan dengan pelajaran yang diajarkan di sekolah serta tokoh atau profesi yang memiliki kecerdasan tersebut.
Dengan beragamnya kecerdasan manusia, menjadikan peran guru amat penting untuk memberikan arahan pada apa yang cocok dan sesuai bagi para siswanya. Melalui pengenalan akan Multiple Intelligences, kita dapat mempelajari kekuatan / kelemahan anak dan memberikan mereka peluang untuk belajar melalui kelebihan-kelebihannya.

Tujuan: anak memiliki kesempatan untuk mengeksplorasi dunia, bekerja dengan ketrampilan sendiri dan mengembangkan kemampuannya sendiri.
Tidak ada anak yang bodoh atau pintar, yang ada adalah anak yang menonjol dalam salah satu atau beberapa jenis kecerdasan.

         Verbal-Linguistic
Kecerdasan Verbal (Bahasa)
Bentuk kecerdasan ini dinampakkan oleh kepekaan akan makna dan urutan kata serta kemampuan membuat beragam penggunaan bahasa untuk menyatakan dan memaknai arti yang kompleks.
Berkaitan dengan pelajaran bahasa. William Shakespeare, Martin Luther King Jr, Soekarno, Putu Wijaya, Taufiq Ismail, Hilman “Lupus” Hariwijaya merupakan tokoh yang berhasil menunjukkan kecerdasan ini hingga puncak, demikian pula para jurnalis hebat, ahli bahasa, sastrawan, orator pasti memiliki kecerdasan ini.
Kecerdasan Linguistik
·         Mampu membaca, mengerti apa yang dibaca.
·         Mampu mendengar dengan baik dan memberikan respons dalam suatu komunikasi verbal.
·         Mampu menirukan suara, mempelajari bahasa asing, mampu membaca karya orang lain.
·         Mampu menulis dan berbicara secara efektif.
·         Tertarik pada karya jurnalism, berdebat, pandai menyampaikan cerita atau melakukan perbaikan pada karya tulis.
·         Mampu belajar melalui pendengaran, bahan bacaan, tulisan dan melalui diskusi, ataupun debat.
·         Peka terhadap arti kata, urutan, ritme dan intonasi kata yang diucapkan.
·         Memiliki perbendaharaan kata yang luas, suka puisi, dan permainan kata.

Profesi: pustakawan, editor, penerjemah, jurnalis, tenaga bantuan hukum, pengacara, sekretaris, guru bahasa, orator, pembawa acara di radio / TV, dan sebagainya
         Mathematical-Logical
Kecerdasan Logika/Matematika
Bentuk kecerdasan ini termasuk yang paling mudah distandarisasikan dan diukur. Kecerdasan ini sebagai pikiran analitik dan sainstifik, dan bisa melihatnya dalam diri ahli sains, programmer komputer, akuntan, banker dan tentu saja ahli matematika.
Berkaitan dengan pelajaran matematika. Tokoh2 yang terkenal antara lain Madame Currie, Blaise Pascal, B.J. Habibie.
Kecerdasan Logika - Matematika
·         Mengenal dan mengerti konsep jumlah, waktu dan prinsip sebab-akibat.
·         Mampu mengamati objek dan mengerti fungsi dari objek tersebut.
·         Pandai dalam pemecahan masalah yang menuntut pemikiran logis.
·         Menikmati pekerjaan yang berhubungan dengan kalkulus, pemograman komputer, metode riset.
·         Berpikir secara matematis dengan mengumpulkan bukti-bukti, membuat hipotesis, merumuskan dan membangun argumentasi kuat.
·         Tertarik dengan karir di bidang teknologi, mesin, teknik, akuntansi, dan hukum.
·         Menggunakan simbol-simbol abstrak untuk menjelaskan konsep dan objek yang konkret.
Profesi: auditor, akuntan, ilmuwan, ahli statistik, analisis / programer komputer, ahli ekonomi, teknisi, guru IPA / Fisika, dan sebagainya.
         Musical
Kecerdasan Musical/Ritmik
Bentuk kecerdasan ini mendengarkan pola musik dan ritmik secara natural dan kemudian dapat memproduksinya. Bentuk kecerdasan ini sangat menyenangkan, karena musik memiliki kapasitas unutk mengubah kesadaran kita, menghilangkan stress dan meningkatkan fungsi otak.
Berkaitan dengan kegiatan ekstrakurikuler. Tokoh2 yang sudah mengembangkan kecerdasan ini misalnya Stevie Wonder, Melly Goeslow, Titik Puspa.
Kecerdasan Musikal
·         Menyukai banyak jenis alat musik dan selalu tertarik untuk memainkan alat musik.
·         Mudah mengingat lirik lagu dan peka terhadap suara-suara.
·         Mengerti nuansa dan emosi yang terkandung dalam sebuah lagu.
·         Senang mengumpulkan lagu, baik CD, kaset, atau lirik lagu.
·         Mampu menciptakan komposisi musik.
·         Senang improvisasi dan bermain dengan suara.
·         Menyukai dan mampu bernyanyi.
·         Tertarik untuk terjun dan menekuni musik, baik sebagai penyanyi atau pemusik.
·         Mampu menganalisis / mengkritik suatu musik.

Profesi: DJ, musikus, pembuat instrumen, tukang stem piano, ahli terapi musik, penulis lagu, insinyur studio musik, dirigen orkestra, penyanyi, guru musik, penulis lirik lagu, dan sebagainya
         Visual-Spatial
Kecerdasan Spasial/Visual
Bentuk kecerdasan ini umumnya terampil menghasilkan imaji mental dan menciptakan representasi grafis, mereka sanggup berpikir tiga dimensi, mampu mencipta ulang dunia visual.
Kecerdasan ini dapat ditemukan pada pelukis, pematung, programmer komputer, desainer, arsitek.
Berhubungan dengan pelajaran menggambar. Tokoh yang dapat diceritakan berkaitan dengan kecerdasan ini, misalnya Picasso, Walt Disney, Garin Nugroho.
Kecerdasan Visual - Spasial
·         Senang mencoret-coret, menggambar, melukis dan membuat patung.
·         Senang belajar dengan grafik, peta, diagram, atau alat bantu visual lainnya.
·         Kaya akan khayalan, imaginasi dan kreatif.
·         Menyukai poster, gambar, film dan presentasi visual lainnya.
·         Pandai main puzzle, mazes dan tugas-lugas lain yang berkaitan dengan manipulasi.
·         Belajar dengan mengamati, melihat, mengenali wajah, objek, bentuk, dan warna.
·         Menggunakan bantuan gambar untuk membantu proses mengingat.

Profesi: insinyur, surveyor, arsitek, perencana kota, seniman grafis, desainer interior, fotografer, guru kesenian, pilot, pematung, dan sebagainya.

         Bodily-Kinesthetic
Kecerdasan Tubuh/Kinestetik
Bentuk kecerdasan ini memungkinkan terjadinya hubungan antara pikiran dan tubuh yang diperlukan untuk berhasil dalam aktivitas2 seperti menari, melakukan pantomim, berolahraga, seni bela diri dan memainkan drama.
Sebut saja Michael Jordan, Martha Graham (penari balet), Susi Susanti. Kecerdasan ini berkaitan dengan pejaran olahraga atau kegiatan ekstrakurikuler seperti menari, bermain teater, pantomim.

Kecerdasan Kinestetik
·         Merupakan kecerdasan yang berhubungan dengan kemampuan dalam menggunakan tubuh kita secara trampil untuk mengungkapkan ide, pemikiran, perasaan, dan mampu bekerja dengan baik dalam menangani objek.
·         Memiliki kontrol pada gerakan keseimbangan, ketangkasan, dan keanggunan dalam bergerak.
·         Menyukai pengalaman belajar yang nyata seperti field trip, role play, permainan yang menggunakan fisik.
·         Senang menari, olahraga dan mengerti hidup sehat.
·         Suka menyentuh, memegang atau bermain dengan apa yang sedang dipelajari.
·         Suka belajar dengan terlibat secara langsung, ingatannya kuat terhadap apa yang dialami atau dilihat.

Profesi: ahli terapi fisik, ahli bedah, penari, aktor, model, ahli mekanik / montir, tukang bangunan, pengrajin, penjahit, penata tari, atlet profesional, dan sebagainya.
         Interpersonal
Kecerdasan Interpersonal
Bentuk kecerdasan ini wajib bagi tugas2 ditempat kerja seperti negosiasi dan menyediakan umpan balik atau evaluasi. Berkaitan dengan pelajaran PPKn, sosiologi.
Manajer, konselor, terapis, politikus, mediator menunjukkan bentuk kecerdasan ini. Mereka biasanya pintar membaca suasana hati, temperamen, motivasi dan maksud orang lain. Abraham Lincoln dan Mahatma Gadhi memanfaatkan kecerdasan ini untuk mengubah dunia.
Kecerdasan Interpersonal
·         Memiliki interaksi yang baik dengan orang lain, pandai menjalin hubungan sosial.
·         Mampu merasakan perasaan, pikiran, tingkah laku, dan harapan orang lain.
·         Memiliki kemampuan untuk memahami orang lain dan berkomunikasi dengan efektif, baik secara verbal maupun non-verbal.
·         Mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan dan kelompok yang berbeda, mampu menerima umpan balik yang disampaikan orang lain, dan mampu bekerja sama dengan orang lain.
·         Mampu berempati dan mau mengerti orang lain.
·         Mau melihat sudut pandang orang lain.
·         Menciptakan dan mempertahankan sinergi.

Profesi: administrator, manager, kepala sekolah, pekerja bagian personalia/humas, penengah, ahli sosiologi, ahli antropologi, ahli psikologi, tenaga penjualan, direktur sosial, CEO, dan sebagainya.
         Intrapersonal
Kecerdasan Intrapersonal
Bentuk kecerdasan ini merupakan kemampuan untuk memahami dan mengartikulasikan cara kerja terdalam dari karakter dan kepribadian. Kita sering menamai kecerdasan ini dengan kebijaksanaan.
Berkaitan dengan jurusan psikologi atau filsafat. Tokoh2 sukses yang dapat dikenalkan untuk memperkaya kecerdasan ini adalah para pemimpin keagamaan dan para psikolog.
Kecerdasan Intrapersonal
·         Mengenal emosi diri sendiri dan orang lain, serta mampu menyalurkan pikiran dan perasaan.
·         Termotivasi dalam mengejar tujuan hidup.
·         Mampu bekerja mandiri, mengembangkan kemampuan belajar yang berkelanjutan dan mau meningkatkan diri.
·         Mengembangkan konsep diri dengan baik.
·         Tertarik sebagai konselor, pelatih, filsuf, psikolog atau di jalur spiritual.
·         Tertarik pada arti hidup, tujuan hidup dan relevansinya dengan keadaaan saat ini.
·         Mampu menyelami / mengerti kerumitan dan kondisi manusia.

Profesi: ahli psikologi, ulama, ahli terapi, konselor, ahli teknologi, perencana program, pengusaha, dan sebagainya.

         Naturalistic
Kecerdasan Naturalis
·         Suka mengamati, mengenali, berinteraksi, dan peduli dengan objek alam, tanaman atau hewan.
·         Antusias akan lingkungan alam dan lingkungan manusia.
·         Mampu mengenali pola di antara spesies.
·         Senang berkarir di bidang biologi, ekologi, kimia, atau botani.
·         Senang memelihara tanaman, hewan.
·         Suka menggunakan teleskop, komputer, binocular, mikroskop untuk mempelajari suatu organisme.
·         Senang mempelajari siklus kehidupan flora dan fauna.
·         Senang melakukan aktivitas outdoor, seperti: mendaki gunung, scuba diving (menyelam).
Profesi: dokter hewan, ahli botani, ahli biologi, pendaki gunung, pengurus organisasi lingkungan hidup, kolektor fauna / flora, penjaga museum zoologi / botani dan kebun binatang, dan sebagainya.
         Existential
         EXISTENTIAL (Cerdas Makna/Existence Smart)
Anak belajar sesuatu dengan melihat ‘gambaran besar’, “Mengapa kita di sini?” “Untuk apa kita di sini?” “Bagaimana posisiku dalam keluarga, sekolah dan kawan-kawan?”. Kecerdasan ini selalu mencari koneksi-koneksi antar dunia dengan kebutuhan untuk belajar.

         Kecerdasan Spiritual
Bentuk kecerdasan ini dapat dipandang sebagai sebuah kombinasi dan kesadaran interpersonal dan kecerdasan intrapersonal dengan sebuah komponen “nilai” yang ditambahkan padanya.
Kecerdasan spiritual merupakan kecerdasan rohaniah, yang menuntun diri kita menjadi manusia yang utuh, berada pada bagian yang paling dalam diri kita.

0 comments:

Posting Komentar