1. A. Teori Belajar Kognitif menurut Piaget
Piaget merupakan salah seorang
tokoh yang disebut-sebut sebagai pelopor aliran konstruktivisme. Salah satu
sumbangan pemikirannya yang banyak digunakan sebagai rujukan untuk memahami
perkembangan kognitif individu yaitu teori tentang tahapan perkembangan
individu. Menurut Piaget bahwa perkembangan kognitif individu meliputi empat
tahap yaitu :
(1) sensory motor;
(2) pre operational;
(3) concrete operational dan
(4) formal operational.
Pemikiran lain dari Piaget
tentang proses rekonstruksi pengetahuan individu yaitu asimilasi dan akomodasi.
James Atherton (2005) menyebutkan bahwa asisimilasi adalah “the process by
which a person takes material into their mind from the environment, which may
mean changing the evidence of their senses to make it fit” dan akomodasi
adalah “the difference made to one’s mind or concepts by the process of
assimilation”
Dikemukakannya pula, bahwa
belajar akan lebih berhasil apabila disesuaikan dengan tahap perkembangan
kognitif peserta didik. Peserta didik hendaknya diberi kesempatan untuk
melakukan eksperimen dengan obyek fisik, yang ditunjang oleh interaksi dengan
teman sebaya dan dibantu oleh pertanyaan tilikan dari guru. Guru hendaknya
banyak memberikan rangsangan kepada peserta didik agar mau berinteraksi dengan
lingkungan secara aktif, mencari dan menemukan berbagai hal dari lingkungan.
Implikasi teori perkembangan kognitif Piaget dalam pembelajaran adalah :
1.
Bahasa dan cara
berfikir anak berbeda dengan orang dewasa. Oleh karena itu guru mengajar dengan
menggunakan bahasa yang sesuai dengan cara berfikir anak.
2.
Anak-anak akan
belajar lebih baik apabila dapat menghadapi lingkungan dengan baik. Guru harus
membantu anak agar dapat berinteraksi dengan lingkungan sebaik-baiknya.
3.
Bahan yang harus
dipelajari anak hendaknya dirasakan baru tetapi tidak asing.
4.
Berikan peluang
agar anak belajar sesuai tahap perkembangannya.
5.
Di dalam kelas,
anak-anak hendaknya diberi peluang untuk saling berbicara dan diskusi dengan
teman-temanya.
B. Macam-macam Format Sound
MP3Pro. Dia saudara dekat
dengan MP3 tapi bit rate-nya lebih rendah. Biasanya dia berjalan dalam bit rate
64 Kbps. Memang audio digital yang memiliki bit rate kurang dari 128 Kbps akan
turun mutunya. Namun suaranya lebih nyaman jika dibandingkan dengan MP3 meski
tetap kalah dengan CD. Jeleknya file MP3Pro akan memilih-milih jenis player
yang digunakan. Dan karena itulah saudara sepupu MP3 ini jadi kurang diminati.
WAV
adalah kependekan dari Wave. Produk Microsoft dan menjadi standar file audio
dalam komputer untuk Sistem Operasi, Game maupun file suara lain yang kualitas
suaranya setara dengan CD. Tetapi ukurannya akan besar [tergantung durasi]
sebab tidak mengalami proses kompresi. WAV adalah singkatan dari istilah dalam bahasa
Inggris waveform audio format merupakan standar format berkas audio yang dikembangkan oleh Microsoft dan IBM. WAV merupakan varian
dari format bitstream RIFF dan mirip dengan format IFF dan AIFF yang digunakan komputer Amiga dan Macintosh.
Baik WAV maupun AIFF kompatibel dengan sistem
operasi Windows dan Macintosh. Walaupun WAV dapat menampung audio dalam bentuk
terkompresi, umumnya format WAV merupakan audio yang tidak terkompres.
WMA [Windows Media Audio]. File ini temuan Microsoft tapi kalah pamor dengan MP3. File ini sebenarnya sangat bagus dalam membuat kompresi. Selain itu file audio jenis ini juga dapat memberi perlindungan soal hak cipta, file ini bisa dikunci agar tidak bisa dimainkan atau dicopy dengan sembarangan.
WMA [Windows Media Audio]. File ini temuan Microsoft tapi kalah pamor dengan MP3. File ini sebenarnya sangat bagus dalam membuat kompresi. Selain itu file audio jenis ini juga dapat memberi perlindungan soal hak cipta, file ini bisa dikunci agar tidak bisa dimainkan atau dicopy dengan sembarangan.
AAC atau MP4 dilahirkan sebagai
generasi penerus MP3. Diciptakan untuk kebutuhan transfer data yang lebih
cepat. Sehingga lebih enak dipakai di internet, wireless dan audio streaming.
Meski ukuran filenya lebih kecil, mutu suaranya lebih bagus dengan bit rate 128
Kbps. File suara jenis ini bisa ditemukan dalam handphone yang mendukung
teknologi multimedia.
FLAC [Free Lossless Audio Codec] adalah sebuah produk yang bersifat open source. Bedanya FLAC tidak banyak membuang informasi dalam suara [lossless codec], sehingga ukuran filenya pun jauh lebih besar dibanding file audio lain. Kualitas suaranya boleh dibilang mendekati aslinya. Sangat jernih jika dibandingkan dengan MP3. Hasil kompresinya hanya 2/3 dari ukuran asli.
FLAC [Free Lossless Audio Codec] adalah sebuah produk yang bersifat open source. Bedanya FLAC tidak banyak membuang informasi dalam suara [lossless codec], sehingga ukuran filenya pun jauh lebih besar dibanding file audio lain. Kualitas suaranya boleh dibilang mendekati aslinya. Sangat jernih jika dibandingkan dengan MP3. Hasil kompresinya hanya 2/3 dari ukuran asli.
Ogg Vorbis menghasilkan file
berekstensi Ogg. Penemunya adalah Chris Montgomery di MIT [Massachussets
Institute of Technology]. Produk ini bersifat open source. File ini berukuran
kecil dan lebih bagus kualitasnya ketimbang MP3. Jadi kalau mau menghemat
bandwith untuk sharing lagu di Multiply file jenis ini bisa dijadikan
alternatif. Tapi tunggu dulu! Karena dikembangkan secara terbuka, maka kualitas
Ogg selalu berubah-ubah. Mutunya berdasarkan skala 1 sampai 10. Kalau ingin
setara dengan MP3 yang menggunakan bit rate 128 kbps gunakanlah skala 3.
Sebenarnya masih banyak jenis
file audio lainnya. Tapi saya tak akan menulisnya lebih lengkap. Silahkan
berselancar untuk mencari tahu tentang yang lainnya. Tulisan ini hanya pemicu
rasa ingin tahu Anda. Semoga bermanfaat!
MPEG [Motion Pictures Expert
Group]
Format MPEG adalah standar baku untuk menyimpan data
multimedia terkompresi yang sangat umum serta mudah di distribusikan. Dan
karena format MPEG terdiri dari 3 lapisan [biasa disebut LAYER] yaitu: FRAME
[bingkai gambar], MOTION [gambar bergerak] dan SOUND atau suara.
Nah, layer ketiga itulah yang
kemudian dijadikan alasan kenapa harus bernama MP3 [MPEG Layer 3]. Karena file
itu masih memiliki banyak noise maka terus dilakukan bedah sana sini. Hingga
akhirnya pada sekitar tahun 1996 seorang bernama Karlheinz Brandenburg berhasil
menemukan algoritma Fraunhofer. Rangkaian algoritma itu akan bekerja untuk
membuang suara pada frekuensi yang tidak dapat didengar oleh telinga manusia.
2.
Multiple Intelligences
Kecerdasan
merupakan salah satu faktor utama yang menentukan sukses gagalnya peserta didik
belajar di sekolah. Peserta didik yang mempunyai taraf kecerdasan rendah atau
di bawah normal sukar diharapkan berprestasi tinggi. Tetapi tidak ada jaminan
bahwa dengan taraf kecerdasan tinggi seseorang secara otomatis akan sukses belajar
di sekolah.
Berbagi
ilmu dari Profesor Gardner yang telah menemukan teori kecerdasan majemuk atau Multiple
Intelligences, bahwa ada banyak kecerdasan yang dimiliki setiap orang.
Teori ini juga menekankan pentingnya “model” atau teladan yang sudah berhasil
mengembangkan salah satu kecerdasan hingga puncak.
Dalam
buku konsep dan makna pembelajaran (Sagala, 2005 : 84) memaparkan 8 kecerdasan
yaitu kecerdasan verbal/bahasa, kecerdasan logika/matematika, kecerdasan
spasial/visual, kecerdasan tubuh/kinestetik, kecerdasan musical/ritmik,
kecerdasan interpersonal, kecerdasan intrapersonal, kecerdasan spiritual.
Mari
kita bahas satu per satu kecerdasan di atas. Selain penjelasan bentuk
kecerdasan, juga dikaitkan dengan pelajaran yang diajarkan di sekolah serta tokoh
atau profesi yang memiliki kecerdasan tersebut.
Dengan
beragamnya kecerdasan manusia, menjadikan peran guru amat penting untuk
memberikan arahan pada apa yang cocok dan sesuai bagi para siswanya. Melalui
pengenalan akan Multiple Intelligences, kita dapat mempelajari kekuatan /
kelemahan anak dan memberikan mereka peluang untuk belajar melalui
kelebihan-kelebihannya.
Tujuan: anak memiliki kesempatan untuk mengeksplorasi dunia, bekerja dengan ketrampilan sendiri dan mengembangkan kemampuannya sendiri.
Tidak ada anak yang bodoh atau
pintar, yang ada adalah anak yang menonjol dalam salah satu atau beberapa jenis
kecerdasan.
•
Verbal-Linguistic
Kecerdasan
Verbal (Bahasa)
Bentuk kecerdasan ini dinampakkan oleh kepekaan akan makna
dan urutan kata serta kemampuan membuat beragam penggunaan bahasa untuk
menyatakan dan memaknai arti yang kompleks.
Berkaitan dengan pelajaran bahasa. William Shakespeare,
Martin Luther King Jr, Soekarno, Putu Wijaya, Taufiq Ismail, Hilman “Lupus”
Hariwijaya merupakan tokoh yang berhasil menunjukkan kecerdasan ini hingga
puncak, demikian pula para jurnalis hebat, ahli bahasa, sastrawan, orator pasti
memiliki kecerdasan ini.
Kecerdasan Linguistik
·
Mampu
membaca, mengerti apa yang dibaca.
·
Mampu
mendengar dengan baik dan memberikan respons dalam suatu komunikasi verbal.
·
Mampu
menirukan suara, mempelajari bahasa asing, mampu membaca karya orang lain.
·
Mampu
menulis dan berbicara secara efektif.
·
Tertarik
pada karya jurnalism, berdebat, pandai menyampaikan cerita atau melakukan
perbaikan pada karya tulis.
·
Mampu
belajar melalui pendengaran, bahan bacaan, tulisan dan melalui diskusi, ataupun
debat.
·
Peka
terhadap arti kata, urutan, ritme dan intonasi kata yang diucapkan.
·
Memiliki
perbendaharaan kata yang luas, suka puisi, dan permainan kata.
Profesi: pustakawan, editor, penerjemah, jurnalis, tenaga bantuan hukum, pengacara, sekretaris, guru bahasa, orator, pembawa acara di radio / TV, dan sebagainya
•
Mathematical-Logical
Kecerdasan
Logika/Matematika
Bentuk kecerdasan ini termasuk yang paling mudah distandarisasikan
dan diukur. Kecerdasan ini sebagai pikiran analitik dan sainstifik, dan bisa
melihatnya dalam diri ahli sains, programmer komputer, akuntan, banker dan
tentu saja ahli matematika.
Berkaitan dengan pelajaran matematika. Tokoh2
yang terkenal antara lain Madame Currie, Blaise Pascal, B.J. Habibie.
Kecerdasan Logika - Matematika
·
Mengenal
dan mengerti konsep jumlah, waktu dan prinsip sebab-akibat.
·
Mampu
mengamati objek dan mengerti fungsi dari objek tersebut.
·
Pandai
dalam pemecahan masalah yang menuntut pemikiran logis.
·
Menikmati
pekerjaan yang berhubungan dengan kalkulus, pemograman komputer, metode riset.
·
Berpikir
secara matematis dengan mengumpulkan bukti-bukti, membuat hipotesis, merumuskan
dan membangun argumentasi kuat.
·
Tertarik
dengan karir di bidang teknologi, mesin, teknik, akuntansi, dan hukum.
·
Menggunakan
simbol-simbol abstrak untuk menjelaskan konsep dan objek yang konkret.
Profesi: auditor, akuntan, ilmuwan, ahli statistik, analisis /
programer komputer, ahli ekonomi, teknisi, guru IPA / Fisika, dan sebagainya.
•
Musical
Kecerdasan
Musical/Ritmik
Bentuk kecerdasan ini mendengarkan pola musik dan ritmik
secara natural dan kemudian dapat memproduksinya. Bentuk kecerdasan ini sangat
menyenangkan, karena musik memiliki kapasitas unutk mengubah kesadaran kita,
menghilangkan stress dan meningkatkan fungsi otak.
Berkaitan dengan kegiatan ekstrakurikuler. Tokoh2
yang sudah mengembangkan kecerdasan ini misalnya Stevie Wonder, Melly Goeslow,
Titik Puspa.
Kecerdasan Musikal
·
Menyukai
banyak jenis alat musik dan selalu tertarik untuk memainkan alat musik.
·
Mudah
mengingat lirik lagu dan peka terhadap suara-suara.
·
Mengerti
nuansa dan emosi yang terkandung dalam sebuah lagu.
·
Senang
mengumpulkan lagu, baik CD, kaset, atau lirik lagu.
·
Mampu
menciptakan komposisi musik.
·
Senang
improvisasi dan bermain dengan suara.
·
Menyukai
dan mampu bernyanyi.
·
Tertarik
untuk terjun dan menekuni musik, baik sebagai penyanyi atau pemusik.
·
Mampu
menganalisis / mengkritik suatu musik.
Profesi: DJ, musikus, pembuat instrumen, tukang stem piano, ahli terapi musik, penulis lagu, insinyur studio musik, dirigen orkestra, penyanyi, guru musik, penulis lirik lagu, dan sebagainya
•
Visual-Spatial
Kecerdasan
Spasial/Visual
Bentuk kecerdasan ini umumnya terampil menghasilkan imaji
mental dan menciptakan representasi grafis, mereka sanggup berpikir tiga
dimensi, mampu mencipta ulang dunia visual.
Kecerdasan ini dapat ditemukan pada pelukis, pematung,
programmer komputer, desainer, arsitek.
Berhubungan dengan pelajaran menggambar. Tokoh yang dapat
diceritakan berkaitan dengan kecerdasan ini, misalnya Picasso, Walt Disney,
Garin Nugroho.
Kecerdasan Visual - Spasial
·
Senang
mencoret-coret, menggambar, melukis dan membuat patung.
·
Senang
belajar dengan grafik, peta, diagram, atau alat bantu visual lainnya.
·
Kaya
akan khayalan, imaginasi dan kreatif.
·
Menyukai
poster, gambar, film dan presentasi visual lainnya.
·
Pandai
main puzzle, mazes dan tugas-lugas lain yang berkaitan dengan manipulasi.
·
Belajar
dengan mengamati, melihat, mengenali wajah, objek, bentuk, dan warna.
·
Menggunakan
bantuan gambar untuk membantu proses mengingat.
Profesi: insinyur, surveyor, arsitek, perencana kota, seniman grafis, desainer interior, fotografer, guru kesenian, pilot, pematung, dan sebagainya.
•
Bodily-Kinesthetic
Kecerdasan
Tubuh/Kinestetik
Bentuk kecerdasan ini memungkinkan terjadinya hubungan
antara pikiran dan tubuh yang diperlukan untuk berhasil dalam aktivitas2
seperti menari, melakukan pantomim, berolahraga, seni bela diri dan memainkan
drama.
Sebut saja Michael Jordan, Martha Graham (penari balet),
Susi Susanti. Kecerdasan ini berkaitan dengan pejaran olahraga atau kegiatan
ekstrakurikuler seperti menari, bermain teater, pantomim.
Kecerdasan Kinestetik
·
Merupakan
kecerdasan yang berhubungan dengan kemampuan dalam menggunakan tubuh kita
secara trampil untuk mengungkapkan ide, pemikiran, perasaan, dan mampu bekerja
dengan baik dalam menangani objek.
·
Memiliki
kontrol pada gerakan keseimbangan, ketangkasan, dan keanggunan dalam bergerak.
·
Menyukai
pengalaman belajar yang nyata seperti field trip, role play, permainan yang
menggunakan fisik.
·
Senang
menari, olahraga dan mengerti hidup sehat.
·
Suka
menyentuh, memegang atau bermain dengan apa yang sedang dipelajari.
·
Suka
belajar dengan terlibat secara langsung, ingatannya kuat terhadap apa yang
dialami atau dilihat.
Profesi: ahli terapi fisik, ahli bedah, penari, aktor, model, ahli mekanik / montir, tukang bangunan, pengrajin, penjahit, penata tari, atlet profesional, dan sebagainya.
•
Interpersonal
Kecerdasan
Interpersonal
Bentuk kecerdasan ini wajib bagi tugas2 ditempat
kerja seperti negosiasi dan menyediakan umpan balik atau evaluasi. Berkaitan
dengan pelajaran PPKn, sosiologi.
Manajer, konselor, terapis, politikus, mediator menunjukkan
bentuk kecerdasan ini. Mereka biasanya pintar membaca suasana hati, temperamen,
motivasi dan maksud orang lain. Abraham Lincoln dan Mahatma Gadhi memanfaatkan
kecerdasan ini untuk mengubah dunia.
Kecerdasan Interpersonal
·
Memiliki
interaksi yang baik dengan orang lain, pandai menjalin hubungan sosial.
·
Mampu
merasakan perasaan, pikiran, tingkah laku, dan harapan orang lain.
·
Memiliki
kemampuan untuk memahami orang lain dan berkomunikasi dengan efektif, baik
secara verbal maupun non-verbal.
·
Mampu
menyesuaikan diri dengan lingkungan dan kelompok yang berbeda, mampu menerima
umpan balik yang disampaikan orang lain, dan mampu bekerja sama dengan orang
lain.
·
Mampu
berempati dan mau mengerti orang lain.
·
Mau
melihat sudut pandang orang lain.
·
Menciptakan
dan mempertahankan sinergi.
Profesi: administrator, manager, kepala sekolah, pekerja bagian personalia/humas, penengah, ahli sosiologi, ahli antropologi, ahli psikologi, tenaga penjualan, direktur sosial, CEO, dan sebagainya.
•
Intrapersonal
Kecerdasan
Intrapersonal
Bentuk kecerdasan ini merupakan kemampuan untuk memahami dan
mengartikulasikan cara kerja terdalam dari karakter dan kepribadian. Kita
sering menamai kecerdasan ini dengan kebijaksanaan.
Berkaitan dengan jurusan psikologi atau filsafat. Tokoh2
sukses yang dapat dikenalkan untuk memperkaya kecerdasan ini adalah para
pemimpin keagamaan dan para psikolog.
Kecerdasan Intrapersonal
·
Mengenal
emosi diri sendiri dan orang lain, serta mampu menyalurkan pikiran dan
perasaan.
·
Termotivasi
dalam mengejar tujuan hidup.
·
Mampu
bekerja mandiri, mengembangkan kemampuan belajar yang berkelanjutan dan mau
meningkatkan diri.
·
Mengembangkan
konsep diri dengan baik.
·
Tertarik
sebagai konselor, pelatih, filsuf, psikolog atau di jalur spiritual.
·
Tertarik
pada arti hidup, tujuan hidup dan relevansinya dengan keadaaan saat ini.
·
Mampu
menyelami / mengerti kerumitan dan kondisi manusia.
Profesi: ahli psikologi, ulama, ahli terapi, konselor, ahli teknologi, perencana program, pengusaha, dan sebagainya.
•
Naturalistic
Kecerdasan Naturalis
·
Suka
mengamati, mengenali, berinteraksi, dan peduli dengan objek alam, tanaman atau
hewan.
·
Antusias
akan lingkungan alam dan lingkungan manusia.
·
Mampu
mengenali pola di antara spesies.
·
Senang
berkarir di bidang biologi, ekologi, kimia, atau botani.
·
Senang
memelihara tanaman, hewan.
·
Suka
menggunakan teleskop, komputer, binocular, mikroskop untuk mempelajari suatu
organisme.
·
Senang
mempelajari siklus kehidupan flora dan fauna.
·
Senang
melakukan aktivitas outdoor, seperti: mendaki gunung, scuba diving (menyelam).
Profesi: dokter hewan, ahli botani, ahli biologi, pendaki gunung,
pengurus organisasi lingkungan hidup, kolektor fauna / flora, penjaga museum
zoologi / botani dan kebun binatang, dan sebagainya.
•
Existential
•
EXISTENTIAL (Cerdas
Makna/Existence Smart)
Anak belajar
sesuatu dengan melihat ‘gambaran besar’, “Mengapa kita di sini?” “Untuk apa
kita di sini?” “Bagaimana posisiku dalam keluarga, sekolah dan kawan-kawan?”.
Kecerdasan ini selalu mencari koneksi-koneksi antar dunia dengan kebutuhan
untuk belajar.
•
Kecerdasan Spiritual
Bentuk kecerdasan ini dapat dipandang sebagai sebuah
kombinasi dan kesadaran interpersonal dan kecerdasan intrapersonal dengan
sebuah komponen “nilai” yang ditambahkan padanya.
Kecerdasan spiritual merupakan kecerdasan rohaniah, yang
menuntun diri kita menjadi manusia yang utuh, berada pada bagian yang paling
dalam diri kita.
0 comments:
Posting Komentar