Berkompetisi dalam kebaikan
Pada dasarnya berlomba atau berkompetisi
adalah fitrah manusia yang sudah ada sejak awal penciptaan. Hal inilah yang
mendorong manusia untuk berkembang dan mencapai kemajuan.
Islam memfasilitasi fitrah ini dengan mengarahkan semua
perlombaan kepada kebaikan atau biasa disebut fastabiqul khairat, ini yang
mendorong manusia bersegera untuk berlomba melakukan kebaikan sebagaimana firman
Allah dalam Al-Quran Surah Al-Maidah Ayat 48
وَأَنزَلْنَآ إِلَيْكَ ٱلْكِتَٰبَ بِٱلْحَقِّ مُصَدِّقًا
لِّمَا بَيْنَ يَدَيْهِ مِنَ ٱلْكِتَٰبِ وَمُهَيْمِنًا عَلَيْهِ ۖ فَٱحْكُم بَيْنَهُم
بِمَآ أَنزَلَ ٱللَّهُ ۖ وَلَا تَتَّبِعْ أَهْوَآءَهُمْ عَمَّا جَآءَكَ مِنَ ٱلْحَقِّ
ۚ لِكُلٍّ جَعَلْنَا مِنكُمْ شِرْعَةً وَمِنْهَاجًا ۚ وَلَوْ شَآءَ ٱللَّهُ لَجَعَلَكُمْ
أُمَّةً وَٰحِدَةً وَلَٰكِن لِّيَبْلُوَكُمْ فِى مَآ ءَاتَىٰكُمْ ۖ فَٱسْتَبِقُوا۟
ٱلْخَيْرَٰتِ ۚ إِلَى ٱللَّهِ مَرْجِعُكُمْ جَمِيعًا فَيُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمْ
فِيهِ تَخْتَلِفُونَ
Artinya: Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Quran dengan
membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang
diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka
putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu
mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang
kepadamu. Untuk tiap-tiap umat diantara kamu, Kami berikan aturan dan jalan
yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat
(saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka
berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu
semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan
itu,
Dalam Tafsir Kementerian Agama dijelaskan bahwa Pada
ayat-ayat yang lalu Allah menerangkan tentang diturunkannya taurat dan injil
yang mengandung petunjuk dan cahaya, serta adanya kewajiban bagi umat masa itu
untuk melaksanakan ajaran-ajarannya. Dan Allah kemudian menurunkan kitab
Al-Qur'an kepada nabi Muhammad, sebagai nabi terakhir, dengan membawa kebenaran
yang hakiki, yang membenarkan sebagian isi dari kitab-kitab yang diturunkan
sebelumnya, yaitu taurat, zabur, dan injil, dan menjaganya dari penyimpangan
atau pengubahan yang dilakukan oleh orang-orang yang mencari keuntungan diri,
maka putuskanlah perkara yang mereka perselisihkan menurut ketetapan dalam
kitab-kitab yang diturunkan Allah itu dan janganlah sekali-kali engkau
mengikuti kemauan dan keinginan nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang
telah datang kepadamu. Ketahuilah bahwasanya untuk setiap umat di antara kamu,
di mana saja mereka berada, kami berikan aturan bagi mereka masing-masing dan
jalan yang terang sesuai dengan keadaannya. Kalau Allah menghendaki sesuai
dengan kehendak-Nya, niscaya kamu semua akan dijadikan-Nya sebagai satu umat
saja, tetapi Allah berkehendak lain, yaitu ingin menguji kamu terhadap karunia
dan semua nikmat yang telah diberikan-Nya kepadamu, maka sebagai jawaban dari
semua rahmat yang telah dilimpahkan itu, berlomba-lombalah untuk berbuat
kebajikan. Ketahuilah bahwa hanya kepada Allah saja kamu semua akan kembali.
Perintah untuk berlomba dalam kebaikan (fastabiqul khairat)
juga terdapat
dalam beberapa ayat Al-Qur’an, di antaranya terdapat dalam
Q.S. al-Baqarah 148
وَلِكُلٍّ وِجْهَةٌ هُوَ مُوَلِّيهَا ۖ فَٱسْتَبِقُوا۟ ٱلْخَيْرَٰتِ
ۚ أَيْنَ مَا تَكُونُوا۟ يَأْتِ بِكُمُ ٱللَّهُ جَمِيعًا ۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ
شَىْءٍ قَدِيرٌ
Artinya: “Dan setiap umat mempunyai kiblat yang dia menghadap
kepadanya. Maka berlomba-lombalah kamu dalam kebaikan. Di mana saja kamu
berada, pasti Allah akan mengumpulkan kamu semuanya. Sungguh, Allah Mahakuasa atas
segala sesuatu.” (Q.S. al-Baqarah/2: 148)
Ayat tersebut secara tegas memerintahkan untuk berlomba-lomba
dalam kebaikan. Kebaikan yang dilakukan oleh seorang mukmin akan mendapatkan balasan
dari Allah Swt. Berlomba dalam kebaikan merupakan suatu ajakan kepada orang
lain dengan dimulai dari diri sendiri untuk selalu menempuh jalan yang diridai
oleh Allah Swt. Mengapa seorang mukmin harus bersegera dalam berlomba-lomba
dalam kebaikan?. Karena kesempatan waktu hidup di dunia hanya sementara dan
terbatas oleh ruang dan waktu.
Tidak ada yang tahu kapan seseorang akan dipanggil menghadap
Allah Swt. Di samping itu, tidak ada yang tahu perubahan yang akan dialami oleh
seseorang. Bisa jadi malam ia beriman, esoknya sudah tidak memiliki iman. Atau
malam ia masih salat berjamaah di masjid, pagi terjerumus dalam kemaksiatan.
Oleh karena itu, Islam menganjurkan umatnya untuk bersegera dalam berbuat
kebaikan. Hal ini sesuai dengan hadis berikut ini:
بَادِرُوا
بِالأَعْمَالِ فِتَنًا كَقِطَعِ اللَّيْلِ الْمُظْلِمِ يُصْبِحُ الرَّجُلُ
مُؤْمِنًا وَيُمْسِى كَافِرًا أَوْ يُمْسِى مُؤْمِنًا وَيُصْبِحُ كَافِرًا يَبِيعُ
دِينَهُ بِعَرَضٍ مِنَ الدُّنْيَا
Artinya: “Dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah Saw.
bersabda: “bersegeralah kamu sekalian untuk melakukan amal-amal shalih, karena
akan terjadi suatu bencana yang menyerupai malam yang gelap gulita di mana ada seseorang
yang pada waktu pagi ia beriman, tetapi pada waktu sore ia kafir, pada waktu
sore ia beriman tetapi pada waktu pagi ia kafir, ia rela menukar agamanya
(dengan sedikit keuntungan dunia)”. (H.R. Muslim 118)
Menerapkan Perilaku Kompetisi dalam Kebaikan untuk Meraih Kesuksesan
Cara mengamalkan pesan mulia yang terkandung dalam Q.S. al-Maidah/5:
48. Agar dapat berkompetisi dalam kebaikan adalah dengan menbiasakan “M6” berikut ini, yaitu:
a. Mengawali dengan basmalah
b. Melakukan dengan penuh semangat
c. Menjaga konsistensi
d. Mempelajari ilmu yang terkait
e. Membiasakan bekerja sama
f. Mengamati, meniru, dan memodifikasi
Untuk memahami “M6” di
atas, perhatikan penjelasannya berikut ini.
1) Mengawali suatu amal kebaikan dengan
membaca basmalah dan berdoa kepada Allah Swt. agar diberikan kemudahan,
kelancaran, dan keberkahan. Doa merupakan kekuatan spiritual yang akan
mendorong kalian untuk berusaha maksimal hingga amal tersebut paripurna. Di
samping itu ada nilai pahala atas amal yang dilakukan dengan ikhlas.
2) Melakukan semua amal kebaikan dengan
penuh optimis dan semangat. Sikap optimis dan semangat ini akan membuat
seseorang menjadi yakin mampu mengerjakan amal kebaikan dengan tuntas. Lebih
dari itu, tumbuh rasa senang dan bahagia karena telah berhasil menyelesaikan
sebuah amal kebaikan.
3) Menjaga konsistensi (istiqamah) amal
kebaikan yang sudah kalian lakukan. Kualitas dari amal kebaikan akan semakin
meningkat apabila kalian lakukan dengan konsisten. Tiap hari akan ada
pengalaman baru untuk perbaikan kualitas amal pada hari berikutnya dan masa
datang.
4) Mempelajari ilmu yang terkait dengan
peningkatan kualitas amal kebaikan. Antara ilmu dan amal merupakan satu
kesatuan. Ilmu tanpa amal, ibarat pohon tak berbuah. Demikian pula beramal
tanpa ilmu akan mengakibatkan amal tersebut tertolak. Menambah bekal ilmu dapat
kalian lakukan dengan belajar di lembaga pendidikan formal maupun non formal.
5) Membiasakan diri beramal secara
bersama-sama dengan melibatkan orang banyak. Dalam hal ini, bukan berarti
mengabaikan amaliyah yang sifatnya pribadi. Keterlibatan banyak orang dalam
suatu amal kebaikan akan membuat nilai amal tersebut semakin baik. Karena akan
semakin banyak manfaat dan kemaslahatan yang dapat dirasakan oleh masyarakat luas.
Lebih dari itu, akan memperkuat tali silaturahmi dan memperkokoh persatuan dan
kesatuan bangsa.
6) Mengamati, meniru, dan memodifikasi
amal kebaikan yang telah dilakukan oleh orang lain. Hal ini akan memudahkan dan
memotivasi seseorang dalam beramal saleh. Karena sudah dicontohkan oleh orang
lain, maka harus ada usaha untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas amal
tersebut agar lebih baik dan nilai manfaatnya menjadi lebih besar.
Banyak manfaat yang diperoleh dari
perilaku kompetisi dalam kebaikan. Di antara manfaat tersebut adalah sebagai
berikut:
1) Memperoleh rida dan pahala dari Allah
Swt.
Allah
Swt. akan memberikan pahala kepada kalian jika melakukan pekerjaan dengan
ikhlas. Kesuksesan tertinggi bukanlah sukses duniawi, tetapi kesuksesan
tertinggi adalah rida dari Allah Swt.
2) Menjadi manusia yang bermanfaat
Manusia
terbaik adalah manusia yang mampu menebar manfaat dan kemaslahatan
sebesar-besarnya kepada masyarakat. Nilai sebuah kebaikan akan berlipat ganda
jika mampu memberikan manfaat yang besar untuk masyarakat luas.
3) Mempercepat penyelesaian pekerjaan
Keinginan
untuk menyelesaikan pekerjaan ini didasari oleh motivasi untuk menyelesaikan
pekerjaan lainnya. Jika menunda suatu pekerjaan, maka pekerjaan yang lain ikut
terbengkalai. Di samping itu, ada kompetitor yang memicu peningkatan kinerja.
4) Termotivasi untuk menjadi lebih baik
Saat
kalian berkompetisi dengan pihak lain, akan tumbuh keinginan untuk menjadi yang
paling unggul. Tentunya hal ini membutuhkan persiapan yang matang. Meskipun
hasil akhirnya belum tentu sebagai pemenang, tetapi sudah berhasil menunjukkan
kemampuan terbaik yang dimiliki merupakan prestasi tersendiri yang patut
diapresiasi.
5) Menjadi pribadi yang disiplin dan
bertanggungjawab
Keinginan
untuk menjadi yang terbaik harus diikuti dengan sikap disiplin dan
tanggungjawab. Keduanya merupakan modal utama meraih kesuksesan dalam sebuah
kompetisi.
6) Mempererat hubungan antar sesama
Pesaing
bukan musuh yang harus dikalahkan tetapi merupakan rekan kerja dalam
berkompetisi secara sehat. Pekerjaan yang dilakukan secara bersamasama akan
mempererat tali persaudaraan di antara sesama.
0 comments:
Posting Komentar