Jumat, 15 Maret 2013

Pengertian Dakwah


Pengertian Dakwah
A.    Etimologi
Secara etimologi, kata dakwah sebagai bentuk mashdar dari kata do’a (fi’il madhi) dan yad’u (fi’il mudhari’) yang artinya memanggil (to call). Mengundang ( to in vite), menggaak (to summer), menyeru (to propo), mendorong (to urge) dan memohon (to pray) (Warson Munawir, 1994:439). Dakwah dalam pengertian ini dapat dijumpai dalam Al Qur’an yaitu pada surat Yusuf:33 dan Surat Yunus:25

B.     Termologis
Secara termologis pengertian dakwah dimaknai dari aspek positif ajakan tersebut, yatu ajakan kepada kebaikan dan keselamatan dunia dan akhirat. Istilah dakwah digunakan dalam Al Qur’an baik dalam bentuk fi’il maupun dalam bentuk mashdar berjumlah lebih dari seratus kali. Dalam Al Qur’an, dakwah dalam arti mengajak titemukan sebanyak 46 kali, 39 kali dalam arti mengajak kepada Islam dan kebaikan, 7 kali kepada neraka dan kejahatan.
Beberapa dari ayat tersebut:
1.Mengajak manusia kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran ( QS. Ali Imran:104)
2.Mengajak manusia kepada jalan Allah (QS an-Nahl:125)
3.Mengajak manusia kepada agama Islam (QS as-Shaf:7)
4.Mengaak manusia kepada jalan yang lurus (QS al-Mukminun:73)
5.Memutuskan perkara dalam kehidupan umat manusia, kittabullah dan sunnaturrasul (QS an-Nur:48 dan 51, serta QS Ali Imran:23)
6.Menggajak kesurga (QS al-Baqarah:122)
C. Pendapat Para Tokoh
Definisi dakwah menurut para pakar anatara lain:
1.Syekh Ali Makhfudh dalam kitabnya Hidayatul Muesyidin, mengatkan dawah adalah mendorong manusia untuk berbuat kebajikan dan mengikuti petunjuk (agama), menyeru mereka kepada kebaikan dan mencegah mereka dari perbuatan munkar agar memperolah kebahagiaan dunia dan akhirat.
2.Muhammad Kh dr Husein dalam bukunya ad-Dakwah ila al-Islah mengatakan dakwah adalah upaya untuk memotivasi agar orang berbuat baik dan mengikuti jalan petunjuk, dan melakukan amar ma’ruf nahi munkar dengan tujuan mendapatkan kesuksesan dan kebahagian dunia dan akhirat.
3.HSM Nasarudin Latif mendefinisaikan dakwah adalah setiap usaha aktivitas dangan lisan mupun tulisan yang bersifat menyeru, mengajak, memanggil manusia lainnya untuk beriman dan mentaati Allah SWT sesuai dengan garis-garis akidah dan syariat serta akhlak Islamiyah.
4.Toha Yahya Oemar, mengatkan bahwa dakwah adalah mengajak manusia kdengan cara bijaksana kepada kjalan yang benar sesuai dengan perintah Tuhan untuk kemaslahatan dan kebahagiaan mereka didunia dan akhirat.
5.Quarai Sihab mendefinisaiknnya sebagai seruan atau ajakan kepada kainsyafan, atau usaha mengubah sesuatu yang tidak baik kepada sesuatu yang lebih baik terhadap pribadi maupun masyarakat.
METODE DAKWAH
A.    Metode Penyampaian
Allah swt menjelaskan bahwa risalah Nabi saww dimulai dari pembacaan ayat kepada masyarakat, kemudian mengajarkan hikmah-hikmahnya dan pembenahan diri. Risalah tersebut merupakan tanggung jawab para Nabi untuk mengajak umat manusia kepada Tauhid. Dalam surat Al Jum`ah, ayat 2 di katakan:” Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka Kitab dan hikmah”.
Allah swt telah mengajarkan berbagai metode dakwah kepada Rasulullah dan rahasia dari metode dakwah yang beraneka ragam ini dikarenakan adanya perbedaan dan tingkatan pada intelektual quality (IQ) manusia sehingga daya pemahaman mereka tidak sama, meskipun fitrah mereka sama. Obyek Quran yang berbeda-beda ini menuntut metode dakwah yang variatif sehingga orang yang mempunyai IQ tinggi, tidak merasa sombong dan tetap memerlukan pesan-pesan wahyu dan sebaliknya bagi orang yang memiliki IQ rendah juga dapat menjangkau pesan-pesan wahyu tersebut.  
Oleh karena itu, Al Quran di samping menunjukkan metode dakwahnya  dengan bentuk hikmah, nasehat yang baik serta sanggahan yang bagus, ia juga menunjukkannya dalam bentuk perumpamaan, supaya dapat dijangkau oleh orang awam sekaligus menjadi penekanan untuk orang alim yang pada intinya dapat diserap oleh semuanya. Jalan hikmah, nasehat baik, serta sanggahan yang bagus dari satu sisi dan perumpamaan serta cerita-cerita dari sisi lain merupakan  metode yang komprehensif dalam dakwah dan hal ini sebagai karakteristik Al Quran yang tidak ditemukan dalam    kitab-kitab lainnya.
B.     Metode Dakwah Yang Diajarkan Dalam Al Quran
1)    Menggunakan perumpamaan untuk memudahkan pemahaman pelik tentang ilmu-ilmu transendental Ilahi. 
2)    Menggunakan sanggahan yang baik dalam berdebat dengan orang-orang yang besikeras menentang pokok agama.
3)    Mengkombinasikan ilmu dan hukum dengan nasehat dan akhlak, pengajaran hikmah dengan bimbingan dan pembenahan diri.
4)    Menjustifikasikan persepsi yang dinukil dari yang lain secara akurat.
5)    Mengkaitkan permasalahan ontologi dengan teologi. Buku ilmiah mengungkap fenomena alam dan menguraikannya secara horizontal, adapun Al Quran sebagai cahaya petunjuk, mengungkap fenomena alam serta menjelaskannya secara vertikal (keterkaitan alam dengan ketuhanan dan hari kebangkitan) .
6)    Mengklasifikasikan pentas-pentas sejarah yang mengandung pelajaran dan mutiara kehidupan dalam menuturkan cerita-cerita.
7)    Pengulangan konteks dalam Al Quran,  diperlukan  sebagai penekanan dalam petunjuk, sebab Setan senantiasa menjauhkan manusia dari jalan Ilahi, sedangkan pengulangan konteks dalam buku ilmiah hanya akan mengurangi kualitas isinya.    
Sumber Tulisan
http://quran.al-shia.org/id/makalah/03.htm

0 komentar:

Posting Komentar