Pengertian Dakwah
A. Etimologi
Secara etimologi, kata dakwah sebagai bentuk mashdar
dari kata do’a (fi’il madhi) dan yad’u (fi’il mudhari’) yang artinya memanggil
(to call). Mengundang ( to in vite), menggaak (to summer), menyeru (to propo),
mendorong (to urge) dan memohon (to pray) (Warson Munawir, 1994:439). Dakwah
dalam pengertian ini dapat dijumpai dalam Al Qur’an yaitu pada surat Yusuf:33
dan Surat Yunus:25
B. Termologis
Secara termologis pengertian dakwah dimaknai dari
aspek positif ajakan tersebut, yatu ajakan kepada kebaikan dan keselamatan
dunia dan akhirat. Istilah dakwah digunakan dalam Al Qur’an baik dalam bentuk
fi’il maupun dalam bentuk mashdar berjumlah lebih dari seratus kali. Dalam Al
Qur’an, dakwah dalam arti mengajak titemukan sebanyak 46 kali, 39 kali dalam
arti mengajak kepada Islam dan kebaikan, 7 kali kepada neraka dan kejahatan.
Beberapa dari ayat tersebut:
1.Mengajak manusia kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran
( QS. Ali Imran:104)
2.Mengajak manusia kepada jalan Allah (QS
an-Nahl:125)
3.Mengajak manusia kepada agama Islam (QS as-Shaf:7)
4.Mengaak manusia kepada jalan yang lurus (QS
al-Mukminun:73)
5.Memutuskan perkara dalam kehidupan umat manusia,
kittabullah dan sunnaturrasul (QS an-Nur:48 dan 51, serta QS Ali
Imran:23)
6.Menggajak kesurga (QS al-Baqarah:122)
C. Pendapat Para Tokoh
Definisi dakwah menurut para pakar anatara lain:
1.Syekh Ali Makhfudh dalam kitabnya Hidayatul
Muesyidin, mengatkan dawah adalah mendorong manusia untuk berbuat kebajikan dan
mengikuti petunjuk (agama), menyeru mereka kepada kebaikan dan mencegah mereka
dari perbuatan munkar agar memperolah kebahagiaan dunia dan akhirat.
2.Muhammad Kh dr Husein dalam bukunya ad-Dakwah ila
al-Islah mengatakan dakwah adalah upaya untuk memotivasi agar orang berbuat
baik dan mengikuti jalan petunjuk, dan melakukan amar ma’ruf nahi munkar dengan
tujuan mendapatkan kesuksesan dan kebahagian dunia dan akhirat.
3.HSM Nasarudin Latif mendefinisaikan dakwah adalah
setiap usaha aktivitas dangan lisan mupun tulisan yang bersifat menyeru,
mengajak, memanggil manusia lainnya untuk beriman dan mentaati Allah SWT sesuai dengan garis-garis akidah dan syariat serta akhlak
Islamiyah.
4.Toha Yahya Oemar, mengatkan bahwa dakwah adalah
mengajak manusia kdengan cara bijaksana kepada kjalan yang benar sesuai dengan
perintah Tuhan untuk kemaslahatan dan kebahagiaan mereka didunia dan akhirat.
5.Quarai Sihab mendefinisaiknnya sebagai seruan atau
ajakan kepada kainsyafan, atau usaha mengubah sesuatu yang tidak baik kepada
sesuatu yang lebih baik terhadap pribadi maupun masyarakat.
METODE DAKWAH
A.
Metode Penyampaian
Allah swt
menjelaskan bahwa risalah Nabi saww dimulai dari pembacaan ayat kepada
masyarakat, kemudian mengajarkan hikmah-hikmahnya dan pembenahan diri. Risalah
tersebut merupakan tanggung jawab para Nabi untuk mengajak umat manusia kepada
Tauhid. Dalam surat Al Jum`ah, ayat 2 di katakan:” Dia-lah yang mengutus kepada
kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan
ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka Kitab dan
hikmah”.
Allah swt telah
mengajarkan berbagai metode dakwah kepada Rasulullah dan rahasia dari metode
dakwah yang beraneka ragam ini dikarenakan adanya perbedaan dan tingkatan pada
intelektual quality (IQ) manusia sehingga daya pemahaman mereka tidak sama,
meskipun fitrah mereka sama. Obyek Quran yang berbeda-beda ini menuntut metode
dakwah yang variatif sehingga orang yang mempunyai IQ tinggi, tidak merasa
sombong dan tetap memerlukan pesan-pesan wahyu dan sebaliknya bagi orang yang
memiliki IQ rendah juga dapat menjangkau pesan-pesan wahyu tersebut.
Oleh karena itu,
Al Quran di samping menunjukkan metode dakwahnya dengan bentuk hikmah,
nasehat yang baik serta sanggahan yang bagus, ia juga menunjukkannya dalam
bentuk perumpamaan, supaya dapat dijangkau oleh orang awam sekaligus menjadi
penekanan untuk orang alim yang pada intinya dapat diserap oleh semuanya. Jalan
hikmah, nasehat baik, serta sanggahan yang bagus dari satu sisi dan perumpamaan
serta cerita-cerita dari sisi lain merupakan metode yang komprehensif
dalam dakwah dan hal ini sebagai karakteristik Al Quran yang tidak ditemukan
dalam kitab-kitab lainnya.
B.
Metode Dakwah
Yang Diajarkan Dalam Al Quran
1) Menggunakan
perumpamaan untuk memudahkan pemahaman pelik tentang ilmu-ilmu transendental
Ilahi.
2) Menggunakan
sanggahan yang baik dalam berdebat dengan orang-orang yang besikeras menentang
pokok agama.
3)
Mengkombinasikan ilmu dan hukum dengan nasehat dan akhlak, pengajaran hikmah
dengan bimbingan dan pembenahan diri.
4)
Menjustifikasikan persepsi yang dinukil dari yang lain secara akurat.
5) Mengkaitkan
permasalahan ontologi dengan teologi. Buku ilmiah mengungkap fenomena alam dan
menguraikannya secara horizontal, adapun Al Quran sebagai cahaya petunjuk,
mengungkap fenomena alam serta menjelaskannya secara vertikal (keterkaitan alam
dengan ketuhanan dan hari kebangkitan) .
6)
Mengklasifikasikan pentas-pentas sejarah yang mengandung pelajaran dan mutiara
kehidupan dalam menuturkan cerita-cerita.
7) Pengulangan
konteks dalam Al Quran, diperlukan sebagai penekanan dalam
petunjuk, sebab Setan senantiasa menjauhkan manusia dari jalan Ilahi, sedangkan
pengulangan konteks dalam buku ilmiah hanya akan mengurangi kualitas isinya.
Sumber
Tulisan
http://quran.al-shia.org/id/makalah/03.htm
0 comments:
Posting Komentar