Jumat, 13 September 2019

NILAI 100 UNTUK KAMI



Tak banyak orang peduli
Tapi itu berharga buat kami
Mulai dari bila untuk nilai pelajaran
Seratus adalah nilai tertinggi
Bangga dan terpuji
Sebagai balasan jerih payah kami
Kemudian bila untuk nilai uang
Seratus mungkin tak berarti
Apalagi bagi para orang berdasi
Dan para penguasa negeri

Tapi bagi kami seratus mengandung banyak arti
Satu juta tanpa seratus saja tak akan jadi
Pernah tak jadi makan
Karena kurang uang seratusan
Tak masuk akal memang
Tapi kami tak ingin berhutang
Tak seperti mereka
Berhutang miliaran uang seratusan  hanya untuk membeli kuda besi
Kendaraan dinas lah katanya
Atau untuk membangun gedung mewah bersama
Gedung lama tak layak pakai lah ujarnya
Memang sulit mengerti pemikiran orang-orang pintar
Terlalu pandai bersilat lidah, memainkan hati
Eh... tapi yang kami herankan
Tak hanya orang berdasi yang pandai berujar
Tukang parkir pun mulai ikut berandai mengejar
Mengumpulkan uang seratus dari kembalian bayar parkir
Kami kira awalnya meraka salah hitung
Lima ratus dikurang dua ratus sama dengan dua ratus
Tapi kenapa salah hitung bisa berulang kali?
Apa kampus kami salah rekrut tukang parkir yang tak bisa berhitung?
Kami kira tidak,
Anak Taman Kanak-kanak pun sekarang sudah pintar menghitung uang
Tahu lima ratus dikurang dua ratus berapa hasilnya
Tiga ratus tentunya
Memang seratus itu banyak arti
Sepuluh kali saja tukang parkir beraksi
Seratus jadi seribu
Bagaimana bila seratus atau ribuan kali?
Bukan kami pelit, hanya mengajak berbenah diri
Kenapa tak diperjelas untuk apa seratus itu?
Agar harta syubhat tak mengotori perutmu, darah daging keluargamu
Karena tak tahukah engkau nilai seratus untuk kami?
Sekali lagi, seratus banyak arti
Bila seratus kukalikan dua
Bisa dipakai untuk membayar denda di perpustakaan
Saat terlambat mengembalikan buku sehari
Atau untuk bayar parkir lagi
Bisa pula untuk tambahan bila mini market tak punya receh untuk kembali
Atau untuk sedikit berbagi dengan mereka yang tak tersantuni
Yang kadang mengusik hati
Sekedar mengamen untuk mencari makan
Atau anak kecil berpeluit di perempatan jalan

*Ciptaan Bunda Hani 

0 komentar:

Posting Komentar