Jumat, 15 Maret 2013

Tujuan Filsafat Pendidikan Islam




Secara sosiologis pendidikan Islam diartikan sebagai aktivitas lembaga pendidikan Islam yang keberadaannya disemangati oleh nilai-nilai Islam, yang bertujuan mewujudkan misi Islam, menggunakan simbol-simbol Islam sebagai nama lembaga itu,
menyelenggarakan pengkajian terhadap ilmu-ilmu keislaman dan ilmu pada umumnya. Sedangkan secara filosofis pendidikan Islam diartikan pendidikan yang berparadigma kesemestaan yaitu nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, dan kealaman secara integratif dalam rangka humanisasi dan liberalisasi manusia agar manusia dapat menjalankan tugas dan fungsinya sebagai khalifah dibumi bentuk pengabdiannya kepada Allah dan sesama manusia.[1]
Tujuan adalah sesuatu yang ingin dicari atau sesuatu yang ingin dicapai yaitu sesuatu yang berharga, bernilai atau yang dianggap ideal. Tujuan merupakan standar usaha yang dapat ditentukan, serta mengarahkan atau mempreskripsikan usaha yang akan dilalui dan merupakan titik pangkal untuk mencapai tujuan-tujuan lain.[2]
Menurut Muhammad Athahiyah al-Abrasyi, tujuan pendidikan Islam adalah tujuan yang telah ditentukan dan dilakuhkan oleh nabi Muhammad SAW. sewaktu hidupnya yaitu pembentukan moral yang tinggi, karena pendidikan moral merupakan jiwa pendidikan sekalipun tanpa mengabaikan pendidikan jasmani, akal, dan ilmu praktis.
A.     Rumusan Tujuan Pendidikan Islam
Secara umum tujuan pendidikan menurut Fathiyah Hasan Sulaiman dalam Pandangan Ibnu Khaldun tentang Ilmu dan Pendidikan bahwa tujuan pendidikan menurut Ibnu Khaldun adalah sebagai berikut.[3]
Ø  Memberikan kesempatan kepada pikiran untuk aktif dan bekerja
Ø  Memperoleh berbagai ilmu pengetahuan
Ø  Memperoleh lapangan pekerjaan yang dapat digunakan untuk mencari penghidupan

Perumusan tujuan pendidikan Islam harus berorientasi pada hakikat pendidikan yang meliputi beberapa aspek yaitu :


1.      Tujuan dan tugas hidup manusia
Manusia diciptakan dengan membawa tujuan dan tugas hidup tertentu. Tujuan diciptakannya manusia hanya untuk mengabdi kepada Allah SWT. Yaitu berupa ibadah dan tugasnya sebagai wakil-nya dimuka bumi.
2.      Memelihara sifat-sifat dasar manusia
Maksudnya adalah sebagai konsep tentang manusia yang memiliki beberapa potensi bawaan seperti, fitrah, bakat, minat, sifat, karakter.
3.      Tuntutan masyarakat
Tuntutan ini baik berupa pelestarian nilai-nilai budaya yang telah melembaga dalam kehidupan suatu masyarakat, maupun terhadap pemenuhan tuntutan kehidupannya dalam mengantisipasi perkembangan dunia modern.
4.      Dimensi-dimensi kehidupan ideal Islam
Yaitu dimensi kehidupan yang mengandung nilai yang dapat meningkatkan kesejahteraan hidup manusia di dunia untuk mengelola dan memanfaatkan dunia sebagai bekal kehidupan di akhirat.

Muhammad  Fadhil Al-Jamali, merumuskan tujuan pendidikan Islam dengan empat macam yaitu :
a.       Mengenalkan manusia akan perannya diantara sesama tugas makhluk dan tanggung jawabnya di dalam hidup ini.
b.      Mengenalkan manusia akan interaksi sosial dan tanggung jawabnya di dalam hidup ini dalam tatanan hidup bermasyarakat.
c.       Mengenalkan manusia akan alam dan mengajak mereka untuk mengetahui fungsi diciptakannya serta memberi kemungkinanan kepada mereka untuk mengambil manfaat darinya.
d.      Mengenalkan manusia akan pencipta alam (Allah) dan menyuruhnya beribadah kepada-Nya.

B.     Strategi Merumuskan Tujuan
Ada tiga strategi dalam merumuskan tujuan yaitu :
1.      Strategi Normatif Filosofis
Upaya dalam merumuskan tujuan pendidikan Islam harus berparadigma dari nilai-nilai yang paling berharga berupa core belief dan core values Islam tentang hidup dan kehidupan ini, mengingat pendidikan adalah persoalan hidup jadi tujuan  pendidikan harus mengarah pada nilai-nilai Islam tentang hidup dan kehidupan manusia yang hakiki agar aktivitas pendidikan benar-benar mengarah pada sesuatu yang ideal baik bagi pembentukan pribadi peserta didik maupun dalam kehidupan masyarakat.
Nilai-nilai yang dijadikan paradigma dalam merumuskan tujuan pendidikan Islam secara singkat terdiri dari nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, dan kealaman diantaranya :

a.       Nilai-nilai Filosofis
Filsafat sebagai pengetahuan tentang hidup yang membicarakan tentang nilai-nilai keadilan dan kebenaran. Kualitas manusia sangat ditentukan oleh sejauh nama manusia berkomitmen untuk menegakkan nilai-nilai keadilan dan kebenaran dalam berbagai dimensi kehidupan seperti politik, ekonomi, sosial, dan budaya. Sebaliknya kesengsaraan manusia manakala nilai-nilai tersebut dilecehkan oleh manusia sendiri sebagai contoh yaitu:
o   Petani yang tanahnya diserobot oleh pengembangan dan petani tersebut mencari keadilan dan kebenaran.
o   Buruh mencari keadilan dan kebenaran menuntut upah yang lebih layak. Semua itu dilakukan karena untuk menegakkan keadilan dan kebenaran.
Nilai-nilai tersebut dijadikan paradigma dan tujuan dalam pendidikan Islam dengan menanamkan nilai-nilai tersebut kepada peserta didik.

b.      Nilai-nilai Akhlaq
Islam adalah agama akhlaq, sebagai agama puncak evolusi agama samawi, sebagaimana yang telah dikemukakan Rasulullah dalam mengemban misi untuk membangun  akhlaq al-karimah. Dalam pandangan Islam akhlaq sangat penting bagi kehidupan manusia. Seorang pendidik hendaknya memiliki akhlaq al-karimah , beradab, bermoral  hal ini karena hanya orang yang berakhlaqlah yang mampu membantu peserta didik. Akhlaq dapat dijadikan sebagai dasar dan tujuan dalam pendidikan Islam.

c.       Nilai-nilai Ilmiah
Islam adalah agama ilmu, Al-Qur’an adalah kitab ilmu. Hanya orang-orang yang berilmu yang dapat memahami Islam dan mengamalkan ajarannya. Islam menyatakan bahwa menuntut ilmu itu wajib hukumnya bagi laki-laki dan perempuan, kapan saja, dimana saja, dan perintah tersebut berlaku sepanjang hayat. Nilai-nilai ilmiah yang senantiasa ditanamkan pada diri peserta didik yaitu sikap objektif, kritis, skeptis, dan analitis.

d.      Nilai-nilai Spiritual
Yang dimaksud nilai spiritual disini adalah nilai rohani dan prinsip-prinsip moral dalam batin seseorang yang memberi warna pada pandangan dunia, etos dan tingkah laku seseorang. Pendidikan Islam harus mampu memberikan nilai-nilai spiritual yang Islami, yang kondusif dan fungsional bagi terbentuknya pandangan dunia peserta didik. Nilai-nilai spiritual bersifat asketisme duniawi yaitu pandangan dunia yang mengatakan bahwa kehidupan dunia adalah nyata, sangat berharga, dan sangat menentukan bagi kehidupan berikutnya.

e.       Nilai-nilai Ekonomi atau harta
Salah satu kebutuhan manusia yang fundamental adalah ekonomi atau harta. Jika islam memandang harta sebagai keindahan hal ini berarti manusia diperintahkan untuk mencarinya dengan cara yang halal  dan menjaga harta itu. Dalam rangka mencapai suasana yang ideal dan mengambil langkah-langkah pencapainnya, nilai-nilai Islam tersebut harus dirumuskan menjadi tujuan khusus sebagai infrastruktur tegaknya tujuan umum. Variabel-variabel dalam ilmu pendidikan dikenal dengan istilah tujuan khusus (proximate objectives), atau tujuan sementara (langevelt) atau cardinal principles of education (Herbert Spencer). Tujuan khusus atau tujuan sementara dapat di rumuskan dalam enam domain yaitu :
1)      Kecerdasan intelektual
2)      Kedalaman spiritual
3)      Keagungan akhlaq
4)      Kemantapan profesional
5)      Keluasan wawasan
6)      Kepekaan sosial
Selain itu ada juga yang memperinci tujuan pendidikan dalam bentuk taksonomi atau sistem klasifikasi yang meliputi :
a.       Pembinaan kepribadian (nilai formil)
-          Sikap
-          Daya pikir praktis rasional
-          Objektivitas
-          Sadar nilai-nilai moral dan agama
b.      Pembinaan aspek pengetahuan (nilai material) yaitu materi ilmu itu sendiri.
c.       Pembinaan aspek kecakapan, ketrampilan (skill) nilai-nilai praktis.
d.      Pembinaan jasmani yang sehat.

2.      Strategi Melalui Analisa Historis
Sejarah merupakan gagasan peristiwa masa lalu yang bermakna bagi perjalanan manusia ke depan. Sejarah memberikan pengalaman, pelajaran dan hikmah yang sangat berharga tentang kebaikan atau keburukan, keberhasilan atau kegagalan, kemajuan atau kemunduran,umat manusia. Nilai-nilai sejarah harus ditanamkan pada diri peserta didik hal ini agar dapat membentuk kepribadian yang tangguh, jiwa nasionalisme atau patriotisme, kearifan, dan terhindar dari kebodohan. 
3.      Strategi Melalui Analisa Ilmiah atau Sosiologis
Perumusan tujuan pendidikan melalui analisis ilmiah atau sosiologis meliputi dua strategi yaitu pertama, strategi investasi sumber daya manusia, dimana lulusan pendidikan harus mampu memenuhi tuntutan ketenagakerjaan yang di perlukan masyarakat. Kedua, teori ekonomi neoklasik, pendidikan adalah investasi, tak ubahnya dengan investasi modal fisik karena itu pendidikan harus menghasilkan manusia-manusia produktif yang mampu menghasilkan nilai tambah bagi pertumbuhan ekonomi.
   
C.     Hambatan dalam Mencapai Tujuan
Adapun hambatan fundamental yang menjadi sentral permasalahan dan perhatian pada saat ini:
Pertama, ada tidaknya kemampuan dan keberanian umat Islam melakukan perombakan dan pembaharuan lembaga-lembaga pendidikan yang dimiliki atau yang ada sekarang baik isi, kelembagaan maupun sistem dan metodenya.
Kedua, seberapa jauh umat Islam merasa aman dan ikut memiliki Indonesia ini dalam arti seluas-luasnya.
 Ketiga,hambatan internal, yaitu kurang mampunya mengaktualisasikan nilai-nilai ajaran Islam dalam dinamika sosial politik.
Keempat, budaya Indonesia semakin terbuka untuk menerima budaya luar.






Daftar Pustaka
Tobroni, M.Si. Dr. Pendidikan Islam. UMM Press. 2008
Mujib Abdul. Dr.  Ilmu pendidikan Islam. Jakarta: kencana, 2008
Suharto Toto. Filsafat Pendidikan Islam, Jogjakarta: ar Ruzz media, 2011
                            


[1] Tobroni, M.Si. Dr. Pendidikan Islam. UMM Press. 2008
[2] Mujib Abdul. Dr.  Ilmu pendidikan Islam. Jakarta: kencana, 2008
[3] Suharto Toto Filsafat Pendidikan Islam, Jogjakarta: ar Ruzz media, 2011

0 komentar:

Posting Komentar