Secara sosiologis pendidikan Islam diartikan sebagai aktivitas
lembaga pendidikan Islam yang keberadaannya disemangati oleh nilai-nilai Islam,
yang bertujuan mewujudkan misi Islam, menggunakan simbol-simbol Islam sebagai
nama lembaga itu,
menyelenggarakan pengkajian terhadap ilmu-ilmu keislaman dan
ilmu pada umumnya. Sedangkan secara filosofis pendidikan Islam diartikan
pendidikan yang berparadigma kesemestaan yaitu nilai-nilai ketuhanan,
kemanusiaan, dan kealaman secara integratif dalam rangka humanisasi dan
liberalisasi manusia agar manusia dapat menjalankan tugas dan fungsinya sebagai
khalifah dibumi bentuk pengabdiannya kepada
Allah dan sesama manusia.[1]
Tujuan adalah sesuatu yang ingin dicari atau sesuatu yang ingin
dicapai yaitu sesuatu yang berharga, bernilai atau yang dianggap ideal. Tujuan
merupakan standar usaha yang dapat ditentukan, serta mengarahkan atau
mempreskripsikan usaha yang akan dilalui dan merupakan titik pangkal untuk
mencapai tujuan-tujuan lain.[2]
Menurut Muhammad Athahiyah al-Abrasyi, tujuan pendidikan Islam
adalah tujuan yang telah ditentukan dan dilakuhkan oleh nabi Muhammad SAW.
sewaktu hidupnya yaitu pembentukan moral yang tinggi, karena pendidikan moral
merupakan jiwa pendidikan sekalipun tanpa mengabaikan pendidikan jasmani, akal,
dan ilmu praktis.
A.
Rumusan Tujuan Pendidikan Islam
Secara
umum tujuan pendidikan menurut Fathiyah Hasan Sulaiman dalam Pandangan Ibnu
Khaldun tentang Ilmu dan Pendidikan bahwa tujuan pendidikan menurut Ibnu
Khaldun adalah sebagai berikut.[3]
Ø Memberikan kesempatan kepada
pikiran untuk aktif dan bekerja
Ø Memperoleh berbagai ilmu pengetahuan
Ø Memperoleh lapangan pekerjaan yang dapat digunakan
untuk mencari penghidupan
Perumusan tujuan pendidikan Islam harus berorientasi pada hakikat
pendidikan yang meliputi beberapa aspek yaitu :
1.
Tujuan
dan tugas hidup manusia
Manusia diciptakan dengan membawa tujuan dan tugas hidup tertentu.
Tujuan diciptakannya manusia hanya untuk mengabdi kepada Allah SWT. Yaitu
berupa ibadah dan tugasnya sebagai wakil-nya dimuka bumi.
2. Memelihara sifat-sifat dasar manusia
Maksudnya adalah sebagai konsep tentang manusia yang memiliki
beberapa potensi bawaan seperti, fitrah, bakat, minat, sifat, karakter.
3.
Tuntutan
masyarakat
Tuntutan ini baik berupa pelestarian nilai-nilai budaya yang telah
melembaga dalam kehidupan suatu masyarakat, maupun terhadap pemenuhan tuntutan
kehidupannya dalam mengantisipasi perkembangan dunia modern.
4.
Dimensi-dimensi
kehidupan ideal Islam
Yaitu dimensi kehidupan yang mengandung nilai yang dapat
meningkatkan kesejahteraan hidup manusia di dunia untuk mengelola dan memanfaatkan
dunia sebagai bekal kehidupan di akhirat.
Muhammad
Fadhil Al-Jamali, merumuskan tujuan
pendidikan Islam dengan empat macam yaitu :
a.
Mengenalkan
manusia akan perannya diantara sesama tugas makhluk dan tanggung jawabnya di
dalam hidup ini.
b.
Mengenalkan
manusia akan interaksi sosial dan tanggung jawabnya di dalam hidup ini dalam
tatanan hidup bermasyarakat.
c.
Mengenalkan
manusia akan alam dan mengajak mereka untuk mengetahui fungsi diciptakannya
serta memberi kemungkinanan kepada mereka untuk mengambil manfaat darinya.
d.
Mengenalkan
manusia akan pencipta alam (Allah) dan menyuruhnya beribadah kepada-Nya.
B.
Strategi Merumuskan Tujuan
Ada tiga strategi dalam
merumuskan tujuan yaitu :
1.
Strategi
Normatif Filosofis
Upaya dalam merumuskan
tujuan pendidikan Islam harus berparadigma dari nilai-nilai yang paling
berharga berupa core belief dan core values Islam tentang hidup
dan kehidupan ini, mengingat pendidikan adalah persoalan hidup jadi tujuan pendidikan harus mengarah pada nilai-nilai
Islam tentang hidup dan kehidupan manusia yang hakiki agar aktivitas pendidikan
benar-benar mengarah pada sesuatu yang ideal baik bagi pembentukan pribadi
peserta didik maupun dalam kehidupan masyarakat.
Nilai-nilai yang
dijadikan paradigma dalam merumuskan tujuan pendidikan Islam secara singkat
terdiri dari nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, dan kealaman diantaranya :
a.
Nilai-nilai
Filosofis
Filsafat sebagai
pengetahuan tentang hidup yang membicarakan tentang nilai-nilai keadilan dan
kebenaran. Kualitas manusia sangat ditentukan oleh sejauh nama manusia
berkomitmen untuk menegakkan nilai-nilai keadilan dan kebenaran dalam berbagai
dimensi kehidupan seperti politik, ekonomi, sosial, dan budaya. Sebaliknya
kesengsaraan manusia manakala nilai-nilai tersebut dilecehkan oleh manusia
sendiri sebagai contoh yaitu:
o
Petani
yang tanahnya diserobot oleh pengembangan dan petani tersebut mencari keadilan
dan kebenaran.
o
Buruh
mencari keadilan dan kebenaran menuntut upah yang lebih layak. Semua itu dilakukan
karena untuk menegakkan keadilan dan kebenaran.
Nilai-nilai tersebut dijadikan paradigma dan tujuan
dalam pendidikan Islam dengan menanamkan nilai-nilai tersebut kepada peserta
didik.
b.
Nilai-nilai
Akhlaq
Islam adalah agama
akhlaq, sebagai agama puncak evolusi agama samawi, sebagaimana yang telah
dikemukakan Rasulullah dalam mengemban misi untuk membangun akhlaq al-karimah. Dalam pandangan
Islam akhlaq sangat penting bagi kehidupan manusia. Seorang pendidik hendaknya memiliki
akhlaq al-karimah , beradab, bermoral hal ini karena hanya orang yang berakhlaqlah
yang mampu membantu peserta didik. Akhlaq dapat dijadikan sebagai dasar dan
tujuan dalam pendidikan Islam.
c.
Nilai-nilai
Ilmiah
Islam adalah agama ilmu,
Al-Qur’an adalah kitab ilmu. Hanya orang-orang yang berilmu yang dapat memahami
Islam dan mengamalkan ajarannya. Islam menyatakan bahwa menuntut ilmu itu wajib
hukumnya bagi laki-laki dan perempuan, kapan saja, dimana saja, dan perintah
tersebut berlaku sepanjang hayat. Nilai-nilai ilmiah yang senantiasa ditanamkan
pada diri peserta didik yaitu sikap objektif, kritis, skeptis, dan analitis.
d.
Nilai-nilai
Spiritual
Yang dimaksud nilai
spiritual disini adalah nilai rohani dan prinsip-prinsip moral dalam batin
seseorang yang memberi warna pada pandangan dunia, etos dan tingkah laku
seseorang. Pendidikan Islam harus mampu memberikan nilai-nilai spiritual yang
Islami, yang kondusif dan fungsional bagi terbentuknya pandangan dunia peserta
didik. Nilai-nilai spiritual bersifat asketisme duniawi yaitu pandangan dunia
yang mengatakan bahwa kehidupan dunia adalah nyata, sangat berharga, dan sangat
menentukan bagi kehidupan berikutnya.
e.
Nilai-nilai
Ekonomi atau harta
Salah satu kebutuhan
manusia yang fundamental adalah ekonomi atau harta. Jika islam memandang harta
sebagai keindahan hal ini berarti manusia diperintahkan untuk mencarinya dengan
cara yang halal dan menjaga harta itu. Dalam
rangka mencapai suasana yang ideal dan mengambil langkah-langkah pencapainnya,
nilai-nilai Islam tersebut harus dirumuskan menjadi tujuan khusus sebagai
infrastruktur tegaknya tujuan umum. Variabel-variabel dalam ilmu pendidikan
dikenal dengan istilah tujuan khusus (proximate objectives), atau tujuan
sementara (langevelt) atau cardinal principles of education
(Herbert Spencer). Tujuan khusus atau tujuan sementara dapat di rumuskan dalam
enam domain yaitu :
1) Kecerdasan intelektual
2)
Kedalaman
spiritual
3)
Keagungan
akhlaq
4)
Kemantapan
profesional
5)
Keluasan
wawasan
6) Kepekaan sosial
Selain itu ada juga yang
memperinci tujuan pendidikan dalam bentuk taksonomi atau sistem klasifikasi
yang meliputi :
a.
Pembinaan
kepribadian (nilai formil)
-
Sikap
-
Daya
pikir praktis rasional
-
Objektivitas
-
Sadar
nilai-nilai moral dan agama
b.
Pembinaan
aspek pengetahuan (nilai material) yaitu materi ilmu itu sendiri.
c.
Pembinaan
aspek kecakapan, ketrampilan (skill) nilai-nilai praktis.
d.
Pembinaan
jasmani yang sehat.
2.
Strategi
Melalui Analisa Historis
Sejarah merupakan
gagasan peristiwa masa lalu yang bermakna bagi perjalanan manusia ke depan. Sejarah
memberikan pengalaman, pelajaran dan hikmah yang sangat berharga tentang kebaikan
atau keburukan, keberhasilan atau kegagalan, kemajuan atau kemunduran,umat
manusia. Nilai-nilai sejarah harus ditanamkan pada diri peserta didik hal ini
agar dapat membentuk kepribadian yang tangguh, jiwa nasionalisme atau
patriotisme, kearifan, dan terhindar dari kebodohan.
3.
Strategi
Melalui Analisa Ilmiah atau Sosiologis
Perumusan tujuan
pendidikan melalui analisis ilmiah atau sosiologis meliputi dua strategi yaitu pertama,
strategi investasi sumber daya manusia, dimana lulusan pendidikan harus mampu memenuhi
tuntutan ketenagakerjaan yang di perlukan masyarakat. Kedua, teori
ekonomi neoklasik, pendidikan adalah investasi, tak ubahnya dengan investasi
modal fisik karena itu pendidikan harus menghasilkan manusia-manusia produktif
yang mampu menghasilkan nilai tambah bagi pertumbuhan ekonomi.
C.
Hambatan dalam Mencapai Tujuan
Adapun hambatan fundamental yang
menjadi sentral permasalahan dan perhatian pada saat ini:
Pertama,
ada tidaknya kemampuan dan
keberanian umat Islam melakukan perombakan dan pembaharuan lembaga-lembaga
pendidikan yang dimiliki atau yang ada sekarang baik isi, kelembagaan maupun
sistem dan metodenya.
Kedua,
seberapa jauh umat Islam merasa
aman dan ikut memiliki Indonesia ini dalam arti seluas-luasnya.
Ketiga,hambatan internal, yaitu kurang mampunya
mengaktualisasikan nilai-nilai ajaran Islam dalam dinamika sosial politik.
Keempat,
budaya Indonesia semakin terbuka
untuk menerima budaya luar.
Daftar Pustaka
Tobroni, M.Si. Dr. Pendidikan Islam. UMM Press. 2008
Mujib Abdul. Dr. Ilmu pendidikan Islam. Jakarta:
kencana, 2008
Suharto Toto. Filsafat Pendidikan Islam, Jogjakarta: ar Ruzz media, 2011
0 comments:
Posting Komentar