- KLENIK DAN MISTISISME
Klenik
dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang berhubungan dengan kepercayaan akan
hal-hal yang mengandung rahasia dan tidak masuk akal (KBRI,1989:409). Salah
satu aspek dari ajaran agama adalah percaya terhadap kekuatan gaib. Bagi
penganut agama, masalah yang berkaitan dengan hal-hal yang gaib ini umumnya
diterima sebagai suatu bentuk keyakinan yang lebih bersifat emosional,
ketimbang rasional[1]. Pengertian
lain dari klenik merupakan pemahaman terhadap suatu kejadian yang dihubungkan
dengan hukum sebab akibat yang berkaitan dengan kekuatan gaib (metafisik).
Kata
mistisisme berasal dari bahasa Yunani Meyein, yang artinya “menutup mata”. Kata
mistik biasanya digunakan untuk menunjukkan hal-hal yang berkaitan dengan
pengetahuan tentang misteri. Dalam arti luas, mistik dapat didefinisikan
sebagai kesadaran terhadap kenyataan tunggal, yang mungkin disebut kearifan,
cahaya, cinta atau nihil[2]. Mistisisme (mysticism) secara bahasa merupakan
gabungan antara kata mistik (mystic) dengan imbuhan isme yang menyatakan paham
(ajaran), sehingga mistisisme memiliki makna paham (ajaran) tentang mistik.
Sedangkan kata mistis merupakan gabungan antara kata mistik dengan imbuhan is
yang menyatakan sifat, sehingga misitis memiliki makna bersifat mistik.
Definisi
mistik dalam kamus besar bahasa Indonesia adalah: Subsistem yang ada dalam
hampir semua agama dan sistem religi untuk memenuhi hasrat manusia mengalami
dan merasakan emosi bersatu dengan Tuhan; tasawuf ; suluk ; hal gaib yang tidak
terjangkau dengan akal manusia biasa. Senada dengan kamus besar bahasa
Indonesia menurut ensiklopedia nasional Indonesia, mistik adalah sutu proses
yang bertujuan memenuhi keinginan atau hasrat manusia untuk mengalami dan
merasakan bersatunya emosi dengan Tuhan atau kekuatan transenden lainnya.
Menurut
Prof. Harun Nasution dalam tulisan Orientalis Barat, mistisisme yang dalam
islam adalah tasawuf disebut sufisme, sebutan ini tidak dikenal dalam
agama-agama lain, melainkan khusus untuk sebutan mistisisme islam.[3]
Sebagaimana halnya mistisisme, tasawuf atau sufisme mempunyai tujuan memperoleh
hubungan langsung dan disadari dengan Tuhan, sehingga disadari benar bahwa
seseorang berada dihadirat Tuhan.
Meskipun
klenik dan mistisisme sering kita dengar atau akrab di telinga kita namun dalam
mendefinisikan kedua hal tadi bukanlah perkara yang mudah. Akan senantiasa
muncul pro dan kontra dalam menyikapi dua hal tadi. Sebagian ada yang
menyatakan bahwa klenik dan mistisme itu sama saja dan ada pula yang menyatakan
berbeda antara keduanya.
Kesimpulan
yang kami ambil adalah mistisisme berbeda dengan klenik. Mistisisme lebih
global dan luas mencangkup segala pembahasan mengenai hal-hal yang bersifat
hal-hal ghaib, sedangkan klenik adalah bagian dari mistisisme sebagaimana dalam
kamus bahasa Inggris klenik diartikan dengan secret mystical or magical practices of a questionable nature.
Struktur Pengetahuan Mistik (Ontologi Pengetahuan Mistik)
Dilihat dari segi sifatnya, mistik dibagi menjadi dua bagian, yaitu mistik
biasa dan mistik magis. Mistik biasa adalah mistik tanpa kekuatan tertentu.
Dalam Islam mistik yang ini adalah tasawuf. Mistik magis adalah mistik yang
mengandung kekuatan tertentu dan biasanya untuk mencapai tujuan tertentu.
Mistik magis ini dapat dibagi menjadi dua yaitu Mistik magis putih dan Mistik
magis hitam. Mistik magis putih dalam islam contohnya ialah mukjizat, karomah,
ilmu hikmah, sedangkan Mistik magis hitam contohnya ialah santet dan sejenisnya
yang menginduk kepada sihir. Istilah Mistik magis putih dan Mistik magis hitam,
digunakan untuk sekedar membedakan kriterianya. Orang menganggap Mistik magis
putih adalah mistik magis yang berasal dari agama langit (Yahudi, Nasrani dan
Islam), sedangkan Mistik magis hitam berasal dari dua agama itu. Dalam
prakteknya Mistik magis putih dan hitam, memiliki kegiatan yang relatif sama,
nyaris hanya nilai filsafatnya saja berbeda.
Kesamaan itu terlihat dari Mistik magis putih
menggunakan wirid, doa dan Mistik magis hitam menggunakan mantra, jampi yang
keduanya pada segi prakteknya sama. Perbedaan mendasar ada pada segi
filsafatnya. Mistik magis putih selalu berhubungan dan bersandar pada Tuhan,
sehingga dukungan Illahi sangat menentukan. Mistik magis hitam selalu dekat,
bersandar dan bergantung pada kekuatan setan dan roh jahat. Kegunaan
Pengetahuan Mistik (Aksiologi Pengetahuan Mistik) Mustahil pengetahuan mistik
mendapat pengikut yang begitu banyak dan berkembang sedemikian pesat bila tidak
ada gunanya. Pengetahuan mistik itu amat subjektif, yang paling tahu
penggunaannya ialah pemiliknya. Dikalangan sufi (pengetahuan mistik biasa)
dapat menentramkan jiwa mereka. Pengetahuan mereka seiring dapat menyelesaikan
persoalan yang tidak dapat diselesaikan oleh sains dan filsafat. Jenis mistik
lain seperti kekebalan, pelet, debus dan lain-lain diperlukan atau berguna bagi
seseorang sesuai dengan kondisi tertentu, terlepas dari benar atau tidak
penggunaannya.
Kebal misalnya dapat digunakan dalam pertahanan diri,
debus dapat digunakan sebagai pertahanan diri dan juga untuk pertunjukkan
hiburan. Jenis ini dapat meningkatkan harga diri dan juga untuk pertunjukkan
hiburan. Jenis ini dapat meningkatkan harga diri. Sementara mistik magis hitam,
dikatakan hitam, antara penggunaannya untuk kejahatan. Untuk menilai apakah
mistik magis itu hitam atau putih kita melihatnya pada segi ontologinya,
epistemologinya dan aksiologinya. Bila pada hal ontologinya terdapat hal-hal
yang berlawanan dengan kebaikan, maka dari segi ontologi mistik magis itu kita
disebut hitam. Bila cara memperolehnya (epistemologi) ada yang berlawanan
dengan nilai kebaikan maka kita akan mengatakan mistik magis itu hitam. Bila
dalam penggunaan (aksiologi) untuk kejahatan maka kita menyebutnya hitam. Cara
pengetahuaan mistik menyelesaikan masalah tidak melalui proses indrawi dan
tidak pula melalui proses rasio. Itu berlaku mistik putih dan mistik hitam.
Objek Pengetahuan Mistik (Epistemologi Pengetahuan
Mistik) Objek pengetahuan mistik ialah objek yang abstrak supra rasional,
seperti alam gaib termasuk Tuhan, Malaikat, Surga, Neraka, Jin dan lain-lain.
Termasuk objek yang hanya dapat diketahui melalui pengetahuan mistik ialah
objek-objek yang tidak dapat dipahami oleh rasio, yaitu objek-objek supra
natural (supra rasional), seperti Kebal, Debus, Pelet, Penggunaan Jin, Santet
dan lain-lain. Pengetahuan mistik itu tidak diperoleh melalui indera dan
tindakan juga dengan menggunakan akal rasional. Pengetahuan mistik diperoleh
melalui rasa, ada yang mengatakan melalui intuisi, Al-Ghozali mengatakan
melalui dhamir atau qalbu. Kebenaran mistik dapat diukur dengan berbagai macam
ukuran. Bila pengetahuan itu berasal dari tuhan, maka ukurannya adalah teks
Tuhan yang menyebutkan demikian. Tetkala tuhan mengatakan dalam Al-Qur?an bahwa
Surga dan Neraka itu ada, maka teks itulah yang menjadi bukti bahwa pernyataan
itu benar. Ada kalanya ukuran kebenaran pengetahuan mistik itu kepercayaan.
Jadi, sesuatu dianggap benar karena kita mempercayainya. Kita percaya bahwa jin
dapat disuruh oleh kita untuk melakukan pekerjaan, kepercayaan itulah yang
menjadi kekuatannya.
Maka
untuk lebih jelasnya hal-hal yang tergolong mistisisme diantaranya: supernatural activity, occultisme, parapsikologi, spiritualisme (kebatinan, sufism, tantra
yoga, enlightment, dsb), magic
(sorcery/wizardy, shaman, dukun dan sebagainya), klenik dan sebagainya.
Contoh-contoh Klenik di
Dunia
Klenik
sebagaimana penjelasan diatas berarti secret
mystical or magical practices of a questionable nature, yang intinya masih
diragukan keabsahan, kebenaran, ataupun keilmiahannya (dalam dunia Islam
mungkin lebih dikenal dengan istilah tathayyur, takhayyul, dan khurafat).
Diantara contohnya yang dapat kami sebutkan disini adalah:
·
Angka
666 dalam bahasa Latin bisa diartikan sebagai DIC LVX = dicit lux – suara
cahaya. Setan dalam bahasa Latin sering diberi nama sebagai Lucifer (Lux Ferre)
atau Si Pembawa Cahaya. Dalam istilah astrologi disebut juga sebagai Bintang
Fajar atau Venus atau planet ke-6 terbesar dalam tata surya kita. 666 dalam
angka Rumawi = DCLXVI atau dalam arti kata lain dalam angka 666 tersebut telah
dapat merepresentasikan seluruh angka yang terdapat dalam angka Romawi (D =
500, C = 100, L = 50, X = 10, V = 5, I = 1). Semua yang buruk dan jahat konon
mempunyai kaitannya dengan angka 666 seperti roulet, apabila semua angka di
meja roulet dijumlahkan akan menjadi 666. Berzinah itu dosa berat, maka dari
itu angka 666 dalam bahasa Yunani mempresentasikan XES (sex terbalik). Begitu
juga dengan nama dari Kaiser Nero dalam bahasa Ibrani ini bisa ditulis dengan
angka 666 (Neron Kesar). Racun yang mematikan adalah racun 666 = racun
Hexachloride yang diambil dari formula kimia C6H6Cl6. Hal inilah yang
menyebabkan angka 666 selalu diidentikkan dengan Satanisme atau hal-hal yang
berbau pemujaan setan.
·
TANDUK
UNICORN Pertama kali digunakan para pendeta Druid di Skotlandia dan Irlandia.
Biasanya, tanduk Unicorn dipakai dalam upacara ritual untuk meminta bantuan
keuangan kepada setan. Nama lain untuk simbol ini adalah tanduk Italia, tongkat
sihir peri atau tongkat Leprechaun.Dalam mitologi Indian, simbol tanduk sering
disebut-sebut. Kelihatannya seperti lambang kemaluan lelaki. Bila diamati
secara seksama, pada beberapa pakaian, simbol seperti ini tampak melingkari
leher si pemakai. Sementara di daratan Eropa, simbol unicorn dianggap
berhubungan dengan persoalan seksualitas dan merupakan sebuah simbol kekuatan
seks. Legenda Unicorn terdapat dalam kisah-kisah kaum Nasrani, Islam, Cina, dan
Indian.
·
Ankh.
Sepintas lalu, simbol ini mirip dengan salib dalam ajaran kaum Nasrani. Tapi
tidak, gambar ini sama sekali tak ada hubungannya dengan salib. Ankh merupakan
salah satu simbol kekuatan terdahsyat dari dunia mistik hitam. Bila ditelusuri
sejarahnya, Ankh berasal dari mistik Mesir kuno. Pada masa itu Ankh
dipergunakan dalam upacara pemujaan RA, dewa matahari Mesir kuno yang diyakini
sebagai wujud lain dari setan. Ra juga dianggap sebagai pencipta alam semesta
dan disembah oleh orang-orang Mesir kuno. Lingkaran di atas kepala adalah
gambaran matahari. Ankh merupakan simbol reinkarnasi. Namun konsepnya berbeda
dengan pengertian ajaran Budha dan Hindu. Dalam ajaran Mesir kuno, Ankh
bermakna sebagai keabadian hidup. Syarat utama untuk menggunakan simbol ini,
orang-orang Mesir kuno diwajibkan mempersembahkan kesucian para gadis perawan
dalam sebuah pesta ritual yang menyeramkan.
·
PENTAGRAM.
Simbol ini sering digunakan oleh para penyihir wanita dalam melakukan
prakteknya. Pentagram berhubungan dengan Lucifer dan penyihir wanita percaya
bahwa Lucifer berarti “Putra Sang Fajar”. Jika pentagram ini diputar secara terbalik,
bentuknya jadi semacam bintang yang bertanduk. Atau bila diamati secara
seksama. simbol bintang ini dalam perputarannya seakan-akan membentuk wajah
setan. Dan sampai saat ini, Pentagram dijadikan sebuah simbol yang dipergunakan
seluruh gereja setan di dunia.
·
HEXAGRAM.
Disebut Hexagram karena berbentuk bintang segi enam. Hexagram sering
dipergunakan dalam upacara ritual mistik dalam dunia gaib hitam. Simbol ini
harus tersedia ketika memanggil setan secara berulang-ulang selama ritual
berlangsung. Dalam spiritual Cina, I Ching, Hexagam juga dipergunakan dengan
kombinasi garis lurus dan garis putus yang berhubungan dengan energi “Yin” dan
“Yang”. Hexagram, pada dasarnya sama sekali tidak menunjukkan pengertian yang
bisa bikin bulu kuduk berdiri.
·
EYE
OF HORUS. Horus adalah sosok dewa yang berhubungan dengan matahari. Ia
merupakan putra dari Isis dan Osiris. Mata Horus merupakan simbol mistik dari
kekuatan gelap yang bermakna “Maha Tahu” dan “Maha Melihat”. Biasanya ia
dilukis dalam hieroglips (Tulisan Mesir kuno) di dinding-dinding Piramid.
Osiris adalah sang raja sekaligus hakim kematian. Ia suami dan juga abang dari
Isis. Ia juga merupakan sosok dewa senior tertinggi dalam kepercayaan Mesir
kuno.
·
Zodiak
(dengan berbagai versinya), Shio, neptu, i-Ching, Kalacakra dan sebagainya yang
menggunakan tehnik-tehnk perhitungan tertentu untuk menentukan baik-buruknya
sesuatu.
·
Makhluk-makhluk
ghaib yang dipercaya ada berdasarkan mitos masyarakat/daerah dan agama
tertentu, semisal: leak (Hindu), Butha dan Yamadipathi (Budha), Lucifer dan
dracula (Nashrani), dll
Suburnya
praktek klenik antara lain ditopang oleh kondisi masyarakat yang umumnya awam
terhadap agama namun memiliki rasa fanatisme spiritual yang tinggi. Kondisi ini
menjadikan masyarakat memiliki tingkat sugestibel yang tinggi (higly
suggestible), sehingga lebih reseptif (mudah menerima) gagasan baru yang
dikaitkan dengan ajaran agama/spiritual.
Faktor-faktor
lain yang mendukung timbul dan berkembangnya aliran seperti ini adalah
kekosongan spiritual dan penderitaan. Mereka yang memiliki kesadaran beragama
yang rendah atau tidak sama sekali, umumnya jika mengalami penderitaan
cenderung akan kehilangan pegangan hidup. Di saat-saat seperti ini pula mereka
menjadi sangat sugestibel (mudah menerima sugesti). Oleh karena umumnya dalam kondisi
yang putus asa seperti itu, praktek kebatinan seperti aliran klenik dianggap
dapat menjanjikan dan merupakan tempat pelarian dalam mengatasi kemelut batin
mereka. Prof Buya Hamka menjelaskan pula bahwa dari ordo-ordo klenik akan
muncul berbagai macam sekte dan aliran kepercayaan dalam tubuh masyarakat.
Karakteristik
Mistisisme dalam Psikologi agama
Mistisme ada pada semua
agama di dunia ini baik pada agama samawi (Nashrani, Yahudi, dan Islam)maupun
agama-agama bumi seperti Budha, Hindu, Taoisme, Shinto dan sebagainya.
Sebagaimana pandangan Prof. Nasution bahwasanya mistisme Islam identik dengan
tasawwuf, maka kita juga bisa katakan bahwa Mistisme pada Budha bisa kita sebut
dengan ajaran Zen, dalam Hindu dapat kita sebut dengan praktik Yoga dan Tantra,
dan masih banyak lagi dalam agama-agama yang lain.
William
James menjelaskan tentang kondisi mistisisme. Menurutnya, kondisi tersebut
ditandai dengan empat karakteristik:
1. Ineffability
(tidak dapat diungkapkan), merupakan suatu kondisi yang mustahil dapat
dideskripsikan atau dijabarkan, kondisi tersebut merupakan perasaan (state of
feeling) yang sulit dilakukan pada orang lain dengan detail kata seteliti apa
pun.
2. Neotic,
yaitu merupakan merupakan suatu kondisi pemahaman sebab bagi para pelakunya ia
merupakan kondisi pengetahuan. Dalam kondisi tersebut tersingkap hakikat
realitas yang baginya merupakan ilham dan bukan pengetahuan demonstratif.
3. Transiency,
yaitu merupakan suatu kondisi yang cepat sirna. Dengan kata lain, ia tidak
langsung tinggal lama pada sang sufi atau mistikus, tapi ia menimbulkan
kesan-kesan yang sangat kuat dalam ingatan.
4. Passivity,
yaitu merupakan kondisi pasif
Dari
ke empat karakteristik yang disampaikan James diatas dapat menjadikan penguat
bahwa mistisme berbeda dengan yang disebut klenik dan gugon tuhon. Sebaliknya
mistik merupakan tindakan atau perbuatan yang adiluhung, penuh keindahan, atas
dasar dorongan dari budi pekerti luhur atau akhlak mulia. Mistik sarat akan
pengalaman-pengalaman spiritual. Yakni bentuk pengalaman-pengalaman halus,
terjadi sinkronisasi antara logika rasio dengan “logika” batin. Pelaku mistik
dapat memahami noumena atau eksistensi di luar diri (gaib) sebagai kenyataan
yang logis atau masuk akal. Sebab akal telah mendapat informasi secara runtut,
juga memahami rumus-rumus yang terjadi di alam gaib.
Sebagai
contoh ;
Kenapa
simpanan uang di Bank tidak ada yang hilang di curi makhluk pesugihan ? Atau
perhiasan emas di toko emas tidak bisa hilang digondol sejenis jin atau pun
siluman pesugihan ?
Secara
logis-rasional, makhluk pesugihan yang sering mencuri uang atau perhiasan di
rumah-rumah penduduk seharusnya bisa mencuri uang dan perhiasan di kedua tempat
tersebut. Namun kenyataannya kedua jenis harta kekayaan tersebut tidak bisa
dicuri oleh makluk gaib sejenis pesugihan manapun. Hal ini jarang sekali
terfikirkan atau buat apa dipikirkan !
Agama/Ajaran
sebagai sarana menggapai tataran spiritual. Spiritual adalah kesadaran tinggi
akan nilai-nilai transenden atau “ketuhanan”. Mistisisme adalah wujud kesadaran
dalam laku perbuatan konkrit. Dengan adanya kesadaran yang cukup memadai akan
bagaimana sesungguhnya yang terjadi di alam gaib hal itu membuka pola pikir
kita sehingga mampu memahami noumena kegaiban secara logis. Hal ini menjadikan
para pelaku spiritual memiliki kemantapan tidak hanya sekedar yakin, tetapi
dapat dikatakan bisa menyaksikan sendiri bagaimana “rumus-rumus halus” akan
bekerja, antara pengetahuan spiritual dengan tindakan nyata seiring dan
seirama. Bagaikan lirik dengan syairnya. Aransemen dengan nada-nada musiknya.
Sastra dengan gendhingnya. Sinergis dan harmonis antara pengetahuan spiritual
dengan perbuatannya. Menjadikan para pelaku spiritual justru terkesan lebih
santun dan memiliki sense on humanity yang tinggi, memiliki kepekaan social,
solidaritas dan toleransi, kepedulian lingkungan social dan alam yang sangat
mendalam.
- ATHEISME
Ateisme
adalah sebuah pandangan filosofi yang tidak mempercayai keberadaan Tuhan dan
dewa-dewi ataupun penolakan terhadap teisme.Dalam
pengertian yang paling luas, ia adalah ketiadaan kepercayaan pada keberadaan
dewa atau Tuhan.
Istilah ateisme berasal dari Bahasa Yunani (atheos), yang
secara peyoratif digunakan untuk merujuk pada siapapun yang kepercayaannya
bertentangan dengan agama/kepercayaan yang sudah mapan di lingkungannya. Dengan
menyebarnya pemikiran bebas, skeptisisme ilmiah, dan kritik terhadap agama,
istilah ateis mulai dispesifikasi untuk merujuk kepada mereka yang tidak
percaya kepada tuhan. Orang yang pertama kali mengaku sebagai "ateis"
muncul pada abad ke-18. Banyak ateis bersikap skeptis kepada keberadaan
fenomena paranormal karena kurangnya bukti empiris. Yang lain memberikan
argumen dengan dasar filosofis, sosial, atau sejarah. Pada kebudayaan Barat,
ateis seringkali diasumsikan sebagai tak beragama (ireligius).
Munculnya Atheis didasari oleh ketidak percayaan para penganutnya
terhadap keberadaan Tuhan. Mereka menganggap konsep Ketuhanan tidak dapat
diterima oleh akal atau rasio manusia. Untuk itu sebagian besar penganut dari
faham ini adalah orang-orang dengan intelektual tinggi. Namun dari hasil
penelitian dinyatakan bahwa kecerdasan seseorang berkorelasi negatif terhadap
kadar keimanannya tetapi juga bukan berarti ada korelasi posifit atau tidak ada
hubungan sama sekali antara keduanya. Pada intinya bukan berarti orang yang
memiliki IQ tinggi kemungkinan besar dapat terbawa pada faham Atheis namun yang
ada adalah sebagian besar orang atheis memiliki kecerdasan yang tinggi. Keimanan
adalah urusan hati shingga tergantung pada individu itu sendiri dalam
memahaminya. Untuk itu dalam upaya penangulangannya yakni pada penyadaran
tiap-tiap individu bahwa agama merupakan kebutuhan yang tidak dapat terelakkan
oleh manusia.
- AGNOSTIK
Agnostik berasal
dari akar kata bahasa Yunani “a” yang berarti tanpa dan “gnostikos” yang
berarti pengetahuan. Secara harfiah agnostik dapat diartikan sebagai tidak
adanya pengetahuan terhadap substansi mutlak yaitu Tuhan. Agnostik berbeda
dengan atheis, orang-orang yang atheis mutlak tidak percaya terhadap adanya Tuhan
sedangkan agnostik percaya bahwa tidak ada seorangpun mengetahui exist (ada)
tidaknya Tuhan. Bahwa urusan mengenai Tuhan adalah bentuk pengetahuan yang
tidak bisa dijangkau oleh akal pikiran manusia.
Para penganut
agnoticisme adalah kaum yang terjebak akan keraguan dan ketidak tahuan mereka
akan keberadaan Tuhan. Banyak orang yang mempunyai persepsi berbeda terhadap
makna sejati agnostik. Sebagian orang berpendapat bahwa para penganut
agnoticisme adalah orang-orang yang percaya akan adanya Tuhan, namun memilih
untuk tidak beragama sebagai instrumen perantara yang mengikat. Hal ini
disebabkan keraguan mereka terhadap mengadanya suatu agama. Mereka beranggapan
bahwa agama hanya dijadikan sebagai ladang kekuasaan, alih-alih perantara
terhadap sang khalik. Kaum ini menelaah begitu banyak agama sebelum memutuskan
untuk memilih tidak beragama. Pernyataan yang dapat menjawab kenapa keberadaan
kaum agnostik cukup langka jika dibandingkan dengan penganut atheisme.
Dewasa ini
hak-hak pribadi manusia dijunjung tinggi dan begitu diperjuangkan. Namun,
identitas keagamaan yang merupakan salah satu hak pribadi manusia masih saja
menjadi sebuah hal yang selalu saja ditelisik dengan penuh konspirasi. Hal ini
disebabkan adanya isu-isu global yang membebani salah satu atau beberapa agama
tertentu. Isu yang paling gencar adalah terorisme. Entah kenapa masyarakat
dunia khususnya barat mengidentikkan agama Islam dengan terorisme. Orang-orang
berjambang dan berjilbab dicurigai dan diawasi layaknya para penyusup yang
setiap saat dapat melontarkan bom ke segala penjuru negara.
Dalam ketegangan
seperti ini, beberapa diantara mereka melahirkan sebuah pemahaman baru yang
menyalahkan keberadaan agama. Mereka berpendapat bahwa menjadi agnostik
merupakan pilihan yang sexi dan cool di abad ini. Dengan bangga mereka akan
mengaku sebagai seorang agnostik, sehingga tak perlu takut dicurigai dan
diawasi. Bahkan sebagian mereka merasa senang karena dapat menikah dengan
siapapun sesuai dengan keinginan mereka. Tidak ada perbedaan agama yang dapat
mengakibatkan mereka berpisah dari pasangannya.
Para penganut
agnosticisme tidak terlahir begitu saja sebagai agnostik, mereka menjadi
agnostik setelah melewati pengalaman intelektual. Agnostik berpendapat bahwa
ada tidaknya Tuhan merupakan suatu hal yang tidak mempengaruhi kehidupan
mereka, bukan berarti mereka tidak percaya terhadap Tuhan. Hanya saja mereka
ragu dan berpendapat bahwa urusan Tuhan tidak biasa dijangkau akal pikiran.
Ketidak tahuan manusia yang beragama akan martabat rasa dapat menjadikan mereka
takut dan lari dari zona ketidaknyamanan (berbentuk ancaman, ketidak puasan,
keraguan dll.). Mereka akan beralih ke zona netral, alih-alih untuk menghindar.
Maka lahirlah agnostik yang mereka anggap sebagai sebuah pilihan.
- ALIRAN SESAT
Munculnya
fenomena aliran sesat tidak terlepas dari problem psikologis baik para tokoh
pelopornya, pengikutnya serta masyarakat secara keseluruhan. Problem aliran
sesat mengindikasikan adanya anomali nilai-nilai di masyarakat.
Aliran
sesat didefinisikan sebagai aliran yang menyimpang dari mainstream masyarakat,
namun batasan ini menjadi rancu karena kriteria kesesatan bersifat
multikriteria. Oleh karena itu silang pendapat apakah suatu aliran sesat atau
tidak merupakan masalah tersenidri yang tidak mudah.
Sepuluh
Kriteria Aliran Sesat menurut MUI
1. Mengingkari rukun iman dan rukun Islam
2. Meyakini dan atau mengikuti akidah yang
tidak sesuai dalil syar`i (Alquran dan as-sunah),
3. Meyakini turunnya wahyu setelah Alquran
4. Mengingkari otentisitas dan atau
kebenaran isi Alquran
5. Melakukan penafsiran Alquran yang tidak
berdasarkan kaidah tafsir
6. Mengingkari kedudukan hadis Nabi sebagai
sumber ajaran Islam
7. Melecehkan dan atau merendahkan para
nabi dan rasul
8. Mengingkari Nabi Muhammad SAW sebagai
nabi dan rasul terakhir
9. Mengubah pokok-pokok ibadah yang telah
ditetapkan syariah
10. Mengkafirkan sesama Muslim tanpa dalil
syar’i
Berbagai
Aliran Sesat Di Indonesia
- Aliran Pembaharu Isa Bugis
Isa
Bugis lahir tahun 1926 di kota Bhakti Aceh Pidie. Isa Bugis ingin menerjemahkan
dan menganalisa agama Islam berdasarkan teori pertentangan antara dua hal.
Seperti misalnya ideologi komunis dengan kapitalis, antara nur dan kegelapan.
Ia berusaha untuk mengilmiahkan agama dan kekuasaan Tuhan dan akan menolak
semua hal-hal yang tidak bisa diilmiahkan atau tidak bisa diterima akal. Oleh
karena itu ajaran Isa Bugis ini banyak diikuti oleh para intelek yang cenderung
lebih menggunakan akal dan pikiran.
- Faham Inkar Sunnah
Faham
sesat ini mucul sekitar tahun 1980-an. Mereka menamakan pengajian yang mereka
adakan dengan sebutan kelompok Qur'ani (kelompok pengikut Al Qur'an).
Tokohnya
antara lain Luqman Saad Direktur perusahaan penerbitan PT. Ghalia, ia banyak mencetak buku-buku yang berisi
ajaran sesat Inkarus Sunnah. Selain itu juga Ir. Irham Sutarto ketua serikat buruh
PT. Unilever (Belanda). Tokoh utamanya adalah Marinus Taka keturunan Indo
Jerman yang tinggal di Jalan Sambas 4 No.54 Depok Lama daerah dimana banyak
bermukim peranakan Belanda dengan gerejanya yang terpadat untuk seluruh
Indonesia. Marinus Taka mengaku bisa membaca Al Qur'an tanpa belajar dan
tanggal 4 Juni 1983 ditangkap oleh Kodim Jakarta Utara.
- Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII)
Didirikan
oleh Mendiang Nur Hasan Ubaidah Lubis (Luar Biasa), awalnya bernama Darul
Hadits (DH) tahun 1951. Karena meresahkan masyarakat Jawa Timur maka DH
dilarang oleh PAKEM - Kejaksaan Tinggi Jawa Timur. Kemudian berganti nama
menjadi Islam Jama'ah. Banyak artis yang tertarik dengan ajaran ini antara lain
karena adanya ajaran tebus dosa. Karena kembali meresahkan masyarakat di
Jakarta akhirnya dilarang melalui SK Jaksa Agung RI No. Kep.-08/D.A/10.1971
tanggal 29 Oktober 1971.
- Agama Ahmadiyah
Agama
Qadian didirikan oleh Mirza Ghulam Ahmad di India. Mirza dianggap sebagai Nabi
yang disejajarkan dengan Nabi Isa as., Nabi Musa as., Nabi Daud as.
Agama
ini bermaksud untuk menyaingi Kenabian Muhammad SAW. Ahmadiyah masuk Indonesia tahun 1935 dan tersebar.
Pusatnya sekarang di Parung Bogor.
Mempunyai
majalah Nur Islam (sebagai pengganti Sinar Islam yang telah dilarang). Aliran
ini sudah dilarang namun hanya secara lokal. MUI serta organisasi Islam lainnya
telah mengirim surat kepada Pemerintah (Kejagung RI) tetapi belum mendapat
tanggapan.
- Gerakan Syi'ah
Agama
Syi'ah adalah agama dendam kesumat. Pencetusnya adalah Abdullah bin Saba tokoh
YAHUDI yang pura-pura masuk Islam di zaman Sahabat Nabi.
Rukum
Iman Agama Syi'ah tidak termasuk percaya kepada Qadha' dan Qadar, yaitu :
Percaya kepada keesaan Allah, Percaya kepada keadilan, Percaya kepada kenabian,
Percaya kepada Imamah, Percaya kepada sa'ah (hari kiamat). Karena tidak iman
kepada Qadha' dan Qadar itulah maka kematian cucu Rasulullah SAW, Husen di
Padang Karbala, diratapi dari dulu hingga sekarang. Dalam meratapi, mereka
memukul badan, dada dan kepala hingga berlumuran darah padahal tidak ada ajaran
samawi yang membolehkan menganiaya diri karena mencintai seseorang.
Ahlul
baiyt (seisi rumah dengan Rasulullah SAW) menurut mereka adalah Ali bin Abi
Thalib, Fatimah dan kedua puteranya, Hasan dan Husein. Sedangkan Khadijah yang
begitu besar jasanya terhadap agama Islam tidak termasuk.
Gerakan
Syi'ah luar biasa aktif di Indonesia (karena banyak penduduk muslimnya namun
kurang pengetahuan agamanya). Mereka pandai menempatkan orang-orangnya di
posisi penting a.l. : DR. Jalaluddien Rahmat untuk menggarap keluarga mantan
wapres Soedarmono serta kelompok elit di Kebayoran Baru dengan nama yayasan
Pengajian Sehati. Ir. Haidar Bagir (pemimpin umum Republika untuk menggarap
orang-orang dekat Habibie dan kelompok intelektual). Prof. DR. Quraisy Shihab
yang menggarap tokoh agama yaitu untuk mementahkan keputusan-keputusan MUI jika
ada keputusan MUI yang keras terhadap aliran sempalan. LPPI pernah mengeluarkan
brosur kecil yang berjudul : Syi'ah dan Quraisy Shihab.
- Gerakan Lembaga Kerasulan (LK)
Mereka
berpendapat bahwa Rasul itu diutus sampai kiamat. Rasul itu personnya, oleh
sebab itu harus ada lembaganya (sama dengan Menteri dengan Departemennya).
Kalau
Rasul meninggal maka harus ada Rasul baru yaitu Imam mereka. Tidak taat pada
Imam mereka berarti tidak taat pada Rasul dan itu dosa besar.
Gerakan
ini ingin mendirikan NII (Negara Islam Indonesia) versi mereka sendiri dengan
tokohnya : Aceng Syaifuddin.
- Ajaran Lia Aminuddin, Agama Salamullah
Lia
Aminuddin, umur 51 tahun tinggal di Jl. Mahoni 30 Jakarta Pusat. Ada beberapa
buku yang sudah dikarang olehnya:
·
Perkenankan
aku menjelaskan sebab taqdir.
·
Pancasila
menuju Zam-zam
·
Lembaga
Al Hira, fatwa Jibril as. VS fatwa MUI.
·
Puisi-puisi
mendalami kerukunan Nasional.
- Ajaran Bijak Bestari
Yayasan
Imperium Zakita Mata di didirikan oleh HMA Bijak Bestari, lahir di Binjai,
Sumatra Utara, 30 Maret 1943.
- Agama (faham) Baha'i
Timbul
dari kalangan Syi'ah di Iran pada abad 19. Pencetusnya adalah Mirza Ali
Muhammad. Mendakwa dirinya sebagai Al Baab, artinya pintu, yaitu pintu yang
menghubungkan manusia dengan iman yang hilang yang akan keluar pada akhir
zaman.
Ajarannya
dinamakan Babiyah. Ia mengangkat dirinya sebagai Imam Mahdi. Setelah meninggal
ajarannya dikembangkan oleh muridnya Mirza Husein Ali. Husein Ali juga
mengangkat dirinya sebagai Nabi, juga Al Masih yang dijanjikan.
- ISLAM Liberal
Islam
Liberal atau JIL (Jaringan Islam Liberal) adalah kemasan dari kelompok lama
yang orang-orangnya dikenal nyeleneh. Kelompok nyeleneh itu setelah berhasil
memposisikan orang-orangya dalam jajaran yang mereka sebut pembaharu atau
modernis. Mula-mula yang dilakukan adalah mengacaukan istilah. Mendiang Dr.
Harun Nasution Direktur Pasca Sarjana IAIN Jakarta berhasil mengelabui para
mahasiswa perguruan tinggi Islam di Indonesia dengan cara mengacaukan istilah.
Yaitu memposisikan orang-orang yang nyeleneh sebagai Pembaharu. Diantaranya
Rifa'at At-Thahthawi (orang Mesir alumni Paris yang menghalalkan dansa-dansi
laki perempuan campur aduk) oleh Harun diangkat sebagai pembaharu dan bahkan
dibilang sebagai pembuka pintu ijtihad. Pemutarbalikan fakta ini dilakukan
secara resmi di IAIN antara lain melalui bukunya "Pembaharuan dalam Islam,
Sejarah Pemikiran dan Gerakan, terbit 1975).
Cara
Untuk Menghindari Pengaruh Dari Aliran Sesat
1. Pagari Akidah Anda
2. Kenalilah agama anda lebih mendalam
lagi.
3. Pererat hubungan anda dengan ustadz
(orang yang anda yakini kebenaran akidahnya).
4. Bertemanlah dengan orang-orang yang
mengingatkan anda akan Allah
5. Baca dan Pelajari Al Qur’an dan Hadits
6. Hati-hati dalam menafsirkan Al Qur’an
- KONVERSI AGAMA
Konversi berasal dari
kata conversio yang berarti tobat,
pindah, berubah (agama). Dalam kata Inggris conversion
mengandung pengertian: berlawanan arah, berubah dari suatu keadaan, atau dari
suatu agama keagama lain (change from one
state, or from one religion, to another), misalnya dari Atheis masuk
Katolik, dari Katolik keluar dan masuk Islam. Jadi konversi agama diartikan:
bertobat, berubah agama, berbalik pendirian terhadap ajaran agama atau masuk ke
dalam agama.
Tiap-tiap konversi agama itu melalui
proses-proses kejiwaan sebagai berikut:
Ø Masa tenang pertama,
masa tenang sebelum mengalami konversi, di mana segala sikap, tingkah laku dan
sifat-sifatnya acuh tak acuh terhadap agama.
Ø Masa ketidaktenangan;
konflik dan pertentangan pertentangan batin berkecamuk dalam hatinya, gelisah,
putus asa, tegang, panik dan sebagainya, baik disebabkan oleh moralnya,
kekecewaan atau oleh apapun juga.
Ø Peristiwa konversi itu
sendiri setelah masa goncang itu mencapai puncaknya, maka terjadilah peristiwa
konversi itu sendiri.
Ø Kesadaran tenteram dan
tenang yaitu timbulnya perasaan dan kondisi jiwa yang baru, rasa aman damai di
hati.
Ø Pengungkapan konversi
agama dalam tindakan, kelakuan, sikap dan perkataan, dan seluruh jalan hidupnya
berubah mengikuti aturan-aturan yang diajarkan oleh agama.
Faktor-faktor yang mempengaruhi
seseorang pindah agama atau masuk agama, antara lain:
Dari sudut pandang ilmu jiwa (psikologi) agama,
Daradjat (2003: 184-196) menyebutkan lima faktor yang mempengaruhi atau
menyebabkan terjadinya konversi agama. Kelima faktor tersebut adalah:
1.
Pertentangan batin (konflik kejiwaan) dan ketegangan perasaan.
Orang-orang yang gelisah, yang di dalam dirinya
bertarung berbagai persoalan, yang kadang-kadang dia tidak berdaya menghadapi
persoalan atau problem itu mudah mengalami konversi agama. Di antaranya
ketegangan batin yang dirasakan orang, ialah tidak mampunya ia mematuhi
nilai-nilai moral dan agama dalam hidupnya. Ia tahu mana yang benar dan mana
yang salah, tetapi ia tidak mampu menghindari berbuat salah dan tidak mampu
berbuat benar. Ada pula perasaan cemas dan gelisah disebabkan oleh masalah
keluarga. Dalam semua konversi agama, boleh dikatakan, latar belakang yang
terpokok adalah konflik jiwa (pertentangan batin) dan ketegangan perasaan, yang
mungkin disebabkan oleh berbagai keadaan.
2.
Pengaruh hubungan dengan tradisi agama.
Meskipun konversi agama bisa terjadi seketika, dan
ia tetap mempunyai riwayat. Di antara faktor-faktor penting dalam riwayat
konversi itu adalah pengalaman-pengalaman yang mempengaruhinya, sehingga
terjadi konversi tersebut. Di antara pengaruh yang terpenting adalah pendidikan
orang tua di waktu kecil, khususnya pendidikan agama yang diberikan orang tua
terhadap anaknya. Faktor lain yang juga banyak pengaruhnya adalah
lembaga-lembaga keagamaan seperti tempat ibadah.
3.
Ajakan/seruan dan sugesti.
Banyak pula terbukti, bahwa di antara peristiwa
konversi agama terjadi karena sugesti dan bujukan dari luar. Kendatipun
pengalaman sugesti dan bujukan itu, pada mulanya dangkal saja, atau tidak
mendalam, tidak sampai pada perubahan kepribadian, namun jika orang yang
mengalami konversi itu, dapat merasakan kelegaan dan ketenteraman batin dalam
keyakinan yang baru, maka lama kelamaan akan masuklah keyakinan itu ke dalam
kepribadiannya.
Orang-orang yang gelisah, yang sedang mengalami
kegoncangan batin akan sangat mudah menerima sugesti atau bujukan-bujukan itu.
Karena orang yang sedang gelisah atau goncangan jiwanya itu, ingin segera
terlepas dari penderitaannya, baik penderitaan itu disebabkan oleh keadaan
ekonomi, sosial, rumah tangga, pribadi atau moral. Bujukan atau sugesti yang
membawa harapan akan terlepas dari kesengsaraan batin itu, akan segera
diikutinya. Memang ajakan itu tidak kekal, tetapi dapat diperkuat sedikit demi
sedikit dengan pembuktian bahwa ketegangannya itu makin berkurang dan berganti
dengan ketenteraman batin, dalam keyakinan yang baru.
4.
Faktor-faktor emosi.
Orang-orang yang emosional (lebih sensitif atau
banyak dikuasai oleh emosinya), mudah kena sugesti, apabila ia sedang mengalami
kegelisahan. Kendatipun faktor emosi, secara lahir tampaknya tidak terlalu
banyak pengaruhnya, namun dapat dibuktikan bahwa, ia adalah salah satu faktor
yang ikut mendorong kepada terjadinya konversi agama, apabila ia sedang
mengalami kekecewaan.
5.
Kemauan.
Kemauan juga memainkan peranan penting dalam
konversi agama. Di mana dalam beberapa kasus, terbukti bahwa peristiwa konversi
itu terjadi sebagai hasil dari perjuangan batin yang ingin mengalami konversi.
0 comments:
Posting Komentar