Rabu, 05 Oktober 2011

Study Perkembangan Jasmani, IQ, EQ, SQ dalam Aspek Akidah, Ibadah, dan Akhlak pada Jenjang Kanak-Kanak

Study Perkembangan Jasmani, IQ, EQ, SQ dalam Aspek Akidah, Ibadah, dan Akhlak pada Jenjang Kanak-Kanak

Oleh:
 M Thoriqul Ula ( 09110021 )

Jurusan Tarbiyah
 Fakultas Agama Islam
Universitas Muhammadiyah Malang
Study Perkembangan Jasmani, IQ, EQ, SQ dalam Aspek Akidah, Ibadah, dan Akhlak pada Jenjang Kanak-Kanak

A.    Pendahuluan
Perkembangan jasmani, IQ, EQ, SQ dalam jenjang kanak-kanak adalah awal dari sebuah perubahan yang terjadi dalam kehidupan manusia. Dari awal ketika lahir seorang anak sudah mengalami perkembangan baik secara fisik maupun psikisnya, perkembangan fisik atau jasmaninya tidak lepas dari bekal apa yang dimiliki anak, situasi apa yang dihadapi dan bagaimana kemampuan dan aktivitas anak sendiri ( Ahmadi, 1989: 28 ). Dengan demikian perkembangan jasmani ada kaitanya dengan bagaimana anak hidup dalam lingkunganya secara langsung yang melakukan kontak dengan kehidupan anak. Kehidupan kanak-kanak adalah kehidupan pengenalan terhadap segala hal disekitarnya dan merupakan hal-hal yang baru yang belum ada sebelumnya, pengertian terhadap sesuatu yang ada sangat penting dalam kehidupan anak selanjutnya karena pemahamanya dibawa untuk menghadapi kehidupan yang selanjutnya dan kebutuhan intelektual anak juga bergantung pada apa yang mengajari anak tersebut pemahaman akan sesuatu dan juga pengertianya secara menyeluruh.

Kehidupan kanak-kanak adalah kehidupan bermain, dimana keseluruhan kehidupanya dihabiskan untuk hal-hal yang menyenangkan dirinya, sangat penting adalah sikap mental anak dalam menghadapi kehidupanya dimana sangat dipengaruhi oleh lingkungan yang membawanya tentu kebutuhan akan kesenangan ini sangat diperlukan untuk perkembangan emosinya karena keadaanya sangat labil, emosinya dapat berubah dengan cepat dan  dapat meledak-ledak ketika apa yang diinginkan tidak dapt terpenuhi, dengan begitu pemenuhan keinginan akan memberikan pengaruh yang besar terhadapsikap emosi anak, meskipun tidak setiap pemenuhan itu berdampak yang baik karena ada kalanya harus ada yang bisa mengerem keinginan yang tidak pas dengan kehidupanya dan dapat berdampak buruk.

Melihat berbagai aspek kehidupan religi anak,mulai  akidah,ibadah dan akhlak anak sangat bergantung pada rangsangan yang diterima oleh anak tersebut, dalam hal ini adalah orang tuanya sendiri dan terlebih lagi dengan usianya yang masih dini dan sama sekali belum mengerti bahkan memahami apa yang diberikan kepadanya, bagaimana anak melakukan ritual ibadah bagaimana ia bersosialisasi dengan yang disekitarnya adalah hasildari pengaruh yang diberikan oleh pemberi rangsangan yaitu orang tua atau orang-orang yang ada disekitarnya.
B.     Isi Pembahasan
1.      Pengertian Kanak-Kanak
Kanak-kanak adalah periode perkembangan anak masa prasekolah (usia antara 2—6 tahun); -- anyir ki 1 bayi yg baru dilahirkan; 2 belum berpengalaman; masih sangat muda; ke·ka·nak-ka·nak·an a bertingkah laku spt kanak-kanak
Menurut pengertian para ahli adalah
·         Menurut aliran filsafat lama adalah sebagai manusia dewasa dalam bentukdan ukuran kecil.
·         Menurut Dr. M. Montessori adalah anak sejak lahir telah mempunyai pembawaan sendiri.
Dengan pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kanak-kanak adalah masa yang dimulai dari sejak lahir sampai sebelum memasuki masa sekolah, yang di Indonesia digolongkan kedalam umur 2-6 tahun.
2.      Perkembangan dalam kajianya secara teoritis
Perkembangan jasmaniah anak dapat dilihat mulai dari awal kelahiranya, dimulai ketika bayi baru lahir dengan panjang dan berat yang tertentu. Sebagai bayi yang baru lahir makanan yang utama adalah air susu dari ibu, sebagaimana Islam telah mengajarkan makanan utama dari sang bayi itu adalah ASI, dan itu diberikanya selama 2 tahun penuh, pengaruh asupan ASI ini sangat penting, menurut para peneliti gizi menjelaskan jika dalam umur kurang dari 2 tahun bayi sudah diberi air susu yang bukan dari susu ibu, sapi misalkan maka secara tidak langsung bayi adalah anak dari sapi tersebut atau dalam artian kelakuan bayi ketika masa tumbuh berkembang akan seperti perilaku hewan yang tidak bisa dikendaliakan secara penuh, oleh karenanya Islam telah memberikan pentingnya ASI dalam tahap-tahap umur bayi. Dalam perkembanganya seorang bayi yang dilahirkan secara tidak berdaya memerlukan perlindungan, pertolongan, dan pendidikan, ia harus mendapat makanan, pakaian, keseimbangan antara jaga dengan istirahat untuk perkembangan jasmaniahnya. Umur 0-2 atau masa menyusu, belum nampak adanya perbedaan yang mencolok antara bayi satu dengan yang lainya, namun masa ini adalah awal dari perubahan dari diri sang bayi, mulai saat ia belajar untuk berjalan pada umur satu tahun yang dimulai dari tengkurap, merangkak, dan mencoba berdiri,  tumbuh gigi pertamanya, tangan sudah bisa memegang benda-benda disekitarnya, makan asupan gizi yang lain selain ASi, belajar mengatakan sesuatu, mulai bisa marah, tertawa itu semua adalah hal-hal baru yang pertama dalam kehidupan sang bayi. Dapat dilihat mulai perkembanganya adalah saat mulai makan minum barang lain dari susu ibu, setelah anak meninggalkan pangkuan dari ibunya, semakin jelas setelah anak melakukan kontak dengan lingkungan mereka melalui perantara bahasa. Dan perubahan yang signifikan adalah saat memasuki umur 4 tahun, atau tahap awal dunia masuk sekolah, perkembangan jasmaninya tumbuh pesat, tingginya bertambah dan kelincahanya semakin terlihat.
Perkembangan intelektual anak dalam masa-masa awal masih perlu bimbingan atau belajar sebagai mana pendidikan diartikan bahwa sebagai orang tua harus berbuat sesuatu untuk memperkembangkan anak secara keseluruhan ke arah kepribadian atau tingkah laku yang diharapkan. Mendidik tentu ada sangkut pautnya dengan suatu perubahan, jadi perubahan dari bentuk yang satu kebentuk yang lain ( Gunarsa, 1995:9 )
Peran orang tua sangat penting dalam perkembanganya sejak terbentuknya anak yang baru itu, lebih-lebih setelah anak itu dilahirkan. Karena sejak itu si anak mulai menerima pengaruh rangsangan dari luar. Ia mulai mempelajari bagaimana ia harus menerima, mengolah dan bereaksi terhadap suatu rangsangan. Kehidupan intelektual anak bergantung pada rangsangan pertama yang diberikan oleh sekitarnya, bahasa sebagai awal dari rangsangan akan mempengaruhi tingkat intelektualitas anak. Perkembangan bahasa si anak sebagian besar berlaku atas dasar adanya kesamaan dn perbedaan antara benda yang satu dengan yang lainya. Dalam proses perkembangan bahasa ini, tiap kali si anak belajar sesuatu yang baru, terjadilah monolog dalam dirinya, sementara ia mengadakan perbandingan.misalnya
- yang disebut kursi itu begini, meja begini, dan sebagainya ( kata benda )
- putih itu begini, merah begini, hijau begini dan sebagainya ( kata sifat )
- duduk begini, berjalan begini, berdiri begini dan sebagainya ( kata kerja )
Dalam perkembangan bahasa ini, tanggapan terhadap sesuatu itu memegang peranan yang sangat penting, karena tanggapan merupakan bahan perbandingan untuk menghadapi hal yang baru bagi anak. Bagaimanapun juga perkembangan bahasa ini berpengaruh terhadap perkembangan berpikir anak. Untuk berpikir diperlukan banyak tanggapan-tanggapan dan perkataan. Diperlukan kata-kata yang tepat untuk tidak menimbulkan kesalahpahaman. Perkembangan bahasa yang baik akan membawa anak tersebut pada tingakat kecerdasan yang baik pula. Ke-tidak-beresan perkembangan bahasa, dalam hal ini dapat mengganggu anak dalam perkembangan, khususnya perkembangan kecerdasan, dan kalau hal ini terjadi besar kemungkinan anak akan mengalami kegagalan di masa sekolah ( Pakasi, 1985:14 )
Perkembangan mental anak pada usia ini memiliki sebuah arti yang sangat penting, bahkan aliran psikologis mengemukakan, bahwa kehidupan emosi seseorang setelah dewasa bergantung pada bagaimana ia mengalami perkembangan-perkembangan emosinya ketika ia masih bayi, khususnya dari 0-2 tahun ( Gunarsa, 1995:10). Artinya perkembangan mental si anak harus memperoleh kesempatan yang semaksimal mungkin untuk menghindari kemungkinan-kemungkinan menjadi terbelakang.
Perkembangan spiritual sebenarnya telah Allah sampaikan terlebih dahulu tentang bagaimanakah ia kelak akan tumbuh, atau akan seperti apakah ia akan pada akhirnya sebagaimana hadist yang diriwayatkan oleh Muslim dari Abdullah bin Mas’ud
عن أبي عبدالرحمن عبدالله بن مسعود رضي الله عنه قال حدثنا رسول الله صلى الله عليه وسلم وهو الصادق المصدوق " إن أحدكم يجمع خلقه في بطن أمه أربعين يوما نطفة ثم علقه مثل ذلك ثم يكون مضغة مثل ذلك , ثم يرسل إليه الملك فينفخ فيه الروح , ويؤمر بأربع كلمات : بكتب رزقه , وأجله , وعمله , وشقي أم سعيد . فوالله الذي لا إله غيره إن أحدكم ليعمل بعمل أهل الجنة حتى ما يكون بينه وبينها إلا ذراع فيسبق عليه الكتاب فيعمل بعمل أهل النار , وإن أحدكم ليعمل بعمل أهل النار حتى ما يكون بينه وبينها إلا ذراع فيسبق عليه الكتاب فيعمل بعمل أهل الجنة
Bahwa memang semua telah ditentukan oleh Allah tentang apa saja mengenai ajal, rizki, amalnya, tentang baik atau buruknya. Namun hal tersebut bukanlah menjadi ukuran bahwa jika anak dibiarkan maka anak akan tumbuh nilai spiritualnya dengan sendirinya, perlu bimbingan dari orang tuanya, sebagaimana hadist yang diriwayatkan oleh Muslim
كل مولد يولد على الفطرة فابواه يهودانه او ينصرانه او يمجسانه
Anak yang terlahir itu dalam keadaan suci, tergantung dari keluarganyalah anak akan dibimbing oleh orang tuanya. Dan juga sebenarnya Allah menanamkan tentang nilai spiritulnya adalah pada setiap anak yang masih dalam kandungan ibu, sebagaimana percakapan Allah dengan bayi yang masih dalam kandungan
الست بربكم, قالو بلى شهدنا
“Bukankah Aku ini Rabb kalian? Jawab mereka: ya kami bersaksi ( Engkau adalah Rabb kami” ( al Isra: 73 )
Walaupun para bayi sudah bersaksi akan ke-esaan Allah tetap saja, pengaruh orang tua lebih besar, karena memang orang tualah yang berhak untuk mengajrkan apa saja mengenai perihal ibadah untuk anaknya.
Anak mulai dikenalkan tentang ketuhanan dan mengenai siapa Rabb mereka sejak dini, anak didengarkan dan diajari dengan kalimah-kalaimah pujian yang baik mengenai Rabb mereka


3.      Persoalan yang terjadi terkait dengan perkembanganya
a.       Kesehatan
Berdasarkan dengan angket yang telah penulis sebar, anak lahir memiliki rata-rata panjang 50 cm, kemudian dalam 4 bulan rata-rata bertambah 10 cm menjadi 60 cm. Dengan kondisi seperti ini anak akan mengalami pertumbuhan gigi pertamanya yang menurut responden adalah rata-rata umur 4-5 bulan, dan umbuh komplet pada usia 8-9 bulan. Dan pada dasarnya pula gigi pertama yang tumbuh depan sejumlah 1-2 dan yang belakang 2 buah. Dengan kondisi seperti ini ( adanya perubahan ) reaksi tubuh anak adalah demam sebagaiman 40% dari responden menjawabnya.
Kesehatan pula adalah bagaimana asupan makanan bayi. 100% total responden menjawab ASI adalah makanan utama yang diberikan kepada anak, sebab ASI adalah yang yang terbaik untuk kesehatan anak sebagaimana diungkapkan oleh ibu Atik Yuliawati. Selain itu juga ASI berguna sebagai kekebalan tubuh si bayi seperti yang diungkapkan oleh ibu Pujiarti Lestari. Dengan berbagai asumsi tersebut jelas bahwa ASI adalah pilihan utama yang diberikan para ibu pada anaknya yang masih balita. Namun selain ASI sebagi pokok yang diberikan, ada beberapa ibu yang memberikan makanan tambahan, 40% memilih madu sebagai makanan tambahan, dan 40% memberikan bubur dan susu kaleng karena dirasa praktis, dan sisanya 20% memilih tetap memberikan ASI eksklusif karena umur bayi yang masih terlalu dini untuk diberikan tambahan makanan.
Dengan keadaan luar yang berbeda dengan saat bayi masih dalam kandungan tentu akan dihadapi persoalan mengenai bagaimana respon bayi terhadap lingkungan sekitar, terutama saat menghadapi cuaca yang ekstrim seperti keadaan panas atau dingin. 60% dari responden menjawab kulit bayi akan berubah merah jika keadaan terlalu panas, dan 60% responden menjawab kulit akan membiru jika suhu terlalu dingin. Kondisi seperti inilah yang dapat menyebabkan bayi dapat terkena penyakit. Yang sering dialami adalah demam dimana 60% responden menyatakan demikian, sementara 40% menjawab batuk, pilek, gatal-gatal, dan mencret. Tentu saja hal ini mengganggu kesehatan bayi itu sendiri, dimana 60% bayi akan rewel, 20% akan tertidur dan sisanya akan menangis saja.
Dalam keadaan yang seperti inilah sebenarnya perkembangan mulai dapat diperhatikan, anak mulai memberikan respon terhadap rangsangan dari luar. Anak akan bereaksi terhadap apa yang diberikan dari luar, hal ini menunjukan bahwa pemindai sensor rangsang anak mulai berfungsi, seperti telinga atau indera lainya. Hal ini dapat dilihat ketika ada suara yang agak keras disekitar anak, 100% dari responden menjawab anak akan terkejut dengan rangsangan tersebut, hal ini memicu bekerjanya saraf pada telinga yang berhubung langsung dengan mata sehingga selain terkejut anak juga akan membelalakan mata sebagaiamana anak dari ibu Zainab Sri Sulastri. Dan dapat pula diperhatikan adalah saat anak berada dalam keadaan gelap, 60% menjawab anak akan menangis bila keadaan gelap, 40% sisanya terdiam dan ketakutan, dapat disimpulkan bahwa indera mata anak mempunyai respon yang berbeda terhadap keadaan disekitar terutama dengan kegelapan.
 
b.      Sosial
Perkembangan kognitif
Perkembangan kognitif  anak usia dibawah 2 tahun ( total responden adalah anak usia dibawah 2 tahun ) adalah bagaimana ia mulai berinteraksi dengan apa yang ada disekitarnya, termasuk kedua orang tuanya. Ini dimulai saat anak mulai menggapai apa yang ada disekitarnya, 40% menjawab saat memasuki umur 3 bulan, 20% umur 5 bulan, dan 20% umur 6 bulan, perbedaan ini tentu saja dikarenakan lingkungan sekitar bayi yang mempengaruhinya. Anak mulai dapat menggerakan dan melempar benda-benda yang  ada disekitarnya pada rata-rata umur 7-8 bulan. Anak mulai tersenyum dengan apa yang pernah dilihatnya atau dikenalinya, 40% mulai umur 3-4 bulan, dan 40% umur 8-9 bulan. Dengan seperti itu melangkah ketahap berikutnya adalah anak sudah bisa diajak berinteraksi dengan sekitar, dan biasanya diatas umur 1 tahun, 20% menyatakan saat umur 12 bulan, dan 20% saat umur 14 bulan, dan 20% saat umur 20 bulan.

Perkembangan emosional
Perkembangan emosional ini biasanya anak akan mengekspresikanya dengan menangis. Terkait dengan emosional ini akan dapat dibedakan dengan jelas bagaimana jika anak akan senang maka akan berteriak dan jika anak tidak senang anak akan menangis. Jika keadaan anak senag dengan apa yang ada disekitarnya, misalnya ibunya memberikan pelukan dan tepukan maka anak akan membalas dengan merangkulkan tangannya sebagaimana anak ibu Zainab, berceloteh ria sebagimana anak ibu Atik, dan bahkan pula dapat tertidur sebagaimana anak dari ibu Pujiarti. Perkembangan emosional sendiri sebenarnya bergantung pada bagaimana orang disekitar anak tersebut memberikan  rangsangan yang baik kepada si anak, ketika anak mulai akan menangis tentu hal pertama yang dilakukan ibu adalah mendiamkanya ( ngeneng-ngeneng : jawa ) dengan cara ibu menyanyi, bersiul atau bahkan membacakan al Qur’an sebagaimana diungkapkan oleh ibu Pujiarti. Dan sebagaimana telah dijelaskan diatas bagaiman mental dan sikap yang ditunjukan anak ketika menghadapi sesuatu keadaan yang gelap, dengan 60% menjawab anak akan menangis dan sisanya menjawab anak akan terdiam, entah karena takut atau karena bingung.

Perkembangan spiritual
Perkembangan spiritual ini terkait bagaimana orang tua memberikan arahan atau contoh kepada anak untuk melakukan ibadah. Anak mulai diajak berdo’a dan menyebut asma Allah saat sejak lahir sebagaimana Faiz Nasrullah anak ibu Pujiarti, umur 4 bulan sebagaimana anak ibu Zainab dan ketika mulai dapat berbicara sebgaimana yang diinginkan oleh bapak Idrus terhadap Karima Monica anaknya. Tentu ada alasan tersendiri kenapa anak diajarkan seperti itu, diantaranya untuk menjernihkan pikiranya seperti diungkapkan bapak Idrus, dan adapula yang menginginkan itu agar ditelinga sang anak terngiang terus kalimah tayyibah tersebut menurut ibu Zainab, dan untuk dapat menirukan menurut ibu Pujiarti.
 Sholat sebagai kewajiban tentu sangat diperlukan untuk bekal kelak, dan orang tua berhak memberikanya sejak dini, dan untuk mengajarkanya sejak usia 2 tahun sebagimana Muhammad Akbar anak ibu Zainab. Selain dari mengajarkan sholat anak juga diajak untuk mengikuti pengajian-pengajian yang diikuti oleh orang tuanya, dimana 40% mengajaknya saat usia 24 bulan, dengan alasan untuk mengenalkan ajaran agama sejak dini, 20% saat masih umur2 bulan dan yang sisanya mengungkapkan ketika kelak anaknya umur 36 bulan. Anak sudah diajarkan bagaimana bertingkah laku yang baik dan buruk sejak usia 24 bulan sebagaimana anak ibu Zainab, karena umur yng sudah memasuki usia itu sudah dapat diajak berkomunikasi. Namun hal ini berbeda debgan apa yang diungkapkan oleh bapak Idrus yang menginginkan anaknya bisa mengerti perbuatab baik dan buruk saat usianya mencapai 4 tahun, dengan alasan sudah agak besar dan dapat mengerti mana yang baik dan buruk. Hal sepertiini wajar saja bagi orang tua yang memang menginginkan hal semacam itu, namun jika terus menunda sampai besar anak akan dengan sendirinya dapat menolak jika diberi nasehat, apalagi menyangkut baik atau buruk, karena anak hanya akan tahu manayang menyenagkan pikiranya dan mana yang membosankan.

4.      Solusi yang ditempuh dengan masalah yang terjadi
Terkait dengan kesehatan anak:
Dengan baerbagai hal dan kondisi yang telah disebutkan diatas, hemat penulis memberikan berbgai jalan alternatif untuk dapat menyelesaikan persoalan kesehatan anak:
·         Saat anak sedang dalam keadaan demam, adalah memang yang terbaik di larikan ke dokter jika memang demam itu berlanjut sampai beberapa hari karena penanganan terbaik dapat diberikan oleh dokter. Akan tetapi jika hanya demam biasa dan hanya berselang beberapa saat lebih baiknya anak diperiksakan ke bidan yang terdekat. Untuk pemberian obat penurun panas untuk anak yang masih kecil belum baik karena di khawatirkan terjadi hal-hal yang berbahaya seperti overdosis dan pemakaian obat  yang salah dapat berakibat yang buruk terhadap anak. Atau tindakan minimal yang mudah dilakukan adalah dengan mengompres anak untuk menurunkan demam. Hal-hal seperti ini sejalan dengan apa yang dilakukan oleh para ibu responden. 20% dibawa kedokter, 20% dibawa kebidan, 20% memberinya obat penurun panas, dan 20% dikompres.
·         ASI sebagai makan pokok bayi adalah hal yang harus selalu diberikan kepada anak, namun akan jadi masalah ketika ASI tidak bisa di berikan, misalkan ditinggal sholat atau pergi atau ASI sedang tidak  keluar. Seperti ini tentu harus diantisipasi jangan sampai anak tidak mendapatkan ASI tersebut, salah satunya dengan menyimpan ASI itu kedalam botol, bisa dipanaskan atau diletakan almari penyimpanan dengan temperatur yang sesuai. Adapun sebagai langkah darurat adalah memberinya susu kaleng yang memang praktis dan cepat saji, namun jangan sampai over atau kurang dalam takaran. Dalam permasalahan ini sebagaimana yang dilakukan oleh ibu pujiarti yang terpaksa memberikan susu kaleng saat tidak bisa memberikan ASI.
·         Permasalahan yang selanjutnya adalah ketika menghadapi anak dalam keadaan yang rewel karena sedang sakit atau yang lainya. Jika anak tersebut masih usia dibawah satu tahun biasanya diberikan ASI anak akan diam dan tidak rewel, namun untuk yang diatas satu tahun tentu ada berbagai upaya untuk mengatasi hal ini, salah satunya adalah dengan diajak bermain atau sekadar digendong diajak jalan-jalan. Adapun dengan yang diberikan responden adalah 40% memilih untuk selalu menemani apa saja aktivitas anak, 40%anak diberi sirup atau obat yang lainya,dan 20% memilih untuk menggendong dan menyekapnya untuk memberikan kehangatan dan ketenangan.


C.     Kesimpulan
Berdasarkan apa yang telah dipelajari dan apa yang telah di teliti oleh penulis ada beberapa point yang dapat penulis simpulkan.
·         Berkenaan dengan kesehatan, perkembangan dan pertumbuhan sejak lahir anak adalah ( dengan kondisi yang normal ) pada kisaran 50 cm pada saat pertama lahir dan bertambah setiap bulannya.  Hal ini sama dengan apa yang telah penulis pelajari, dan sebagaimana dengan makanan pokok yang diberikan oleh ibu pada masa ini adalah ASI selama kurang lebih umur 2 tahun, sebagaimana yang telah Rasulullah ajarkan kepada umatnya.
·         Perkembangan kognitif anak atau intelektual anak, pada masa ini adalah masa saat pengenalan teradap apa yang ada diluar anak, berupa rangsangan yang diberikan kepada anak. Dan memang keadaan kognitif ini berkaitan dengan apa yang dilihat dan didengar anak pada waktu itu.  Sedikit berbeda adalah dalam waktu dimana anak mulai melakukan pengenalan terhadap benda-benda disekitarnya, dimana responden menyatakan anaknya mulai pada kisaran umur 4-8 bulan untuk memulainya, sedangkan teori lebih mengutamakan umur diatas 24 bulan untuk dapat berinteraksi sempurna dengan benda-benda disekitar. Dan dalam teori lebih dikedepankan bagaiman keadaan kecakapan berbahasa sebagai langkah awal memulai berkenalan dengan sekitar dengan sempurna
·         Perkembangan emosional anak usia dibawah 2 tahun ini penting dikarenakan apa yang ia rasakan akan terus dibawa, dimana apabila ia merasa senang akan diteruskan dan apabila tidak maka akan ditinggalkan. Dan hal ini sedikit berbeda dengan apa yang dipelajari secara teori dengan apa yang terjadi, dimana teori lebih memberikan kebebasan anak untuk berekspresi, namun untuk anakyang masih usia dini seperti ini ekspresi yang paling banyak terjadi adalah dengan menangis.
·         Spiritual anak dalam masa awal adalah bergantung sangat pada apa yang orang tua arahkan untuk si anak itu sendiri, karena kunci keberhasilan di jaga oleh kedua orang tua, kunci surga dibawa oleh ibu
الجنة تخت أقدم الأمهات
Dan pemegang kunci neraka adalah bapak
قواأنفسكم وأهلكم نارا
Demikian sama apa yang diungkapkan responden dengan kajian teori yang ada dalam buku yang telah dipelajari.




D.     Refrensi
Ahmadi, Abu, dkk. 1988. Ilmu Jiwa Anak. CV Armico: Bandung
Pakasi, Soepartinah. 1985. Anak dan Perkembangannya: pendekatan psiko-pedagogis terhadap generasi muda. PT Gramedia: Jakarta
Gunarsa, Singgih. 1995. Psikologi Perkembangan. PT BPK Gunung Mulia: Jakarta
Umar, Abdullah. 1980. Terjemahan: Syarkh Matan al Arba’in an Nawawi Ibnu Daqiiqil’led. At Tibyan: Solo
Al Qur’an dan Terjemahnya. 2003. PT Toha Putera: Semarang



0 komentar:

Posting Komentar