Selasa, 04 Oktober 2011

Pendidikan Dan Mobilitas Sosial


Pendidikan Dan Mobilitas Sosial
            Sebelum mengetahui tentang pendidikan dan mobilitas, sebaiknya terlebih dahulu mengetahui definisi dari pendidikan sendiri itu apa. Pendidikan adalah pendidikan dapat diartikan sebagai kegiatan seseorang dalam membimbing dan memimpin anak menuju ke pertumbuhan dan perkembangan secara optimal agar dapat berdiri sendiri dan bertanggung jawab.
            Pendidikan berkaitan erat dengan segala sesuatu yang bertalian dengan perkembangan manusia mulai perkembangan fisik, kesehatan keterampilan, pikiran, perasaan, kemauan, sosial, sampai kepada perkembangan Iman. Perkembangan ini mengacu kepada membuat manusia menjadi lebih sempurna, membuat manusia meningkatkan hidupnya dan kehidupan alamiah menjadi berbudaya dan bermoral.
            Pentingnya pendidikan yang lebih tinggi dalam masyarakat juga dapat diamati pada lapisan elit masyarakat. Pendidikan demikian tidak dapat dihindari telah menyebabkan kebanyakan anggota elit militer, politik, ekonomi dan elit lainnya menguasai kecakapan-kecakapan kehidupan modern. Kesemuanya menjadi kian penting bagi mereka dalam proses mobilitas. Oleh karena dunia semakin kompleks dan kurang dapat dipahami oleh mereka yang tidak berpengalaman secara teknis, maka pendidikan telah berperan dalam memberi pengarahan baginya berperan dalamn masyarakatnya. Semakin tinggi pendidikan formal seseorang akan 95 semakin tinggi kemungkinan status sosial dan perannya di masyarakat. (Tim Dosen FIP-IKIP Malang. 1987.)
            Sebelum mengetahui apa itu mobilitas sosial, sebaiknya kita mengetahui tentang fungsi sekolah. Ada beberapa fungsi sekolah yaitu sekolah sebagai pusat pewaris kebudayaan, sebagai penghasil tenaga kerja, penemuan pengetahuan baru, sebagai sarana mobilitas sosial, sebagai pusat pemelihara tradisi kelompok, sebagai tempat penitipan anak, dan sebagai tempat pertemuan jodoh menurut goslin (dalam Ardhana,1990).
            Mobilitas berasal dari bahasa latin mobilis yang berarti mudah dipindahkan atau banyak bergerak dari satu tempat ke tempat yang lain.Kata sosial yang ada pada istilah mobilitas sosial untuk menekankan bahwa istilah tersebut mengandung makna gerak yang melibatkan seseorang atau sekelompok warga dalam kelompok sosial jadi.
            Mobilitas sosial adalah sebuah menggerakkan masyarakat dalam kegiatan dan mengalamai perubahan yang lebih baik. Mobilitas sosial ada yang terjadi secara vertikal dan ada yang horisontas. Mobilitas secara vertikal terjadi apabila seorang mengalamai kemajuan dan peningkatan dalam taraf sosialnya. Contohnya: seorang buruh pabrik yang giat bekerja, karena ia dipandang ulet dan rajin oleh atasannya lalu diangkat menjadi kepala bagian. Sedangkan mobilitas sosial horisontal adalah apabila perubahan yang terjadi secara linier. Contohnya: seorang petani yang berubah pekerjaanya menjadi buruh pabrik.(Suyanto)
Mobilitas Sosial
            Pada dasarnya setiap warga dalam suatu masyarakat mempunyai kesempatan untuk menaikan kelas sosial mereka dalam struktur sosial masyarakat yang bersangkutan. Termasuk dalam masyarakat yang menganut sistem pelapisan yang tertutup atau kaku. Inilah yang biasa disebut dengan mobilitas sosial. Mobilitas sosial dapat diartikan sebagai suatu gerak perpindahan dari suatu kelas sosial ke kelas sosial yang lainnya (Horton & Hunt, 1999). Masyarakat dengan sistem stratifikasi terbuka memilki tingkat mobilitas yang tinggi dibanding masyarakat dengan sistem stratifikasi sosial yang tertutup. Dalam dunia modern seperti sekarang ini, banyak negara mengupayakan peningkatan mobilitas sosial dalam masyarakatnya, karena mereka yakin bahwa hal tersebut akan membuat orang melakukan jenis pekerjaan yang paling cocok bagi diri mereka. Apabila tingkat mobilitas tinggi, meskipun latar belakang sosial individu berbeda, maka mereka tetap dapat merasa mempunyai hak yang sama dalam mencapai kedudukan sosial yang lebih tinggi. Apabila tingkat mobilitas sosial rendah, maka tentu saja kebanyakan orang akan terkungkung dalam status para nenek moyang mereka.(Suyanto)
            Menurut Pitirim A.Sorokin,mobilitas sosial dapat dilakukan melalui beberapa saluran berikut.
1. Angkatan Senjata
2. Lembaga Pendidikan
3. Organisasi Politik
4. Lembaga Keagamaan
5. Organisasi Ekonomi
6. Organisasi Profesi
7. Perkawinan
8. Organisasi Keolahragaan
            Faktor yang paling menghambat dalam mobilitas sosial adalah kebodohan atau kurangnya pendidikan. Seperti faktor penghambat, faktor yang mempengaruhi mobilitas sosial pun cukup banyak. Diantaranya: keinginan untuk berubah, bosan dengan keadaan yang sudah ada, dan pendidikan.
            Disinilah pendidikan memainkan peranannya untuk membentuk intelektual manusia, sehingga kemampuan intelektual ini menjadi lokomotif mobilitas sosial, ekonomis. Sebab, dalam kehidupan nyata, kekuatan intelektual ini tentu saja tidak dapat dipisahkan dari kekuatan sosial. Akibat dari faktor keterpelajaran, keterdidikan atau intelektualitas ini, citra pendidikan dalam masyarakat kita selalu berada pada lingkaran persoalan konseptual berupa: (1) perbenturan modern dan tradisional, (2) masalah Barat dan Timur, (3) ketegangan antara kaya dan miskin, dan (4) ketegangan dan upaya memperoleh ruang publik dan otonomi.(Nurdina, dkk, 2008 : 13)
Pendidikan sebagai SaluranMobilitas
            Pendidikan merupakan anak tangga mobilitas yang penting. Bahkan jenis pekerjaan kasar yang berpenghasilan baik pun sukar diperoleh, kecuali jika seseorang mampu membaca petunjuk dan mengerjakan soal hitungan yang sederhana. Pada banyak dunia usaha dan perusahaan industri, bukan hanya terdapat satu, melainkan dua tangga mobilitas. Yang pertama berakhir pada jabatan mandor, yang lainnya bermula dari kedudukan “program pengembangan eksekutif,” dan berakhir pada kedudukan pimpinan. Menaiki tangga mobilitas yang kedua tanpa ijasah pendidikan tinggi adalah sesuatu hal yang jarang terjadi. Hal ini diduga bahwa bertambah tingginya taraf pendidikan makin besarnya kemungkinan mobilitas bagi anak-anak golongan rendah dan menengah. Ternyata ini tidak selalu benar bila pendidikan itu terbatas pada pendidikan tingkat menengah. Jadi walaupun kewajiban belajar ditingkatkan sampai SMU masih menjadi pertanyaan apakah mobilitas sosial dengan sendirinya akan meningkat. Mungkin sekali tidak akan terjadi perluasan mobilitas sosial, seperti dikemukakan di atas ijasah SMU tidak lagi memberikan mobilitas yang lebih besar kepada seseorang. Akan tetapi pendidikan tinggi masih dapat memberikan mobilitas itu walaupun dengan bertambahnya lulusan perguruan tinggi makin
berkurang jaminan ijasah untuk meningkat dalam status sosial.
            Pada dasarnya, pendidikan itu hanya salah satu standar saja. Dari tiga “jenis pendidikan” yang tersedia yakni pendidikan informal, pendidikan formal dan pendidikan nonformal, tampaknya dua dari jenis yang terakhir lebih bisa diandalkan. Pada pendidikan formal dunia pekerjaan dan dunia status lebih mempercayai kepemilikan ijasah tanda lulus seseorang untuk naik jabatan dan naik status. Akan tetapi seiring dengan perkembangan 93 kemudian mereka lebih mempercayai kemampuan atau skill individu yang bersifat praktis daripada harus menghormati kepemilikan ijasah yang kadang tidak sesuai dengan kompetensi sang pemegang syarat tanda lulus itu. Inilah yang akhirnya memberikan peluang bagi tumbuhnya pendidikan-pendidikan nonformal, yang lebih bisa memberikan keterampilan praktispragramatis bagi kebutuhan dunia kerja yang tentunya berpengaruh pada pencapaian status seseroang. Dalam perspektif lain, dari sisi intelektualitas, memang orang-orang berpendidikan lebih tinggi derajat sosialnya dalam masyarakat dan biasanya ini lebih terfokus pada jenjang-jenjang hasil keluaran pendidikan formal. Makin tinggi sekolahnya makin tinggi tingkat penguasaan ilmunya sehingga dipandang memiliki status yang tinggi dalam masyarakat.( Edi Suharto)

Strategi Pembaharuan Pendidikan Islam Demi tercapainya Mobilitas Sosial
            Strategi pembaharuan pendidikan merupakan perspektif baru dalam dunia pendidikan yang mulai dirintis sebagai alternatif untuk memecahkan masalah-masalah pendidikan yang belum diatasi secara tuntas. Jadi pembaharuanm pendidikan dilakukan untuk memecahkan masalah-masalah yang ada dalam dunia pendidikan dan menyongsong arah perkembangan dunia pendidikan yang lebih memberikan harapan kemajuan ke depan.
            Dalam proses perubahan pendidikan paling tidak memiliki dua peran yang harus diperhatikan, yaitu: 1) Pendidikan akan berpengaruh terhadap perubahan masyarakat, dan 2) Pendidikan harus memberikan sumbangan optimal terhadap proses trnasformasi menuju terwujudnya masyakat madani. Proses perubahan sistem pendidikan harus dilakukan secara terencana dengan langkah-langkah yang strategis, yaitu “mengidentifikasi berbagai problem yang menghambat terlaksansya pendidikan dan merumuskan langkah-langkah pembaharuan yang lebih bersifat strategis dan praktis sehingga dapat diimplementasikan dilapangan” langkah-langkah tersebut harus dilakukan secara terencana, sistemnatis, dan menyentuh semua aspek, mengantisipasi perubahan yang terjadi, mampu merekayasa terbentuknya sumber daya manusia yang cerdas, yang memiliki kemampuan inovatif dan mampu meningkatkan kualitas manusia. Oleh karen aitu, pendidikan betul-betul akan berpengaruh terhadap perubahan kehidupan masyarakat dan dapat memberikan sumbangan optimasl terhadap proses transformasi ilmu pengetahuan dan pelatihan dan dapat diimplementasikan dalam kehidupan manuisa.(George Ritzer-Dougla J. Goodman. 2004)
Peningkatan Taraf Hidup melalui Pendidikan
            Clark (1944) dalam bukunya yang berjudul, An Investment in People, menyatakan bahwa, “experiments in law-income communities show cleary that education can be used to help people obtain a higher standard of living through their own efforts”. Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan dapat dipergunakan untuk membantu penduduk  dalam meningkatkan taraf hidupnya ke tingkat yang lebih tinggi melalui usaha mereka sendiri. Penegasan ini berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap masyarakat yang berpenghasilan rendah. Hal ini tidak sukar untuk dipahami karena dengan bekal pengetahuan yang mantap dan lebih-lebih lagi secara sengaja meteri yang berhubungan dengan masalah ekonomi mendapat tekanan lebih berat, maka out put dari pendidikan akan dapat berusaha lebih baik dalam menghadapi segala persoalan tentang kesejahteraannya.(Kelompok Kerja Pengkajian dan perumusan. 1999)

Peranan Pendidikan Dalam Mewujudkan Mobilitas Sosial
            Pendidikan dalam kaitannya dengan mobilitas sosial harus mampu untuk mengubah mainstrem pesrta didik akan realitas sosialnya. Pendidikan yang tepat untuk mengubah paradigma ini adalah pendidikan kritis yang pernah digulirkan oleh Paulo Freire. Sebab, pendidikan kritis mengajarkan kita selalu memperhatikan kepada kelas-kelas yan g terdapat di dalam masyakarakat danberupaya memberi kesempatan yang sama bagi kelas-kelas sosial tersebut untuk memperoleh pendidikan. Disini fungsi pendidikan bukan lagi hanya sekedar usaha sadar yang berkelanjutan. Akan tetapi sudah merupakan sebuah alat untuk melakukan peruabahan dalam masyarakat. Pendidikan harus bisa memberikan pemahaman kepada peserta didik tentang realitas sosial, analisa sosial dan cara melakukan mobilitas sosial.( Ari Perdana,A.)

DAFTAR PUSTAKA
Kelompok Kerja Pengkajian dan perumusan. 1999. Rangkuman Filosofi, Kebijaksanaan dan Strategi Pendidikan Nasional, Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
Nurdina, dkk. 2008. Sosiologi untuk Sekolah Menengah Keatas, Nganjuk:  Temprina media grafika
Perdana, Ari A.. Pendidikan, pertumbuhan ekonomi, dan pemerataan. WWW. CSIS.Com
Ritzer, George -Dougla J. Goodman. 2004. Teori Sosiologi modern. Jakarta: Kencana.
Suharto, Edi. Bahaya Sosial Privatisasi Pendidikan. http://relawan.net
Suyanto. Mobilitas Horizontal bagi Guru Bermutu. www. UNY. Co.id
Tim Dosen FIP-IKIP Malang. 1987. Pengantar Dasar-dasar Kependidikan. Surabaya: Usaha Nasional.










Tugas Sosiologi Pendidikan
Pendidikan Dan Mobilitas Sosial





oleh :
Arina Wahyuni ( 09110008)



Jurusan Tarbiyah
Fakultas Agama Islam
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

0 komentar:

Posting Komentar