Rabu, 05 Oktober 2011

Pembelajaran Surat Al Baqarah:255 pada Anak Panti Aisyiah Jetak Lor Dau-Malang Usia 15-16 Ditinjau dari Psikologi Belajar

Pembelajaran Surat  Al Baqarah:255 pada Anak Panti Aisyiah Jetak Lor  Dau-Malang  Usia 15-16 Ditinjau dari
Psikologi Belajar


Abdul Malik ( 09110023 )
Yahya Priyo Subekti ( 09110036 )
M Thoriqul Ula (09110021 )


Fakultas Agama Islam
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG


A.     Pendahuluan

Surat Al Baqarah:255 disebut juga dengan istilah ayat kursi yang didalam ayat tersebut menjelaskan bahwasanya Allahlah yang Maha Pencipta, tidak ada tandingan bagi-Nya, yang menciptakan apa saja yang ada di langit-langit luas dan di bumi, dan Allah tidak pernah salah maupun tidur, dan Maha Mengetahui apa yang diingnkan-Nya[1].

Arti dari al Baqarah: 255 adalah “ Allah, tidak ada Tuhan( yang berhak disembah) melainkan Dia. Yang Maha Hidup, yang terus menerus mengurus ( makhluk-Nya ) tidak mengantuk dan tidak tidur.milik-Nya apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Tidak ada yang dapat memberi syafa’at di sisi-Nya tanpa izin-Nya. Dia mengetahui apa yang ada dihadapan mereka dan apa yang dibelakang mereka, dan mereka tidak mengetahui sesuatu apapun tentang ilmu-Nya melainkan apa yang dikehendaki. Kursi-Nya meliputi langit dan bumi. Dan Dia tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Dia Maha Tinggi lagi maha Besar.[2]

Sebagaimana telah ditulis oleh Syeikh Abdul Azziz bin Abdullah bin Bazz dalam kitabnya Tukhfatul alAkhyari[3] dalam terjemahan bahasa Indonesia adalah Do’a dan Dzikir menyebutkan bahwa ayat ini digunakan sebagai dzikir sesudah shalat fardlu sebagaimana telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW, begitu juga dengan kitab al Ma’tsurat[4] karya Imam Syahid Hasan al Banna  beliau juga menyantumkan ayat ini sebagai bagian dari dzikir sehari-hari.

Sebagai seorang muslim tentunya harus mengikuti apa saja yang dicontohkan oleh Rasul, dalam hal ini adalah masalah dzikir. Dan juga diharapkan anak-anak panti Aisyiah bisa mengerti untuk berdzikir dengan ayat-ayat dari al Qur’an terutama surat al Baqarah:255, hal ini menuntut anak panti untuk bisa minimal membacanya dengan baik sesuai dengan tajwidnya, setelah dapat membaca dengan baik pasti dapat menghafalkan dengan baik pula, dan kemudian pada tahap mengetahui arti dan makna dari ayat tersebut. Dan dapat selalu dibaca sebagai dzikir sehabis sholat fardlu.





B.     Pembahasan

1.      Pengertian

a.       Al Baqarah
Al Baqarah turun di Madinah yang sebagian besar diturunkan pada permulaan tahun Hijriyah, merupakan surat yang terpanjang dalam al Qur’an, dinamai al Baqarah yang artinya sapi betina, karena mengisahkan kisah penyembelihan sapi betina yang diperintahkan Allah pada bani Israil ( 67-74 )[5]

b.      Panti Aisyiah
Adalah sebuah tempat penampungan bagi anak-anak dari kalangan orang yang kurang mampu, yang diberi pendidikan serta mendapat biaya asuhan oleh Aisyiah[6]

c.       Pembelajaran Surat Al Baqarah:255
Segala sesuatu yang berkaitan dengan pembelajaran al Baqarah:255 meliputi dua hal pokok yaitu membaca dengan baik dan benar sesuai dengan tajwid serta hafal ayat tersebut

d.      Psikologi Belajar
Psikologi menurut bahasa yaitu ilmu jiwa[7], sedangkan  menurut istilah adalah penyelidikan tingkah laku manusia yang bersifat  jasmaniah ( psikomotorik=rana karsa ), bersifat terbuka maupun tertutup, dan bersifat rohaniah ( kognitif dan afektif ) baik selaku individu maupun kelompok dalam hubungan dengan lingangkannya[8]
Belajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam perilaku atau potensi perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau latihan[9].

Psikologi belajar adalah ilmu yang mempelajari dan meneliti sikap dan perilaku anak didik dalam proses belajar-mengajar, yang mana sikap dan perilaku tersebut sebagai ekspresi dari keadaan  jiwa mereka[10]. Dan juga ditambahkan sebagai segala sesuatu yang berkaitan antara pendidik dengan peserta didik dalam pembelajaran



2.      Karakteristik Perkembangan Usia Objek
Karakteristik perkembangan usia15-16 berdasarkan[11]
SQ
IQ
EQ
·         Eksistensi dan sifat kemurah-an dan keadilan Tuhan mulai dipahamkan dan dihayati menurut sistem kepercayaan atau agama yang dianutnya.
·         Sudah mampu meng-operasikan kaidah-kaidah logika formal disertai kemampuan membuat generalisasi yang lebih bersifat konklusif dan komprehensif.
·         Sudah menunjukkan arah kecenderungan tertentu yang akan mewarnai pola dasar kepribadiannya.
·         Penghayatan kehidupan keagamaan sehari-hari mulai dilakukan atas dasar kesadaran dan pertimbangan hati nuraninya sendiri secara tulus ikhlas
·         Tercapainya titik puncak kedewasaan  bahkan mungkin mapan (plateau) yang suatu saat (usia 50-60) menjadi deklinasi.
·         Reaksi-reaksi dan ekspresi  emosinalnya tampak mulai terkendali dan dapat menguasai dirinya.
·         Mulai menemukan pegangan hidup
·         Kecenderungan bakat tertentu mencapai titik puncak dan kemantapannya
·         Kecenderungan titik berat ke arah sikap nilai tertentu sudah mulai jelas seperti yang akan ditunjukkan oleh kecenderungan minat dan pilihan karier atau pendidikan lanjutannya; yang juga akan memberi warna kepada tipe kepribadiannya.

3.      Kondisi Subjek Dalam Pembelajaran
a.       Subjek Penelitian
-Nafifah ( 16th )
-Udwiyah ( 16th )
-Prita ( 15th )

b.      Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada hari Jum’at, 13 Mei 2011

c.       Tempat Penelitian
Di Panti Aisyiah Jetak Lor  Dau-Malang

d.      Kondisi Subjek
·         Prita
Dalam membaca terlihat sekali bahwa dia belum bisa membaca lancar, masih terbata-bata dan memerlukan sekali bimbingan, seperti makhrajnya, panjang pendeknya, dan juga tajwidnya masih sangat perlu untuk dibenahi. Dan juga dia belum hafal dengan ayat kursi
·         Udwiyah
Dalam membaca sedikit lebih baik dari Prita walaupun belum sepenuhnya benar masih ada salah seperti panjang pendeknya dan juga makhrajnya. Dia hafal tetapi belum sepenuhnya lancar dalam menghafal, karena saat menghafalkan masih sama kesalahanya dengan membaca dan juga berdengung
·         Nafifah
Dalam membaca sudah benar antara panjang pendeknya dan makhrajnya, dan juga bisa melagukannya. Untuk hafalanya pun sama dengan saat membaca enak didengar dan dapat melagukannya.

4.      Teori Pembelajaran dikaitkan dengan usia siswa 15-16
Dalam dunia pembelajran membaca al Qur’an khususnya dikenal ada ilmu tajwid. Menurut Taufiq[12] tajwid adalah ilmu untuk memperbaiki bacaan al Qur’an yang meliputi makhorijul huruf, shifatul huruf, ahkamul huruf, ahkamul mad wal qashr, alwaqfu al ibtida’, muro’atul huruf wal harakat, dan muro’atul kalimat wal ayat.
Dengan demikian membaca al Qur’an dan belajar tajwid  tidak bisa dilepaskan begitu saja peran pengajar ataupun pendidik, peran yang sangat penting untuk memberikan pengetahuan kepada peserta didik, dalam hal ini tentang tajwid, dan  memperbaiki membaca al Qur’an.
Teori yang digunakan adalah teori kognitif  dimana belajar tidak hanya sekedar melibatkan stimulus dengan respon tapi melibatkan proses berfikir yang kompleks. Dan menganut tokoh Piaget yang dalam pandanganya ada tiga tahapan pokok

a.       Asimilasi ( proses penyatuan informasi )
b.      Akomodasi ( proses penyesuaian )
c.       Equilibrasi ( proses penyeimbangan )
Dan juga digabung dengan teori kognitif  Brunner ( free discovery learning ) dimana proses belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif  jika guru memberikan kesempatan untuk menemukan suatu aturan ( termasuk konsep, teori, definisi, dll ) melalui contoh yang mewakili aturan menjadi sumbernya.
5.      Pendekatan pembelajaran dikaitkan dengan usia anak panti Aisyiah
Pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan kognitif ( cognitif aproach ) Ausubel yang menyatakan peran pembelajar sangat penting dalam mengembangkan situasi belajar dan juga pendekatan terapan ( aplied aproach ) Galperin yang menyatakan belajar sebagai upaya untuk mendapatkan pengetahuan melalui:
a.       Orientasi
b.      Latihan
c.       Umpan balik
d.      lanjutan

C.     Kesimpulan
1.      Peran pengajar dan pengasuh panti sangat penting dalam pembelajran membaca al Qur’an secara umum
2.      Perlunya pembiasaan berdzikir ( salah satunya ayat kursi )  setelah sholat fardlu, maupun dzikir diwaktu pagi dan petang.
3.      Umur 15-16 adalah masa dimana remaja mulai terbentuk sikap kepribadianya, dan mulai ditunjukan dalam kehidupan sehari-hari
4.      Perlunya cara pembelajaran yang sesuai dengan umur 15-16
5.      Intervesi dari pengajar masih dibutuhkan dalam keadaan tertentu dalam pembelajaran


Daftar Pustaka

Ibrahim, Suwito. 1992. Terjemahan: Do’a-do’a dan Dzikir Pilihan. Maktab: Jakarta
Nasir, Ibnu Sa’ad. Terjemahan Al Ma’tsurat Hasan Al Banna. Surabaya
Depag. 1995. Al Qur’an dan Terjemahnya. PT Toha Putra: Semarang
Romlah. 2010. Psikologi Pendidikan. UMM Press: Malang
Taufiq. 2006. Pokok-pokok Ilmu Tajwid. LITBANG LKP2: Ponorogo




[1] Dr. Abdullah. Tafsir almuyassar al Qur’anul Karim.
[2] Depag, 1995. Alqur’an dan Terjemahnya. PT Toha putra: Semarang
[3] Ibrahim, 1992.  Do’an dan Dzikir Pilihan. Maktab: Jakarta
[4] Nasir. Terjemahan Al Ma’tsurat Hasan Al Banna. Surabaya
[5]Depag, Ibid, 1995. Hal 7
[6] Wawancara dengan mantan pengasuh Panti Aisyiah, bapak Agus Ilhami
[7] Romlah, 2010. Psikologi pendidikan. UMMPress: Malang
[8] Ibid, 2010. Hal 23
[9] www.wikipedia.org. Diakses tanggal 17 Mei 2011
[10] Ibid, 2010. Hal 24
[11] www.educationforlife.com. Diakses tanggal 17 Mei 2011
[12] Taufiq, 2006. Pokok-pokok Ilmu Tajwid. LITBANG LKP2: Ponorogo

0 komentar:

Posting Komentar