Kamis, 06 Oktober 2011

(Psikologi Perkembangan Anak Usia 0-2 Tahun)


MAKALAH
PENGARUH POLA ASUH DAN LATAR BELAKANG ORANG TUA
TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK
(Psikologi Perkembangan Anak Usia 0-2 Tahun)
Disusun Sebagai Ujian Akhir Semester Tiga Mata Kuliah Psikologi Perkembangan
Dosen Pembimbing : Drs. Romlah, M. Ag





JURUSAN TARBIYAH
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
Januari 2011


  1. PENDAHULUAN
Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Mu’min : 67
Dia-lah yang menciptakan kamu dari tanah untuk (Nabi Adam), kemudian dari setets air mani atau nutfah (sperma dan ovum), sesudah itu dari alaqah atau segumpal darah (embrio), kemudian dilahirkannya kamu sebagai seorang bayi, kemudian (kamu dibiarkan hidup) supaya kamu sampai kepada masa dewasa (mempunyai kekuatan), kemudian (dibiarkan kamu hidup lagi) sampai tua, di antara kamu ada yang diwafatkan sebelum tua, (Kami perbuat demikian) supaya kamu sampai pada ajal yang ditentukan dan supaya kamu memahami (fase-fase pertumbuhan dan perkembangan kejadian manusia)”.
Dari ayat di atas dapat kita lihat bahwasannya kehidupan manusia berawal dari pertemuan sel sperma laki-laki dan sel telur wanita. Pada saat itu, sel sperma laki-laki bercampur dengan sel telur wanita (ovum) dan menghasilkan satu bentuk sel yang telah terbuahi yang disebut zigot, kemudian zigot itu tumbuh menjadi bayi melalui beberapa tahap.
Pembuahan sel telur wanita oleh sperma laki-laki dianggap sebagai salah satu masa yang sangat penting dan menentukan perkembangan manusia pada periode-periode selanjutnya. Menurut Elizabeth B Harlock (1980), setidaknya ada empat kondisi penting yang memberi pengaruh besar terhadap perkembangan individu baru di masa yang akan datang, yaitu : 1). Penentuan sifat bawaan, 2). Penentuan jenis kelamin, 3). Penentuan jumlah anak, 4). Penentuan posisi urutan anak (Santrock, 1995).1
Masa bayi berlangsung dua tahun pertama setelah periode bayi yang baru lahir dua minggu. Semakin hari bayi akan tumbuh dan berkembang menjadi semakin besar dan mandiri dan disebut dengan masa kanak-kanak. Pada umumnya orang berpendapat bahwa masa kanak-kanak merupakan masa yang terpanjang dalam rentang kehidupan. Pada masa ini, bayi mengalami beberapa perkembangan, di antara perkembangan jasmaniyah mulai dari perkembangan fisik, perkembangan kognitif (IQ), perkembangan psikososialnya yang didalamnya terdapat perkembangan emosional anak (EQ) dan perkembangan yang menyangkut spiritualnya (SQ).
Pengaruh utama terhadap penyesuaian diri pasca lahir adalah sikap orang tua. Bila sikap orang tua menguntungkan, hubungan orang tua dan anak akan baik. Hubungan orang tua-anak ini akan dapat membantu bayi dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan baru yang dialami setelah lahir. Selan itu, pendidikan dan pengasuhan bagi seorang anak bukanlah tugas mudah yang di dalamnya orang tua dapat melakukannya dengan sedikit atau tanpa upaya keras. Kenyataanya, tugas ini membutuhkan penanganan dan temperamen yang lembut. Ada banyak poin yang perlu dipertimbangkan demi mencapai keberhasilan upaya ini. Orang tua mesti mengakrabkan dirinya dengan jiwa anaknya, ia tidak dapat melakukan tugasnya tanpa mengetahui aspek psikologis anak.
Dengan didukung dengan penelitian yang dilakukan untuk membuktikan teori ini, maka kita dapat melihat bagaimana realitas perkembangan kanak-kanak dari latar belakang orang tua yang berbeda. Dari sini kita bisa melihat bagaimana pola asuh orang tua yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak.

  1. PEMBAHASAN
Psikologi perkembangan sebagai cabang ilmu psikologi menelaah pelbagai perubahan intraindividual dan perubahan-perubahan interindividual yang terjadi di dalam perubahan intraindividual. Beberapa psikolog perkembangan mempelajari perubahan dalam perkembangan yang mencakup seluruh rentang kehidupan dari pembuahan sampai akhir hayat.
  1. Pengertian Pertumbuhan
  1. Pertumbuhan diartikan dengan perubahan kuantitatif pada suatu material akibat adanya pengaruh lingkungan.2
  2. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer, pertumbuhan diambil dari kata tumbuh, yang artinya hidup dan bertambah besar atau sempurna. Juga diartikan dengan sedang berkembang menjadi besar, sempurna dan lain-lain.
  3. Dari Desmita yang mengutip dari P. Chaplin (2002) mengartikan pertumbuhan sebagai suatu pertambahan atau kenaikan dalam ukuran dari bagian-bagian tubuh atau dari organisme sebagai suatu keseluruhan.
Dengan demikian, istilah pertumbuhan lebih cenderung menunjuk pada kemajuan fisik atau pertumbuhan tubuh yang melaju sampai pada suatu titik optimum dan kemudian menurun menuju keruntuhannya.

  1. Pengetian Perkembangan
Istilah perkembangan berarti serangkaian perubahan progresif yang terjadi akibat dari proses kematangan dan pengalaman.3
Sedangkan Chaplin (2002) mengartikan perkembangan sebagai :
  1. Perubahan yang berkesinambungan dan progresif dalam organisme dari lahir sampai mati.
  2. Pertumbuhan.
  3. Perubahan dalam bentuk dan dalam integrasi dari bagian-bagian jasmaniyah kedalam bagian-bagian fungsional.
  4. Kecenderungan atau kemunculan pola-pola asasi dan tingkah laku yang tidak dipelajari.
Pada masa bayi sampai usia 2 tahun, terjadi beberapa perkemabangan yang meliputi perkembangan fisik, perkemabangan psikososial dan perkembangan emosional. Sedang untuk perkembangan spiritual pada masa ini, bisa kita lihat bagaimana pola asuh orang tua dan cara pendidikan yang diterapkan untuk mengenalkan anak pada agama.

Perkembangan Fisik
Selama dua tahun pertama kehidupannya, perkembangan fisik bayi berlangsung sangat ekstensif. Pada saat lahir bayi memiliki kepala yang sangat besar dibandingkan dengan bagian tubuh yang lain. Selain itu panjang bayi rata-rata adalah 20 inchi atau 50 cm, dengan berat 3,4 kg. Dibandingkan dengan ukuran tubuh orang dewasa, panjang bayi lebih dekat dengan beratnya.4
Perkembangan masa bayi disebut juga sebagai periode vital, karena kondisi fisik dan mental bayi menjadi fundasi kokoh bagi perkembangan dan pertumbuhan selanjutnya. Karena itu peranannya sangat vital dan penting, pada periode ini berlangsung proses pertumbuhan yang sangat cepat.
Tahap sensori motor, tahap ini yang berlangsung sejak kelahiran sampai sekitar usia dua tahun, adalah tahap piagetina pertama, dalam tahap ini bayi menyusun pemahaman dunia dengan mengoordinasikan pengalaman indra(sensory) mereka (seperti melihat dan mendengar) dengan gerakan motor (otot) mereka (menggapai, menyentuh) dan karenanya diistilakan sebagai sensorimotor.
Pada awal tahap ini, bayi memperlihatkan tak lebih dari pola reflektif untuk beradaptasi dengan dunia. Menjelang akhir tahap ini, bayi menunjukkan pola sensorimotor yang lebih komplek. Piaget percaya bahwa pencapaian kognitif penting diusia bayi adalah objek permanence. Ini bahwa pemahaman bahwa objek dan kejadian terus eksis bahkan ketika objek dan kejadian itu tidak dapat dilihat, didengar atau disentuh.
Pencapaian kedua adalah realisasi bertahap bahwa ada perbedaan atau batas antara diri dan lingkungan sekitar. Bayangkan seperti apa pikiran anda. Jika anda tidak dapat membedakan diri anda dengan linkungan anda, pemikiran anda akan kacau, tidak beraturan, dan tidak bisa diprediksi. Menurut piaget, seperti inilah kehidupan mental dalam bayi yang baru saja lahir.
Seorang bayi tidak dapat membedakan antara dirinya dengan duniannya dan tidak punya pemahaman tentang kepermanenan objek. Menjelang akhir periode sensorimotor, anak bisa membedakan antara dirinya dan dunia disekitarnya dan menyadari bahwa objek tetap ada pada waktu ke waktu.
Bayi yang baru lahir dan sehat, dengan cepat akan belajar menyesuaikan diri dengan alam lingkungannya, dan melakukan tugas-tugas perkembangan tertentu, yaitu melakukan tugas-tugas kegiatan yang harus dilatih setiap waktu, agar bayi mampu melakukan adaptasi social (menyesuaikan terhadap lingkungan sosial).
Sikap dasar psikososial yang dipelajari oleh bayi, bahwa mereka dapat mempercayai lingkunganya. Timbulnya trust (percaya) dibantu oleh adanya pengalaman yang terus-menerus, berkesinambungan, adanya pengalaman yang ada kesamaannya dengan’ trust’ dalam pemenuhan kebutuhan dasar bayi oleh orang tuannya.
Apabila anak terpenuhi kebutuhan dasarnya dan apabila orang tuanya memberikan kasih sayang dengan tulus, anak akan berpendapat bahwa dunianya (linkungannya) dapat dipercayai. Sebaliknya apabila pengasuh yang diberkan orang tua kepada anaknya, tidak memenuhi kebutuhan dasar yang diperlakukan, tidak konsisten atau sifatnya negatif, anak akan cemas dan mencurigai lingkungannya.
Keaktifan jasmaniyah anak bayi itu berkembang sebagai berikut:
  1. Bulan pertaman dan kedua : melihat, mendengar, mencium dan merasakan dengan segenab inderannya.
  2. Bulan ketiga dan keempat: pada akhir bulan ini bayi menegakkan dan menggerak-gerakkan kepala.
  3. Bulan kelima dan keenam: telungkup dan menggeser-geserkan badan.
  4. Bulan ketujuh: duduk.
  5. Bulan kedelapan: merangkak.
  6. Bulan kesembilan dan kesepuluh: mengangkat badan dan bangkit berdiri.
  7. Bulan kesebelas: merambat, jalan dengan berpegangan.
  8. Bulan keduabelas: berdiri sendiri dan mulai berjalan.
Perkembangan fungsi-fungsi jasmaniyah dapat kita bedakan dalam lima macam, Perkembangan ketrampilan yaitu :
    1. Perkembangan motorik dan gerak reflek.
    2. Kemampuan merangkak.
    3. Kemampuan duduk.
    4. Kemampuan berdiri dan berjalan.
    5. Ketrampilan memanipulasi tangan.

Perkembangan Kognitif
Dalam makalah ini, penulis menganggap bahwa perkembangan kognitif sama dengan perkembangan intelektual (IQ). Perkembangan kognitif adalah salah satu aspek perkembangan manusia yang berkaitan dengan pengertian (pengetahuan), yaitu semua proses psikologis yang berkaitan dengan bagaimana individu mempelajari dan memahami lingkungannya. Kognitif adalah sebuah istilah yang digunakan psikolog untuk menjelaskan semua aktifitas mental yang berhubungan dengan persepsi, pikiran, ingatan dan pengolahan informasi yang memungkinkan seseorang memperoleh pengetahuan, memecahkan masalah, dan merencanakan masa depan, atau semua proses psikologis yang berkaitan dengan bagaimana individu mempelajari, memperhatikan, mengamati, membayangkan, memperkirakan, menilai dan memikirkan lingkungannya.5
Selama masa bayi, kapasitas intelektual atau kognitif seseorang telah memiliki perkembangan. Menurut pandangan kontemporer, perkembangan kognitif pada bayi baru tercapai pada pertengahan tahun kedua, maka para pakar psikologi pemrosesan informasi percaya bahwa perkembangan kognitif, seperti kemampuan dalam memberikan perhatian, menciptakan simbolisasi, meniru, dan kemampuan konseptual, telah dimiliki bayi sejak awal.6

Perkembangan Emosional
Terdapat sejumlah pola emosional tertentu yang umum pada bayi, di antarnya adalah sebagai berikut :
  1. Kemarahan, perangsang yang lazim membangkitkan kemarahan bayi adalah campur tangan terhadap gerakan-gerakan mencoba-cobanya, menghalangi keinginannya, tidak mengizinkan mengerti sendiri dan tidak memperkenankannya melakukan apa yang dia inginkan.
  2. Ketakutan, perangsang yang paling mungkin membangkitkan ketakutan bayi adalah suara keras, orang, barang, dan situasi asing, ruangan gelap, tempat tinggi dan binatang.
  3. Rasa ingin tahu, setiap mainan atau barang baru dan tidak biasa adalah perangsang untuk keingintahuan, kecuali jika sesuatu yang baru itu begitu tegas sehingga menimbulkan ketakutan.
  4. Kegembiraan, hal ini dirangsang oleh kesenangan fisik. Pada bulan kedua atau ketiga, bayi bereaksi pada orang yang mengajaknya bercanda, menggelitik, mengamati dan memperhatikannya.
  5. Afeksi, setiap orang yang mengajaknya bermain, mengurus kebutuhan jasmaninya atau memperlihatkan afeksi akan merupakan perangsang untuk afeksi mereka.7




Perkembangan Spiritual (SQ)
Ketika anak hadir kedunia ini, ia begitu lembut. Ia memiliki akal tapi tidak bisa berpikir. Namun demikian, anak memiliki kemapuan untuk menggunakan indera-inderanya itu melalui kejadian yang dialaminya. Sebuah kenyataan bahwa bayi belum mampu memahami maksud dari kata-kata yang diucapkan kepadanya, namun telah mampu mengenali apa yang terdapat disekelilingnya dan wajah-wajah yang ada disekitarnya. Mereka mendengar suara. Sementara, indera dan akalnya memeperhatikan itu. Oleh karena itu, tidak benar bila dikatakan bahwa bayi tidak terpengaruh oleh apa yang dilihat dan didengarnya dimasa awal kehidupannya.
Orang tua yang pintar tentu tidak akan membuang kesempatan untuk melatih anaknya. Mereka akan memastikan bahwa anaknya hanya mendengar suara-suara yang baik dan melihat hal-hal yang baik pula.
Rosulullah saw juga telah menegaskan aspek penting dalam pelatihan anak ini. Beliau bersabda, “ Tak lama setelah bayi lahir, bacakanlah kalimat adzan di telinga kanannya, dan bacakanlah iqomah di telinga kanannya.” Rasulullah menyadari bahwa bayi belum mampu memahami maksud kalimat adzan dan iqamah yang dibacakan di telinganya. Namun, nilai kalimat-kalimat itu yang terekam dalam benaknya tak terlupakan. Rasulullah menekankan bahwa kalimat-kalimat mulia tersebut akan memberikan pengaruh yang baik bagi pikiran dan jiwa anak. Ketika orang tua membacakan kalimat adzan ketelinga anak, saat itu pula mereka menyatakan bahwa mereka menyatukan anak mereka dengan kelompok orang-orang yang berbakti kepada Allah SWT.

Pola Asuh Orang Tua
Selama tahun-tahun prasekolah, hubungan dengan orang tua atau pengasuhannya merupakan dasar bagi perkembangan emosional dan sosial anak. Salah satu aspek penting dalam hubungan orang tua dan anak adalah gaya pengasuhan yang diterapkan oleh orang tua.
Studi klasik tentang hubungan orang tua dan anak yang dilakukan oleh Diana Baumrind, 1972 (dalam Lerner & Hultsch, 1983) merekomendasikan tiga tipe pengasuhan yang dikaitkan dengan aspek-aspek yang berbeda dalam tingkah laku sosial anak :
  1. Pengasuhan otoritatif adalah salah satu gaya pengasuhan yang memperlihatkan pengawasan ekstra ketat terhadap tingkah laku anak-anak, tetapi mereka juga bersikap responsif, menghargai dan menghormati pemikirran, perasaan, serta mengikutsertakan anak dalam pengambilan keputusan.
  2. Pengasuhan otoriter adalah suatu gaya pengasuhan yang membatasi dan menuntut anak untuk mengikuti perintah-perintah orang tua.
  3. Pengasuhan permisif adalah gaya pengasuhan dimana orang tua ada yang sangat terlibat dalam kehidupan anak, ada juga yang tidak terlibat sama sekali dalam kehidupan anak. Tetapi orang tua tetap membatasi dan mengendalikan anak, dan orang tua yang tidak terlibat dalam kehidupan anak mereka membiarkan anak mereka sehingga akibatnya anak akan menuntut apapun yang mereka minta.

Setelah kita lihat teori-teori di atas tentang pertumbuhan dan perkembangan anak usia 0-2 tahun dan kita bandingkan dengan realita yang ada pada umumnya memang agak sedikit berbeda. Hal ini bisa dibuktikan dengn penelitian yang dilakukan peneliti pada 27 November 2010 yang lalu, tepatnya di lingkungan tempat tinggal peneliti. Ada beberapa faktor yang menyebabkan perbedaan antara teori perkembangan dengan realita yang ada, di antaranya adalah karena latarbelakang dan pola asuh orang tua yang berbeda pula.
Sebagai contohnya, orang tua yang latar belakangnya sebagai petani. Pada hasil wawancara, mereka mengatakan bahwa memang penting memperhatikan tumbuh kembang anak, tapi untuk catatan yang menulis tentang perkembangan anak tidaklah penting. Bagi mereka, bila anak sudah terlihat sehat dan tidak ada kelainan mereka sudah tenang. Kalaupun anak demam atau sakit ringan mereka cukup memanggilkan dukun pijat anak dan jarang membawanya kedokter. Baru kalau anak sakit parah baru mereka membawamnya kedokter. Pola asuh orang tua juga sangat berpengaruh pada tumbuh kembang anak. Untuk anak usia 0-2 tahun sangatlah penting perhatian terhadap pengasuhan anak. Karena dari sinilah akan berpengaruh terhadap perkembangan anak, terutama pada perkembangan emosional dan spiritualnya. Melalui metode pembiasaanlah yang pada umumnya mereka lakukan terhadap anak. Misalnya apabila anak nakal dan anak dimarahi tentu akan berpengaruh pada psikologisnya. Begitupun dengan perkembangan spiritual, apabila dari kecil anak dibiasakan ikut dalam pengajian maka akan lambat laun spiritual anak akan terbentuk. Lain halnya dengan orang tua yang latarbelakang atau mempunyai pekerjaan yang lebih bagus, seperti guru atau wiraswasta. Mungkin karena mereka sudah mendapat pengetahuan tentang bagaimana cara mengasuh anak yang baik dan benar, mereka akan sangat memperhatikan tmbuh kembang anaknya. Seperti yang dilakukan oleh ibu Nasriatun, sebagai seorang penjahit yang juga sibuk dia masih memperhatikan tumbuh kembang anaknya, mulai dari perkembangan intelektual, spiritual, dan emosionalnya.
Apapun yang dilakukan orang tua untuk anaknya tentu untuk yang terbaik. Penting sekali bagi orang tua untuk memperhatikan tumbuh kembang anak, meski sedang dalam keadaan sibuk atau tidak. Terlebih bagi ibu yang hanya di rumah (sebagai ibu rumah tangga), waktu bersama anak sangatlah banyak, dari situlah seorang ibu harus memperhatikan bagaimana perkembangan anaknya, baik kesehatan fisiknya maupun psikisnya.

  1. KESIMPULAN
Dari pembahasan di atas, dapat ditarik beberapa kesimpulan antara lain :
  1. Perkembangan fisik pada bayi berlangsung secara ekstensif, mulai dari panjang badan bayi saat lahir yaitu 50 cm dan berat badannya 3,4 kg. Pada umumnya memang bayi lahir sesuai dengan berat badan tersebut. Terbukti pada beberapa responden, meski ada beberapa yang berat badannya yang kurang tapi lambat laun badannya akan ideal. Begitupun dengan perkembangan keaktifan jasmaniah bayi, pada bulan pertama sampai kedua belas, hampir semua responden sesuai dengan apa yang dipaparkan pada teori.
  2. Perkembangan kognitif adalah salah satu aspek perkembangan manusia yang berkaitan dengan pengertian (pengetahuan), yaitu semua proses psikologis yang berkaitan dengan bagaimana individu mempelajari dan memahami lingkungannya. Selama masa bayi, kapasitas intelektual atau kognitif seseorang telah memiliki perkembangan. Menurut pandangan kontemporer, perkembangan kognitif pada bayi baru tercapai pada pertengahan tahun kedua, maka para pakar psikologi pemrosesan informasi percaya bahwa perkembangan kognitif, seperti kemampuan dalam memberikan perhatian, menciptakan simbolisasi, meniru, dan kemampuan konseptual, telah dimiliki bayi sejak awal. Pada perkembangan ini, semua responden sudah memenuhi kriteria seperti yang dipaparkan pada teori. Dimana pada usia yang sama, mereka sudah bisa mempelajari lingkungannya dan dapat merespon serta menanggapi lingkungan yang ada di sekitarnya.
  3. Terdapat beberapa perkembangan emosional pada bayi, misalnya kemarahan, kegembiraan, ketakutan rasa ingin tahu dan ingin mengajak orang lain bermain dengannya. Tentu setiap bayi mempunyai perbedaan tingkat emosional, terlihat dari beberapa responden misalnya bagaimana reaksi mereka bila didekati orang yang belum dikenal, cara bermain, bagaimana reaksi mereka bila ditempat gelap, dan sebagainya. Dari sinilah sangat penting bagi orang tua untuk memperhatikan anaknya. Pola pengasuhan sangat berpengaruh terhadap perkembangan emosi anak, sebagai contoh bagaimana orang tua menengani anak yang sedang rewel, meminta mainan yang lebih dari satu dan sebagainya. Apabila orang tua tidak bisa bijaksana dalam menangani hal itu, maka akibatnya akan berpengaruh pada perkembangan anak khususnya pada psikisnya dan kemungkinan besar juga berpengaruh pada perkembangan fisiknya.
  4. Pada perkembangan spiritual, seorang anak yang masih berusia 0-2 tahun belum bisa memahami apa yang merreka dengar, mereka hanya bisa mendengar dan melihat apa yang terjadi didepannya. Dengan pembiasaan yang baik, misalnya dengan mengajaknya mengatakan kalimat takbir, berdoa sebelum makan atau sebelum tidur, dan mengajaknya sholat berjamaah, maka anak akan terbangun spiritualnya sejak kecil. Sayangnya hanya sebagian kecil orang tua dari responden yang sadar akan pentingnya hal itu. Mereka menganggap mereka belum wajib untuk hal itu.
Saran
Pengetahuan tentang cara mengasuh anak sangatlah penting bagi semua orang tua dan calon orang tua. Karena bagaimanapun kita bertanggung jawab atas amanah yang diberikan oleh Allah SWT tersebut. Mendidik anak dengan baik apalagi didasarkan pada ketentuan Islam akan melahirkan generasi yang baik dan bermutu. Meskipun terjadi kesenjangan karena perbedaan latar belakang, seharusnya hal ini tidak menjadi alasan untuk tidak memperhatikan tumbuh kembang anak. Apalagi di usia 0-2 tahun, pada usia ini bisa saja terbentuk karakter anak dari pola asuh orang tua. Maka dari itu, sangatlah penting pengetahuan bagi orang tua cara mendidik anak yang baik, agar pertumbuhan dan perkembangan anak baik fisik maupun psikisnya tumbuh dan berkembang dengan baik dan seimbang.




DAFTAR PUSTAKA
Romlah, 2010, Psikologi Perkembangan, Malang : UMM Press.
Amini, Ibrahim, 2006, Anakmu Amanatnya, Jakarta : Al Huda.
Hurlock, Elisabeth B, 1978, Perkembangan Anak Jilid 2, Jakarta : Erlangga.
Hurlock, Elisabeth B, 1980, Psikologi Perkembangan (Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan) cetakan kelima, Jakarta : Erlangga.
Desmita, 2009, Psikologi Perkembangan, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Daftar Responden
Angket dan wawancara dilaksanakan pada 27 November 2010
No
Nama Responden
Jenis Kelamin
Latar Belakang Orang Tua
Pekerjaan
Pendidikan
1.
Unggul Restu Sauza
Laki-laki
Wiraswasta
SMA
2.
Heppy Dinda EN
Perempuan
Pedagang
SMA
3.
Revanda Danu Agusta
Laki-laki
Guru
D2 dan SD
4.
Miftahul Huda APM
Laki-laki
Tani
SMP dan SD
5.
Miko Cahya Saputra
Laki-laki
Tani
SD semua

1 Desmita, Psikologi perkembangan, Bandung: 2009, hal. 75.
2 Romlah, Psikologi Pendidikan, Malang: 2010, hal. 90.
3 Elisabeth B Harlock, Psikologi Perkembangan (suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan) cetakan kedua, Jakarta : 1980, hal. 2.
4 Ibid, hal. 92.
5 Desmita, opcit, hal. 103.
6 Ibid, hal. 107.
7 Elisabeth B harlock, opcit, hal. 87.

0 komentar:

Posting Komentar