Manusia
dalam kehidupannya diharapkan selalu berbuat baik meskipun
ada juga diantaranya yang berbuat buruk. Perbuatan buruk dalam
Islam dinamakan akhlak tercela (akhlak madzmumah) yang mengandung maksud sikap,
perkataan, dan tingkah laku yang mencerminkan budi pekerti tidak baik dalam
pandangan syariat maupun menurut pandangan manusia. Dampak negatif perilaku
tercela akan tercermin dalam dirinya sendiri dan dapat mempengaruhi bagi orang
lain. Pada pembahasan materi kali ini fokus pada perilaku munafik
Sejarah Nifaq
Dalam sejarahnya Kemunafikan ini
muncul setelah kejadian perang Badar, Dimana Allah memberikan kemenangan kepada
kaum Muslimin dan memuliakan mereka, dan menghinakan orang-orang yang ada di
Madinah dari mereka yang belum masuk Islam, lalu sebagian mereka menampakkan
keislaman mereka Karena takut dan merasa terancam keamanannya, keimanan yang
mereka bangun ini sebatas lahiriyah saja, mereka menampakkan bahwa mereka
adalah bagian kaum Muslimin, padahal mereka pada hakikatnya bukanlah dari kaum
Muslimin.
Abdullah bin Ubay bin Salul terkenal
sebagai tokoh kaum munafik. Dia begitu dengki dan membenci Rasulullah Saw.
karena menganggapnya sebagai penghalang menjadi penguasa di Madinah. Semula
Abdullah bin Ubay direncanakan akan diangkat sebagai tokoh dan penguasa
Madinah, Akan tetapi setelah kedatangan Nabi Muhammad Saw. ke Madinah, pengaruh
Abdullah bin Ubay menjadi sirna. Pada akhirnya Nabi Muhammad Saw justru yang
terpilih menjadi pemimpin Kota Madinah. Karena itulah, Abdullah bin Ubay
menaruh kebencian dan kedengkian terhadap Nabi Muhammad Saw. Abdullah bin Ubay
kemudian masuk Islam, sebagaimana kabilah suku Aus dan kabilah Khazraj lainnya,
setelah Nabi Muhammad Saw. tiba di Madinah. Namun dia hanya berpura-pura
menjadi pengikut Rasulullah Saw., sejatinya dia memendam rasa kebencian dan
permusuhan terhadap Rasulullah Saw. melebihi orang-orang yang memusuhi Nabi.
Abdullah bin Ubay mulai memusuhi Rasulullah Saw. dengan cara-cara yang halus
dan konspiratif. Ia sering menghasut, memfitnah, dan mengadu domba antara satu
sahabat dengan yang lainnya bahkan dengan Nabi Muhammad Saw. sendiri. Di antara
bukti kemunafikan Abdullah bin Ubay adalah:
1. Melakukam
propaganda dan mengajak mundur 300 orang dari pasukan Nabi Muhammad Saw. pada
saat perang Uhud.
2. Menyebar
berita Hoax dengan menyebarkan fitnah keji bahwa Aisyah telah melakukan serong
dengan Shafwan sepulang perang bani Musthaliq,
3. Berkonspirasi
untuk membunuh Nabi Muhammad Saw. dalam Perang Dzatu Riqa,
Sebagai upaya membedakan mereka
dengan kaum muslimin Allah memperlihatkan kondisi-kondisi mereka, dan
menggambarkan mereka dengan sifat-sifat yang membedakan jati diri mereka, agar
kaum Mukminin tidak terperdaya oleh mereka, dan mampu mengendalikan kejahatan
mereka.
يَحْذَرُ ٱلْمُنَٰفِقُونَ أَن
تُنَزَّلَ عَلَيْهِمْ سُورَةٌ تُنَبِّئُهُم بِمَا فِى قُلُوبِهِمْ ۚ قُلِ ٱسْتَهْزِءُوٓا۟
إِنَّ ٱللَّهَ مُخْرِجٌ مَّا تَحْذَرُونَ
Artinya: Orang-orang yang munafik itu
takut akan diturunkan terhadap mereka sesuatu surat yang menerangkan apa yang
tersembunyi dalam hati mereka. Katakanlah kepada mereka: "Teruskanlah
ejekan-ejekanmu (terhadap Allah dan rasul-Nya)". Sesungguhnya Allah akan
menyatakan apa yang kamu takuti itu.
Arti Nifaq
Munafik (المنافق) artinya adalah
orang yang nifaq (النفاق). Nifaq secara bahasa berarti ketidak samaan antara
lahir dan batin. Jika ketidak samaan itu dalam hal keyakinan, hatinya kafir
tetapi mulutnya mengatakan beriman, maka ia termasuk nifaq i'tiqadi.
Kemunafikan sendiri ada dua macam
yaitu nifak i’tiqodi dan nifak ‘amali.
1. Nifak
i’tiqodi maksudnya adalah bentuk nifak dalam hati, di mana seseorang
menampakkan keislaman namun menyembunyikan kekafiran. mengeluarkan seseorang
dari Islam dan kemunafikan seperti ini akan membuat seseorang berada pada dasar
neraka di bawah orang kafir, Yahudi dan Nashrani. Sedangkan nifak ‘amali adalah
bentuk nifak pada jawarih (anggota badan).
Al-Qur’an mengemukakan tentang tiga
tipologi golongan manusia, yang disebutkan secara berurutan pada awal surat
al-Baqarah: 1-20 yaitu golongan orang yang beriman, kufur, dan munafik.
a) Lima
ayat pertama membahas mengenai orang-orang mukmin,
b) kemudian
ayat 6-7 mengenai orang-orang kafir.
c) ayat
8-20 membicarakan mengenai orang-orang munafik.
Dari ketiga kategori ini, kategori
orang-orang munafiq adalah yang paling berbahaya, sebab kelompok ini sangat
sulit dikenali. Mengapa? Karena sebagaimana yang disampaikan Ibnu Katsir dalam
kitabnya ketika menafsirkan Q.S. al- Baqarah/2: 8-9 bahwa orang munafik
perilakunya menipu. Mereka menipu Allah Swt. dan orang-orang yang beriman
dengan cara menampakkan keimanan mereka kepada Allah Swt. dan orang-orang
mukmin melalui ucapan-ucapan bohong agar bisa selamat dari pembunuhan,
perampasan dan penyiksaan di dunia. Padahal perbuatan munafik adalah salah satu
perbuatan yang dibenci Allah Swt. Sebagaimana firman Allah Swt. dalam surat
al-Baqarah ayat: 8 sebagai berikut:
وَمِنَ ٱلنَّاسِ مَن يَقُولُ
ءَامَنَّا بِٱللَّهِ وَبِٱلْيَوْمِ ٱلْءَاخِرِ وَمَا هُم بِمُؤْمِنِينَ
Artinya: “Dan di antara manusia ada
yang berkata, “Kami beriman kepada Allah dan hari akhir,” padahal sesungguhnya
mereka itu bukanlah orang-orang yang beriman”.
Penyakit nifak menimbulkan beberapa
pengaruh buruk yang sangat berbahaya dan membinasakan. Diantaranya adalah:
1. Nifak
ini menyebabkan rasa takut dalam hati. Allah Azza wa Jalla berfirman:
يَحْذَرُ الْمُنَافِقُونَ أَنْ
تُنَزَّلَ عَلَيْهِمْ سُورَةٌ تُنَبِّئُهُمْ بِمَا فِي قُلُوبِهِمْ ۚ قُلِ
اسْتَهْزِئُوا إِنَّ اللَّهَ مُخْرِجٌ مَا تَحْذَرُونَ
Orang-orang yang munafik itu takut
akan diturunkan terhadap mereka sesuatu surat yang menerangkan apa yang
tersembunyi dalam hati mereka. Katakanlah kepada mereka: “Teruskanlah
ejekan-ejekanmu (terhadap Allah dan rasul-Nya).” Sesungguhnya Allah akan menyatakan
apa yang kamu takuti itu. [At-Taubah/9:64]
2. Nifak
akbar mendatangkan laknat Allâh Azza wa Jalla.
وَعَدَ اللَّهُ الْمُنَافِقِينَ
وَالْمُنَافِقَاتِ وَالْكُفَّارَ نَارَ جَهَنَّمَ خَالِدِينَ فِيهَا ۚ هِيَ
حَسْبُهُمْ ۚ وَلَعَنَهُمُ اللَّهُ ۖ وَلَهُمْ عَذَابٌ مُقِيمٌ
Allah mengancam orang-orang munafik
laki-laki dan perempuan dan orang-orang kafir dengan neraka Jahannam, mereka
kekal di dalamnya. Cukuplah neraka itu bagi mereka, dan Allah melaknati mereka,
dan bagi mereka azab yang kekal [At-taubah/9:68]
3. Nifak
ini tidak diampuni Allâh Azza wa Jalla bila pelakunya mati dalam keadaan
tersebut. Karena ia lebih parah dari kufur yang terang-terangan, yang Allah
Azza wa Jalla sebutkan dalam firman-Nya.
إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا وَظَلَمُوا
لَمْ يَكُنِ اللَّهُ لِيَغْفِرَ لَهُمْ وَلَا لِيَهْدِيَهُمْ طَرِيقًا ﴿١٦٨﴾
إِلَّا طَرِيقَ جَهَنَّمَ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا ۚ وَكَانَ ذَٰلِكَ عَلَى
اللَّهِ يَسِيرًا
”Sesungguhnya orang-orang yang kafir
dan melakukan kezaliman, Allah sekali-kali tidak akan mengampuni (dosa) mereka
dan tidak (pula) akan menunjukkan jalan kepada mereka, kecuali jalan ke neraka
Jahannam; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. dan yang demikian itu adalah
mudah bagi Allah [An-Nisa’/4:168-169]
4. Nifak
amali ini menyebabkan pelakunya masuk neraka dan diharamkan atasnya surga.
Allah Azza wa Jalla berfirman.
إِنَّ اللَّهَ جَامِعُ الْمُنَافِقِينَ
وَالْكَافِرِينَ فِي جَهَنَّمَ جَمِيعًا
“Sesungguhnya Allah akan mengumpulkan
semua orang-orang munafik dan orang-orang kafir di dalam Jahannam.”
[An-Nisa’/4:140]
2. Nifaq
amali (perbuatan) yaitu melakukan sesuatu yang merupakan perbuatan
orang-orang munafiq, tetapi masih tetap ada iman di dalam hati. Nifaq jenis ini
tidak mengeluarkannya dari agama, tetapi merupakan perantara (wasilah) kepada
yang demikian. Pelakunya berada dalam iman dan nifaq. Lalu jika perbuatan
nifaqnya banyak, maka akan bisa menjadi sebab terjerumusnya dia ke dalam nifaq
sesungguhnya,
Perilaku munafik dalam Islam
merupakan salah satu perbuatan tercela yang dapat mencelakai orang lain dan
sangat dibenci Allah Swt. Ciri-ciri orang munafik ada 3 menurut Hadis
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِىِّ
- صلى الله عليه وسلم - قَالَ آيَةُ الْمُنَافِقِ ثَلاَثٌ إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ ،
وَإِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ ،
وَإِذَا اؤْتُمِنَ خَانَ
Dari Abu Hurairah, bahwa Nabi SAW
bersabda, "Tanda-tanda orang munafik ada tiga: jika berbicara ia
berbohong, jika berjanji ia mengingkari, dan jika diberi amanah ia
berkhianat"
Hadits ini adalah hadits yang sangat
populer, sekaligus hadits yang sangat penting untuk memperingatkan kita agar
waspada terhadap kemunafikan; jangan sampai penyakit itu menjangkiti kita.
Karena kemunafikan itu masalah hati
yang tersembunyi, maka tidak seorangpun yang bisa memastikan seseorang itu
munafik atau bukan. Bahkan sahabat sekaliber Umar bin Khatab pun tidak
mengetahuinya. Hanya seorang sahabat yang tahu satu per satu orang-orang
munafik di Madinah waktu itu. Dialah Hudzaifah Ibnul Yaman. Hudzaifah
mengetahui siapa orang-orang munafik karena Rasulullah SAW memberitahukan
kepadanya. Itu merupakan salah satu keutamaan Hudzaifah sehingga ia dijuluki
pemegang rahasia Rasulullah.
Meskipun tidak dapat diketahui secara
pasti, kemunafikan bisa diwaspadai dari tanda-tandanya. Dalam hadits ini
Rasulullah SAW menjelaskaskan bahwa tanda-tanda munafik itu ada tiga.
Jika tanda-tanda munafik ini ada pada
seseorang, hendaklah orang itu diwaspadai supaya tidak dijadikan pemimpin bagi
umat Islam. Namun yang lebih penting, dengan memperhatikan tiga tanda-tanda
munafik ini kita mewaspadai diri kita agar jangan sampai kemunafikan hinggap
dalam jiwa.
a. Tanda
Munafik yang Pertama
إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ
jika berbicara ia berbohong
Inilah tanda munafik yang pertama;
gemar berbohong. Semakin sering berbohong, semakin dekat dengan
kemunafikan. Dalam hadits lain
Rasulullah SAW pernah mensifati seorang mukmin. Bahwa mungkin saja seorang mukmin
itu penakut, mungkin saja bakhil, tetapi tidak mungkin seorang mukmin itu
pembohong.
قِيلَ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيَكُونُ الْمُؤْمِنُ جَبَانًا فَقَالَ نَعَمْ
فَقِيلَ لَهُ أَيَكُونُ الْمُؤْمِنُ بَخِيلًا فَقَالَ نَعَمْ فَقِيلَ لَهُ
أَيَكُونُ الْمُؤْمِنُ كَذَّابًا فَقَالَ لَاَ
Ditanyakan kepada Rasulullah Saw:
“Apakah seorang mukmin bisa menjadi penakut?” Beliau menjawab: ‘Ya.” Lalu
ditanya lagi: “Apakah seorang mukmin bisa menjadi bakhil?” Beliau menjawab:
“Ya.” Lalu ditanyakan lagi: “Apakah seorang mukmin bisa menjadi pembohong?”
Beliau menjawab: “Tidak!” (HR. Malik dari Sofwan bin Sulaim dalam Al-Muwatha')
Berbohong dalam berucap merupakan
ciri pertama orang munafik Tentunya dalam hal ini berbohong yang dilakukan
adalah bohong yang dapat merugikan orang lain meskipun hanya untuk bahan
candaan. Perbuatan berbohong seperti ini sifatnya haram. Seperti dalam hadis
عن معاوية بن حيدة رضي الله عنه قال:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : «ويل للذي يحدث فيكذب؛ ليضحك به القوم، ويل
له، ثم ويل له».
Dari Mu'awiyah bin Ḥaidah
-raḍiyallāhu 'anhu- secara marfū', “Celakalah orang yang berbicara lalu
berdusta untuk membuat orang lain tertawa. Celakalah dia, celakalah
dia.” Hadis hasan - Diriwayatkan oleh Tirmidzi
b. Tanda
Munafik yang Kedua
وَإِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ
jika berjanji ia mengingkari
Inilah tanda munafik yang kedua;
gemar mengingkari janji. Semakin sering mengingkari janji, semakin dekat dengan
kemunafikan. Karenanya, berhati-hatilah dengan janji.
Tanda munafik yang kedua ini tidak
lebih mudah dihindari daripada tanda munafik pertama. Sering kali seorang
muslim sudah mampu menjaga agar perkataannya benar, menghindari berbohong,
tetapi ia masih mudah berjanji padahal ia tahu dirinya sulit memenuhi janji
itu. Apalagi jika seseorang menjadi pemimpin; dorongan untuk berjanji biasanya
lebih besar. Maka intensitas memberikan janji semakin besar. Lihatlah praktik
kampanye di zaman sekarang. Bukankah dalam satu pertemuan saja bisa dicatat
sekian banyak janji? Berhati-hatilah.
Oleh karenya Sangatlah penting bagi
kita untuk selalu menjaga lisan, apalagi dalam pengucapan kata janji. Janganlah
mengucap janji apabila kita tahu tidak dapat menepatinya karena janji sama
dengan utang yang harus dibayar atau sumpah yang tak boleh dilanggar.
Sebagaimana Allah Swt berfirman: ً
وَلَا تَقْرَبُوا۟ مَالَ ٱلْيَتِيمِ
إِلَّا بِٱلَّتِى هِىَ أَحْسَنُ حَتَّىٰ يَبْلُغَ أَشُدَّهُۥ ۚ وَأَوْفُوا۟ بِٱلْعَهْدِ
ۖ إِنَّ ٱلْعَهْدَ كَانَ مَسْـُٔولًا
Artinya: Dan janganlah kamu mendekati
harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih baik (bermanfaat) sampai ia
dewasa dan penuhilah janji; sesungguhnya janji itu pasti diminta pertanggungan
jawabnya. (Q.S. Al-Isra’: 34).
c. Tanda
Munafik yang Ketiga
وَإِذَا اؤْتُمِنَ خَانَ
dan jika diberi amanah ia berkhianat
Ini tanda munafik yang ketiga;
mengkhianati amanah. Semakin sering dilakukan, semakin dekat dengan
kemunafikan. Semakin besar amanah yang dikhianati, semakin jelas tanda
kemunafikan. Sekali lagi, meskipun kita tidak bisa memastikan.
Amanah bentuknya bisa bermacam-macam.
Bisa jadi ia adalah pekerjaan atau profesi yang di dalamnya ada kewajiban yang
seharusnya kita penuhi. Bisa jadi ia adalah kepemimpinan yang dipercayakan
kepada kita. Bahkan titipan barang dari orang lain agar kita menjaganya, atau
rahasia dari orang lain agar kita menyimpannya, semua itu termasuk amanah.
Orang yang berkhianat berarti perbuatannya dan ucapannya tidak dapat dipercaya.
Perilaku munafik adalah perbuatan
tercela yang harus dijauhi untuk berusaha menjadi orang yang berperilaku
terpuji dengan selalu berdoa dan bertabiat sehari hari dengan berbuat baik yang
akan menjadi ladang amal kita di kemudian hari. Golongan munafik adalah
segolongan manusia yang menyusup ke tengah barisan orang-orang beriman. Mereka
memiliki banyak topeng palsu untuk melindungi wujud asli mereka demi
menyukseskan misi penghancuran barisan kaum muslimin melalui jalur internal.
Golongan munafik yang berada dalam tubuh umat Islam menyimpan banyak strategi
dan siasat yang begitu licik tanpa peduli halal-haram. mereka adalah mata-mata
yang menyesatkan. Mereka adalah mata orang-orang kafir dan musuh Islam yang
sengaja ditanam.
Maka, marilah kita melakukan
introspeksi diri agar tidak terjerumus dalam kemunafikan. Jika selama ini kita
kurang komit terhadap kejujuran, mudah mengingkari janji atau menganggap remeh
amanah, marilah kita bertaubat dan memperbaiki diri. Juga memohon kepada Allah
Ta’ala agar menjauhkan kita dari kekufuran dan kemunafikan. Hal ini sebagaimana
doa yang diajarkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنَ
الْفَقْرِ وَالْكُفْرِ ، وَالْفُسُوقِ ، وَالشِّقَاقِ ، وَالنِّفَاقِ ،
وَالسُّمْعَةِ ، وَالرِّيَاءِ
“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu
dari kefakiran, kekufuran, kefasikan, kedurhakaan, kemunafikan, sum’ah, dan
riya’.” (HR. Al-Hakim no. 1944, shahih)
Analisis Pemahaman
1. Jelaskan Pengertian Nifaq!
2. Apa perbedaan antara munafiq dan
nifaq?
3. Siapakah tokoh munafiq di madinah
pada zaman Rasulullah
4. Jelaskan pembagian nifaq!
5. Sebutkan dan jelaskan ciri-ciri
orang munafiq!
0 comments:
Posting Komentar