Senin, 20 April 2015

Posted by Rumah Ratu On Senin, April 20, 2015

Manusia dalam kehidupannya diharapkan selalu berbuat baik meskipun ada   juga diantaranya yang berbuat buruk. Perbuatan buruk dalam Islam dinamakan akhlak tercela (akhlak madzmumah) yang mengandung maksud sikap, perkataan, dan tingkah laku yang mencerminkan budi pekerti tidak baik dalam pandangan syariat maupun menurut pandangan manusia. Dampak negatif perilaku tercela akan tercermin dalam dirinya sendiri dan dapat mempengaruhi bagi orang lain. Pada pembahasan materi kali ini fokus pada perilaku munafik

Sejarah Nifaq

Dalam sejarahnya Kemunafikan ini muncul setelah kejadian perang Badar, Dimana Allah memberikan kemenangan kepada kaum Muslimin dan memuliakan mereka, dan menghinakan orang-orang yang ada di Madinah dari mereka yang belum masuk Islam, lalu sebagian mereka menampakkan keislaman mereka Karena takut dan merasa terancam keamanannya, keimanan yang mereka bangun ini sebatas lahiriyah saja, mereka menampakkan bahwa mereka adalah bagian kaum Muslimin, padahal mereka pada hakikatnya bukanlah dari kaum Muslimin.

Abdullah bin Ubay bin Salul terkenal sebagai tokoh kaum munafik. Dia begitu dengki dan membenci Rasulullah Saw. karena menganggapnya sebagai penghalang menjadi penguasa di Madinah. Semula Abdullah bin Ubay direncanakan akan diangkat sebagai tokoh dan penguasa Madinah, Akan tetapi setelah kedatangan Nabi Muhammad Saw. ke Madinah, pengaruh Abdullah bin Ubay menjadi sirna. Pada akhirnya Nabi Muhammad Saw justru yang terpilih menjadi pemimpin Kota Madinah. Karena itulah, Abdullah bin Ubay menaruh kebencian dan kedengkian terhadap Nabi Muhammad Saw. Abdullah bin Ubay kemudian masuk Islam, sebagaimana kabilah suku Aus dan kabilah Khazraj lainnya, setelah Nabi Muhammad Saw. tiba di Madinah. Namun dia hanya berpura-pura menjadi pengikut Rasulullah Saw., sejatinya dia memendam rasa kebencian dan permusuhan terhadap Rasulullah Saw. melebihi orang-orang yang memusuhi Nabi. Abdullah bin Ubay mulai memusuhi Rasulullah Saw. dengan cara-cara yang halus dan konspiratif. Ia sering menghasut, memfitnah, dan mengadu domba antara satu sahabat dengan yang lainnya bahkan dengan Nabi Muhammad Saw. sendiri. Di antara bukti kemunafikan Abdullah bin Ubay adalah:

1.     Melakukam propaganda dan mengajak mundur 300 orang dari pasukan Nabi Muhammad Saw. pada saat perang Uhud.

2.     Menyebar berita Hoax dengan menyebarkan fitnah keji bahwa Aisyah telah melakukan serong dengan Shafwan sepulang perang bani Musthaliq,

3.     Berkonspirasi untuk membunuh Nabi Muhammad Saw. dalam Perang Dzatu Riqa,

Sebagai upaya membedakan mereka dengan kaum muslimin Allah memperlihatkan kondisi-kondisi mereka, dan menggambarkan mereka dengan sifat-sifat yang membedakan jati diri mereka, agar kaum Mukminin tidak terperdaya oleh mereka, dan mampu mengendalikan kejahatan mereka.

يَحْذَرُ ٱلْمُنَٰفِقُونَ أَن تُنَزَّلَ عَلَيْهِمْ سُورَةٌ تُنَبِّئُهُم بِمَا فِى قُلُوبِهِمْ ۚ قُلِ ٱسْتَهْزِءُوٓا۟ إِنَّ ٱللَّهَ مُخْرِجٌ مَّا تَحْذَرُونَ

Artinya: Orang-orang yang munafik itu takut akan diturunkan terhadap mereka sesuatu surat yang menerangkan apa yang tersembunyi dalam hati mereka. Katakanlah kepada mereka: "Teruskanlah ejekan-ejekanmu (terhadap Allah dan rasul-Nya)". Sesungguhnya Allah akan menyatakan apa yang kamu takuti itu.

Arti Nifaq

Munafik (المنافق) artinya adalah orang yang nifaq (النفاق). Nifaq secara bahasa berarti ketidak samaan antara lahir dan batin. Jika ketidak samaan itu dalam hal keyakinan, hatinya kafir tetapi mulutnya mengatakan beriman, maka ia termasuk nifaq i'tiqadi.

Kemunafikan sendiri ada dua macam yaitu nifak i’tiqodi dan nifak ‘amali. 

1.     Nifak i’tiqodi maksudnya adalah bentuk nifak dalam hati, di mana seseorang menampakkan keislaman namun menyembunyikan kekafiran. mengeluarkan seseorang dari Islam dan kemunafikan seperti ini akan membuat seseorang berada pada dasar neraka di bawah orang kafir, Yahudi dan Nashrani. Sedangkan nifak ‘amali adalah bentuk nifak pada jawarih (anggota badan).

Al-Qur’an mengemukakan tentang tiga tipologi golongan manusia, yang disebutkan secara berurutan pada awal surat al-Baqarah: 1-20 yaitu golongan orang yang beriman, kufur, dan munafik.

a)     Lima ayat pertama membahas mengenai orang-orang mukmin,

b)     kemudian ayat 6-7 mengenai orang-orang kafir.

c)      ayat 8-20 membicarakan mengenai orang-orang munafik.

Dari ketiga kategori ini, kategori orang-orang munafiq adalah yang paling berbahaya, sebab kelompok ini sangat sulit dikenali. Mengapa? Karena sebagaimana yang disampaikan Ibnu Katsir dalam kitabnya ketika menafsirkan Q.S. al- Baqarah/2: 8-9 bahwa orang munafik perilakunya menipu. Mereka menipu Allah Swt. dan orang-orang yang beriman dengan cara menampakkan keimanan mereka kepada Allah Swt. dan orang-orang mukmin melalui ucapan-ucapan bohong agar bisa selamat dari pembunuhan, perampasan dan penyiksaan di dunia. Padahal perbuatan munafik adalah salah satu perbuatan yang dibenci Allah Swt. Sebagaimana firman Allah Swt. dalam surat al-Baqarah ayat: 8 sebagai berikut:

وَمِنَ ٱلنَّاسِ مَن يَقُولُ ءَامَنَّا بِٱللَّهِ وَبِٱلْيَوْمِ ٱلْءَاخِرِ وَمَا هُم بِمُؤْمِنِينَ

Artinya: “Dan di antara manusia ada yang berkata, “Kami beriman kepada Allah dan hari akhir,” padahal sesungguhnya mereka itu bukanlah orang-orang yang beriman”.

Penyakit nifak menimbulkan beberapa pengaruh buruk yang sangat berbahaya dan membinasakan. Diantaranya adalah:

1.     Nifak ini menyebabkan rasa takut dalam hati. Allah Azza wa Jalla berfirman:

يَحْذَرُ الْمُنَافِقُونَ أَنْ تُنَزَّلَ عَلَيْهِمْ سُورَةٌ تُنَبِّئُهُمْ بِمَا فِي قُلُوبِهِمْ ۚ قُلِ اسْتَهْزِئُوا إِنَّ اللَّهَ مُخْرِجٌ مَا تَحْذَرُونَ

Orang-orang yang munafik itu takut akan diturunkan terhadap mereka sesuatu surat yang menerangkan apa yang tersembunyi dalam hati mereka. Katakanlah kepada mereka: “Teruskanlah ejekan-ejekanmu (terhadap Allah dan rasul-Nya).” Sesungguhnya Allah akan menyatakan apa yang kamu takuti itu. [At-Taubah/9:64]

2.     Nifak akbar mendatangkan laknat Allâh Azza wa Jalla.

وَعَدَ اللَّهُ الْمُنَافِقِينَ وَالْمُنَافِقَاتِ وَالْكُفَّارَ نَارَ جَهَنَّمَ خَالِدِينَ فِيهَا ۚ هِيَ حَسْبُهُمْ ۚ وَلَعَنَهُمُ اللَّهُ ۖ وَلَهُمْ عَذَابٌ مُقِيمٌ

Allah mengancam orang-orang munafik laki-laki dan perempuan dan orang-orang kafir dengan neraka Jahannam, mereka kekal di dalamnya. Cukuplah neraka itu bagi mereka, dan Allah melaknati mereka, dan bagi mereka azab yang kekal [At-taubah/9:68]

3.     Nifak ini tidak diampuni Allâh Azza wa Jalla bila pelakunya mati dalam keadaan tersebut. Karena ia lebih parah dari kufur yang terang-terangan, yang Allah Azza wa Jalla sebutkan dalam firman-Nya.

إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا وَظَلَمُوا لَمْ يَكُنِ اللَّهُ لِيَغْفِرَ لَهُمْ وَلَا لِيَهْدِيَهُمْ طَرِيقًا ﴿١٦٨﴾ إِلَّا طَرِيقَ جَهَنَّمَ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا ۚ وَكَانَ ذَٰلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرًا

”Sesungguhnya orang-orang yang kafir dan melakukan kezaliman, Allah sekali-kali tidak akan mengampuni (dosa) mereka dan tidak (pula) akan menunjukkan jalan kepada mereka, kecuali jalan ke neraka Jahannam; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. dan yang demikian itu adalah mudah bagi Allah [An-Nisa’/4:168-169]

4.     Nifak amali ini menyebabkan pelakunya masuk neraka dan diharamkan atasnya surga. Allah Azza wa Jalla berfirman.

إِنَّ اللَّهَ جَامِعُ الْمُنَافِقِينَ وَالْكَافِرِينَ فِي جَهَنَّمَ جَمِيعًا

“Sesungguhnya Allah akan mengumpulkan semua orang-orang munafik dan orang-orang kafir di dalam Jahannam.” [An-Nisa’/4:140]

2.     Nifaq amali (perbuatan) yaitu melakukan sesuatu yang merupakan perbuatan orang-orang munafiq, tetapi masih tetap ada iman di dalam hati. Nifaq jenis ini tidak mengeluarkannya dari agama, tetapi merupakan perantara (wasilah) kepada yang demikian. Pelakunya berada dalam iman dan nifaq. Lalu jika perbuatan nifaqnya banyak, maka akan bisa menjadi sebab terjerumusnya dia ke dalam nifaq sesungguhnya,

Perilaku munafik dalam Islam merupakan salah satu perbuatan tercela yang dapat mencelakai orang lain dan sangat dibenci Allah Swt. Ciri-ciri orang munafik ada 3 menurut Hadis

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِىِّ - صلى الله عليه وسلم - قَالَ آيَةُ الْمُنَافِقِ ثَلاَثٌ إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ ،

 وَإِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ ، وَإِذَا اؤْتُمِنَ خَانَ

Dari Abu Hurairah, bahwa Nabi SAW bersabda, "Tanda-tanda orang munafik ada tiga: jika berbicara ia berbohong, jika berjanji ia mengingkari, dan jika diberi amanah ia berkhianat"

Hadits ini adalah hadits yang sangat populer, sekaligus hadits yang sangat penting untuk memperingatkan kita agar waspada terhadap kemunafikan; jangan sampai penyakit itu menjangkiti kita.

Karena kemunafikan itu masalah hati yang tersembunyi, maka tidak seorangpun yang bisa memastikan seseorang itu munafik atau bukan. Bahkan sahabat sekaliber Umar bin Khatab pun tidak mengetahuinya. Hanya seorang sahabat yang tahu satu per satu orang-orang munafik di Madinah waktu itu. Dialah Hudzaifah Ibnul Yaman. Hudzaifah mengetahui siapa orang-orang munafik karena Rasulullah SAW memberitahukan kepadanya. Itu merupakan salah satu keutamaan Hudzaifah sehingga ia dijuluki pemegang rahasia Rasulullah.

Meskipun tidak dapat diketahui secara pasti, kemunafikan bisa diwaspadai dari tanda-tandanya. Dalam hadits ini Rasulullah SAW menjelaskaskan bahwa tanda-tanda munafik itu ada tiga.

Jika tanda-tanda munafik ini ada pada seseorang, hendaklah orang itu diwaspadai supaya tidak dijadikan pemimpin bagi umat Islam. Namun yang lebih penting, dengan memperhatikan tiga tanda-tanda munafik ini kita mewaspadai diri kita agar jangan sampai kemunafikan hinggap dalam jiwa.

a.     Tanda Munafik yang Pertama

إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ

jika berbicara ia berbohong

Inilah tanda munafik yang pertama; gemar berbohong. Semakin sering berbohong, semakin dekat dengan kemunafikan.        Dalam hadits lain Rasulullah SAW pernah mensifati seorang mukmin. Bahwa mungkin saja seorang mukmin itu penakut, mungkin saja bakhil, tetapi tidak mungkin seorang mukmin itu pembohong.

قِيلَ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيَكُونُ الْمُؤْمِنُ جَبَانًا فَقَالَ نَعَمْ فَقِيلَ لَهُ أَيَكُونُ الْمُؤْمِنُ بَخِيلًا فَقَالَ نَعَمْ فَقِيلَ لَهُ أَيَكُونُ الْمُؤْمِنُ كَذَّابًا فَقَالَ لَاَ

Ditanyakan kepada Rasulullah Saw: “Apakah seorang mukmin bisa menjadi penakut?” Beliau menjawab: ‘Ya.” Lalu ditanya lagi: “Apakah seorang mukmin bisa menjadi bakhil?” Beliau menjawab: “Ya.” Lalu ditanyakan lagi: “Apakah seorang mukmin bisa menjadi pembohong?” Beliau menjawab: “Tidak!” (HR. Malik dari Sofwan bin Sulaim dalam Al-Muwatha')

Berbohong dalam berucap merupakan ciri pertama orang munafik Tentunya dalam hal ini berbohong yang dilakukan adalah bohong yang dapat merugikan orang lain meskipun hanya untuk bahan candaan. Perbuatan berbohong seperti ini sifatnya haram. Seperti dalam hadis

عن معاوية بن حيدة رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : «ويل للذي يحدث فيكذب؛ ليضحك به القوم، ويل له، ثم ويل له». 

Dari Mu'awiyah bin Ḥaidah -raḍiyallāhu 'anhu- secara marfū', “Celakalah orang yang berbicara lalu berdusta untuk membuat orang lain tertawa. Celakalah dia, celakalah dia.”  Hadis hasan - Diriwayatkan oleh Tirmidzi

 

b.     Tanda Munafik yang Kedua

وَإِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ

 

jika berjanji ia mengingkari

Inilah tanda munafik yang kedua; gemar mengingkari janji. Semakin sering mengingkari janji, semakin dekat dengan kemunafikan. Karenanya, berhati-hatilah dengan janji.

Tanda munafik yang kedua ini tidak lebih mudah dihindari daripada tanda munafik pertama. Sering kali seorang muslim sudah mampu menjaga agar perkataannya benar, menghindari berbohong, tetapi ia masih mudah berjanji padahal ia tahu dirinya sulit memenuhi janji itu. Apalagi jika seseorang menjadi pemimpin; dorongan untuk berjanji biasanya lebih besar. Maka intensitas memberikan janji semakin besar. Lihatlah praktik kampanye di zaman sekarang. Bukankah dalam satu pertemuan saja bisa dicatat sekian banyak janji? Berhati-hatilah.

Oleh karenya Sangatlah penting bagi kita untuk selalu menjaga lisan, apalagi dalam pengucapan kata janji. Janganlah mengucap janji apabila kita tahu tidak dapat menepatinya karena janji sama dengan utang yang harus dibayar atau sumpah yang tak boleh dilanggar. Sebagaimana Allah Swt berfirman: ً

وَلَا تَقْرَبُوا۟ مَالَ ٱلْيَتِيمِ إِلَّا بِٱلَّتِى هِىَ أَحْسَنُ حَتَّىٰ يَبْلُغَ أَشُدَّهُۥ ۚ وَأَوْفُوا۟ بِٱلْعَهْدِ ۖ إِنَّ ٱلْعَهْدَ كَانَ مَسْـُٔولًا

Artinya: Dan janganlah kamu mendekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih baik (bermanfaat) sampai ia dewasa dan penuhilah janji; sesungguhnya janji itu pasti diminta pertanggungan jawabnya. (Q.S. Al-Isra’: 34).

c.      Tanda Munafik yang Ketiga

وَإِذَا اؤْتُمِنَ خَانَ

dan jika diberi amanah ia berkhianat

Ini tanda munafik yang ketiga; mengkhianati amanah. Semakin sering dilakukan, semakin dekat dengan kemunafikan. Semakin besar amanah yang dikhianati, semakin jelas tanda kemunafikan. Sekali lagi, meskipun kita tidak bisa memastikan.

Amanah bentuknya bisa bermacam-macam. Bisa jadi ia adalah pekerjaan atau profesi yang di dalamnya ada kewajiban yang seharusnya kita penuhi. Bisa jadi ia adalah kepemimpinan yang dipercayakan kepada kita. Bahkan titipan barang dari orang lain agar kita menjaganya, atau rahasia dari orang lain agar kita menyimpannya, semua itu termasuk amanah. Orang yang berkhianat berarti perbuatannya dan ucapannya tidak dapat dipercaya.

Perilaku munafik adalah perbuatan tercela yang harus dijauhi untuk berusaha menjadi orang yang berperilaku terpuji dengan selalu berdoa dan bertabiat sehari hari dengan berbuat baik yang akan menjadi ladang amal kita di kemudian hari. Golongan munafik adalah segolongan manusia yang menyusup ke tengah barisan orang-orang beriman. Mereka memiliki banyak topeng palsu untuk melindungi wujud asli mereka demi menyukseskan misi penghancuran barisan kaum muslimin melalui jalur internal. Golongan munafik yang berada dalam tubuh umat Islam menyimpan banyak strategi dan siasat yang begitu licik tanpa peduli halal-haram. mereka adalah mata-mata yang menyesatkan. Mereka adalah mata orang-orang kafir dan musuh Islam yang sengaja ditanam.

Maka, marilah kita melakukan introspeksi diri agar tidak terjerumus dalam kemunafikan. Jika selama ini kita kurang komit terhadap kejujuran, mudah mengingkari janji atau menganggap remeh amanah, marilah kita bertaubat dan memperbaiki diri. Juga memohon kepada Allah Ta’ala agar menjauhkan kita dari kekufuran dan kemunafikan. Hal ini sebagaimana doa yang diajarkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْفَقْرِ وَالْكُفْرِ ، وَالْفُسُوقِ ، وَالشِّقَاقِ ، وَالنِّفَاقِ ، وَالسُّمْعَةِ ، وَالرِّيَاءِ

“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kefakiran, kekufuran, kefasikan, kedurhakaan, kemunafikan, sum’ah, dan riya’.” (HR. Al-Hakim no. 1944, shahih)

 

Analisis Pemahaman

1. Jelaskan Pengertian Nifaq!

2. Apa perbedaan antara munafiq dan nifaq?

3. Siapakah tokoh munafiq di madinah pada zaman Rasulullah

4. Jelaskan pembagian nifaq!

5. Sebutkan dan jelaskan ciri-ciri orang munafiq!

 


0 comments:

Posting Komentar