Inilah
Indonesia. Sebagai bangsa, Indonesia memiliki banyak keunikan. Letak
geografisnya, menjadikan Indonesia terdiri atas 13.000 gugusan pulau. Setiap
pulau memiliki adat, budaya, bahasa, dan kebiasaan yang berbeda-beda.
Karenanya, Indonesia dikatakan sebagai masyarakat multikultural. Melihat
kondisi tersebut, Indonesia memiliki bermacam-macam kelompok sosial yang
diwujudkan dalam keanekaragaman suku bangsa. Lantas, bagaimanakah kelompok
sosial atau keragaman suku bangsa dalam masyarakat multikultural Indonesia?
A. Faktor Penyebab Multikultural di Indonesia
Merupakan suatu kenyataan yang
tidak bisa ditolak bahwa negara Indonesia terdiri atas berbagai kelompok etnis,
budaya, agama, dan lain-lain. Oleh karena itu, bangsa Indonesia disebut sebagai
masyarakat multikultural yang unik dan rumit. Tahukah kamu apa yang
menyebabkannya?
Pada
dasarnya terdapat banyak faktor yang menyebabkan masyarakat Indonesia menjadi
masyarakat multikultural dan multiras. Faktor-faktor tersebut antara lain:
1.
Faktor Sejarah Indonesia
Di mata dunia, Indonesia adalah
negeri yang kaya dan subur. Segala sesuatu yang diperlukan semua bangsa tumbuh
di Indonesia. Misalnya, palawija dan rempah rempah. Oleh karena itu, Indonesia
menjadi negeri incaran bagi bangsa lain. Sejak tahun 1605 bangsa Indonesia
telah dikunjungi oleh bangsa-bangsa lain yaitu Portugis, Belanda, Inggris,
Cina, India, dan Arab. Kesemua bangsa tersebut datang dengan maksud dan tujuan
masing-masing. Oleh karena itu, mereka tinggal dan menetap dalam jangka waktu
yang lama. Kondisi ini menjadikan Indonesia memiliki struktur ras dan budaya
yang makin beragam.
2.
Faktor Geografis
Apabila dilihat secara
geografisnya Indonesia berada di jalur persilangan transportasi laut yang ramai
dan strategis. Karenanya banyak bangsa-bangsa pedagang singgah ke Indonesia
sekadar untuk berdagang. Bangsa-bangsa tersebut seperti Arab, India, Portugis,
Spanyol, Inggris, Jepang, Korea, Cina, Belanda, Jerman, dan lain-lain. Kesemua
bangsa tersebut mempunyai struktur budaya yang berbeda-beda. Persinggahan ini
mengakibatkan
masuknya
unsur budaya tertentu ke negara Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari masuknya
bahasa Inggris, bahasa Belanda, agama Islam, Nasrani, Konghuchu, Hindu, dan
Buddha
3.
Faktor Bentuk Fisik Indonesia
Apabila
dilihat dari struktur geologinya, bangsa Indonesia terletak di pertemuan tiga
lempeng benua besar. Hal ini menjadikan Indonesia berbentuk negara kepulauan
yang terdiri atas ribuan pulau.
Masing-masing
pulau mempunyai karakteristik fisik sendiri-sendiri. Untuk mempertahankan
hidup, masyarakat di masing-masing pulau mempunyai cara yang berbeda-beda,
sesuai dengan kondisi fisik daerahnya. Oleh karena itu, masing-masing pulau
juga mempunyai perkembangan yang berbeda-beda pula. Teknologi, budaya, seni,
bahasa mereka pun berbeda-beda yang akhirnya membentuk masyarakat
multikultural.
4.
Faktor Perbedaan Struktur Geologi
Sebagaimana
telah diungkapkan di atas bahwa pada dasarya Indonsia terletak di antara tiga
pertemuan lempeng, yaitu lempeng Asia, Australia, dan Pasifik. Kondisi ini
menjadikan Indonesia mempunyai tiga tipe struktur geologi yaitu tipe Asia
dengan struktur geologi Indonesia Barat, tipe peralihan dengan zona geologi
dengan struktur geologi Indonesia Tengah, dan tipe
Australia
dengan struktur geologi Indonesia Timur. Perbedaan inilah yang mengakibatkan
adanya perbedaan ras, suku, jenis flora dan faunanya.
B. Proses Terjadinya Keragaman Suku Bangsa Indonesia
Jika dilihat berdasarkan letak
geografisnya, Indonesia adalah negara kepulauan yang terpisahkan oleh lautan
luas. Kondisi ini menjadikan setiap pulau mengembangkan budayanya
sendiri-sendiri. Akibatnya, Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang
majemuk, dihuni oleh ratusan kelompok suku serta kaya akan bahasa dan
kebudayaan daerah. Secara umum, keragaman Indonesia ditandai oleh kemajemukan
suku bangsa dan bahasa (sekitar 250 dialek), agama (Buddha, Hindu, Islam,
Katolik, Konghucu, Protestan, dan lain-lain), kepercayaan terhadap Tuhan Yang
Maha Esa (sekitar 400 aliran), sistem hukum (nasional, agama, adat, sistem
kekerabatan), serta sistem perkawinan (monogami dan poligami). Kesemua ini
melukiskan kekayaan Indonesia yang tidak ternilai harganya. Keanekaragaman dan
kemajemukan ini tidak lepas dari perjalanan sejarah bangsa Indonesia. Lantas,
bagaimanakah keragaman suku bangsa Indonesia terbentuk? Tentunya proses ini
tidak berjalan secara sederhana, namun melalui proses yang panjang. Mulanya
penghuni pertama Indonesia sekitar 500.000 tahun yang lalu bernama Pithecanthropus
erectus ditemukan di Pulau Jawa dekat
Sungai Bengawan Solo.
Selanjutnya,
tahun 1891 dan 1892 di Desa Trinil ditemukan Homo
soloensis. Homo soloensis dengan
karakteristik yang mirip dengan masyarakat Austromelanosoid telah menjelajah ke
barat (Sumatra) dan timur (Papua). Selama penjelajahan tentunya mereka
memengaruhinya dan terpengaruhi oleh daerah sekitarnya.
Pada masa 3000–500 Sebelum
Masehi, Indonesia telah dihuni oleh penduduk migran submongoloid dari Asia yang
di kemudian hari menikah dengan penduduk Indigenous. Pada 1000 Sebelum Masehi pernikahan
silang masih terjadi dengan penduduk migran Indo-Arian dari Asia Selatan,
subsuku ini dari India. Alhasil, masuknya para pendatang dari India dan menyebarkan
agama Hindu ke seluruh kepulauan. Pada abad XIII, pedagang muslim dari Gujarat
dan Persia mulai mengunjungi Indonesia melakukan perdagangan. Bersamaan dengan
berdagang, penduduk Gujarat dan Arab melakukan penyebaran agama Islam ke
wilayah sekitar. Selanjutnya di tahun 1511, Portugis tiba di Indonesia. Awalnya
kedatangan Portugis bertujuan untuk mencari rempah, namun lambat laun mereka
juga menyebarkan agama Kristen. Serentetan perjalanan sejarah ini menghasilkan
lebih dari lima puluh kelompok suku bangsa di Indonesia tersebar dari Sabang
sampai Merauke yang terdiri atas suku Jawa, Sunda, Minangkabau, Bugis, Batak, Bali,
Ambon, Dayak, Sasak, Aceh, dan lain-lain.
0 comments:
Posting Komentar